Pembangunan Jalan Berhenti, Simpang Top 100 Tiban Kebanjiran  

    spot_img

    Baca juga

    Warga Tempatan Tanjunguncang Seruduk Perusahaan PT MSUN Solar Indonesia 

    BATAM, POSMETRO.CO : Puluhan warga Tanjunguncang, mendatangi kawasan perusahaan...

    BP Batam Gelar Entry Meeting Laporan Keuangan Tahun 2024 Bersama BPK RI

    BATAM, POSMETRO: ⁠Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menggelar Entry...

    Tahun Baru Imlek dan Isra Mi’raj, PLN Batam Sukses Kawal Keandalan Pasokan Listrik

    BATAM, POSMETRO.CO : PT PLN Batam kembali menunjukkan komitmennya,...

    Ekonomi Kepulauan Riau Triwulan IV-2024 Tumbuh 6,94%, Peringkat 3 Nasional Q to Q

    KEPRI, POSMETRO: Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan IV-2024...

    Share

    BATAM, POSMETRO.CO :  Hujan deras disertai angin mengguyur Batam. Sejumlah daerah di Batam terendam banjir, termasuk di jalan Simpang Top 100, Tiban, pada Sabtu (28/10).

    Hanya sekitar 1 jam mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB, jalanan sudah penuh dengan air hujan.

    Drainase yang baru dibangun tak dapat menampung debit air. Akibatnya, pengendara yang melintasi jalan raya banyak yang terperangkap air. Sehingga harus mendorong motor yang mogok di tengah genangan air cukup tinggi.

    Andi, warga Tiban mengatakan, jalan yang semula dua jalur itu, kini dijadikan persimpangan, dan dibangun tahun 2022. Selain dilakukan pelebaran jalan, juga dibangun drainase yang terkoneksi dari sisi kanan dan kiri jalan.

    Hanya saja, sejak dilakukan pembangunan, genangan air semakin tidak tertampung. Saat hujan deras mengguyur sekitar 1 jam, jalan tersebut sudah terendam hingga selutut orang dewasa.

    “Banjir di simpang itu semakin tinggi, padahal drainasenya sudah dibangun dan jalan diperlebar,” ujar Andi.

    Ia pun tak menyangka air akan naik hingga ke trotoar, hingga menggenangi lapak pedagang buah-buahan yang ada di area Tiban Centre.

    “Kalau di seberang kan (Top 100) rukonya agak tinggi, jadi air tidak masuk,” ucapnya.

    Pria ini juga menyanyangkan pembangunan di simpang tersebut yang belum tuntas, karena jalan yang diperlebar hanya di simpang tersebut saja. Sedangkan jalan menuju ke Sei Harapan dan sebaliknya dari Sei Harapan ke arah Tiban tidak diperlebar. Diduga karena pembangunan jalan yang terputus itu, menyebabkan banjir semakin tak terkendali.

    Tambahnya, pembangunan jalan dan drainase dari simpang tersebut ke arah Tiban Indah juga berhenti. Dan jalan hanya disemenisasi.

    “Diperkirakan karena pembangunan jalan dan drainasenya sudah mandeg, tidak diteruskan pelebarannya, maka air hanya tertumpu pada drainase yang baru dibuat itu,” duganya.(waw)