Lelang Terminal Ferry Internasional Batam Centre Diumumkan, PT Sinergy Tharada Beri Tanggapan

    spot_img

    Baca juga

    Warga Tempatan Tanjunguncang Seruduk Perusahaan PT MSUN Solar Indonesia 

    BATAM, POSMETRO.CO : Puluhan warga Tanjunguncang, mendatangi kawasan perusahaan...

    BP Batam Gelar Entry Meeting Laporan Keuangan Tahun 2024 Bersama BPK RI

    BATAM, POSMETRO: ⁠Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) menggelar Entry...

    Tahun Baru Imlek dan Isra Mi’raj, PLN Batam Sukses Kawal Keandalan Pasokan Listrik

    BATAM, POSMETRO.CO : PT PLN Batam kembali menunjukkan komitmennya,...

    Ekonomi Kepulauan Riau Triwulan IV-2024 Tumbuh 6,94%, Peringkat 3 Nasional Q to Q

    KEPRI, POSMETRO: Perekonomian Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan IV-2024...

    Share

    BATAM, POSMETRO.CO : Badan Pengusahaan (BP) Batam secara resmi mengumumkan PT Metro Nusantara Bahari, sebagai pemenang lelang dalam penyediaan infratruktur untuk pembangunan pengoperasian dan pengembangan Terminal Ferry Internasional Batam Centre.

    Lelang pengelolaan Pelabuhan Batam Centre ini telah dimulai sejak 29 April 2024, lalu. Pada tanggal 17 Juli 2024, hasil lelang diumumkan dalam surat hasil pelelangan pemilihan kerja sama Terminal Ferry Internasional Batam Centre Nomor 22/PP.PBC/7/2024.

    Hasil lelang tersebut mendapat tanggapan dari PT Sinergy Tharada yang selama ini sebagai pengelola pelabuhan tidak dilibatkan. Manager Operasional Sinergy Tharada Nika Astaga menyebut sesuai dengan perjanjian kerja sama operasi (KSO) antara Sinergy Tharada dan BP Batam, perjanjian kerja sama akan berakhir pada 1 Agustus mendatang.

    “Awal Agustus, itu berdasarkan KSO bukan berdasarkan prediksi-prediksi. Ngak sesuai dengan KSO perjanjian kita dengan pemberitahuan kemarin,” tegas Nika, Jumat (19/7).

    Nika mengungkapkan, bahwa pihaknya tidak dilibatkan atau diinformasikan mengenai lelang tender pengembangan pelabuhan ini. Sebutnya, PT Sinergy Tharada diminta untuk mengelola bangunan pelabuhan sejak tahun 2002 silam.

    “Kami di sini dimintai bantuan untuk mengelola sejak tahun 2002. Kami adalah pengelola pertama yang merehabilitasi bangunan. Jadi yang tahu persis kondisi pelabuhan itu, hanya kita,”ucapnya lagi.

    Nika juga menyoroti nilai investasi yang dimenangkan oleh PT Metro Nusantara Bahari, yang berbeda jauh dari nilai awal yang dibutuhkan dalam pengembangan pelabuhan, yaitu sebesar Rp3,4 triliun.

    “Informasi yang dibaca di media, pemenangnya dengan nilai investasi Rp81 miliar. Padahal di awal proses lelang, nilai investasi yang dibutuhkan sebesar Rp3,4 triliun. Jadi ada apa sebenarnya di proses lelang ini,” tegasnya.

    Mendekati berakhirnya kontrak kerja tersebut, Nika mengaku belum ada pembahasan dengan BP Batam mengenai mekanisme serah terima pelabuhan.

    “Sampai saat ini belum ada. Kami juga belum tahu bagaimana pengelolaan ke depannya,” ungkapnya.

    Nika menyayangkan sikap BP Batam yang dinilai mengabaikan pengelola yang ada saat ini.

    “Seharusnya hubungan yang mau berakhir ini juga bisa berjalan seperti di awal dulu kerjasama dimulai. Ada yang dibahas, begitu caranya” bebernya.

    Selain persoalan aset, Nika juga menekankan pentingnya menjamin keberlangsungan lalu lintas laut yang melibatkan hubungan internasional.

    “Untuk mengelola pelabuhan internasional ini harus mengantongi ISPS Code atau International Ship and Port Facility Security Code. Pengelola yang baru harus punya ini. Kalau tidak, maka itu ilegal,” imbuhnya.

    Ia menegaskan  bahwa masa transisi seharusnya membuat aktivitas di pelabuhan tetap berjalan seperti biasa.

    “Transisi ini harus dijalankan dengan baik, terlepas dari proses lelang tender yang sudah selesai ini,” sesalnya.

    Sementara, Kepala Biro Humas BP Batam, Ariastuty Sirait, mengungkapkan bahwa PT Metro Nusantara Bahari menawarkan nilai investasi sebesar Rp81,24 miliar. Selain itu, perusahaan ini juga berkomitmen untuk memberikan kontribusi sebesar Rp11 miliar dengan durasi kontrak hingga 25 tahun ke depan.

    Ariastuty juga menambahkan bahwa PT Metro Nusantara Bahari akan berbagi keuntungan dengan BP Batam dari berbagai area operasional pelabuhan. Area tersebut termasuk area hijau, area oranye seperti pendapatan penumpang, parkir, dan sewa/retail.

    “Dengan adanya pengelolaan baru ini, kami berharap pelabuhan dapat dikelola dengan lebih baik, dan memberikan dampak positif bagi semua pihak terkait. Mampu menarik lebih banyak pengunjung dan meningkatkan perekonomian lokal,” harapnya. (hbb)