Jelang PON XXI Aceh-Sumut, Jujitsu Seleksi Wasit Terbaik  

    spot_img

    Baca juga

    Menikmati Matahari Tenggelam dari Dataran Dendang Melayu  

    >>>Dikujungi Wisman Singapura dan Malaysia PANTAI Dendang Melayu merupakan salah...

    Desa Wisata Pengundang, Wisata Unik Daerah Terluar Pulau Bintan  

    COBALAH berkunjung ke Desa Wisata Pengudang. Kementrian pariwisata mencatat,...
    spot_img

    Share

    JAKARTA, POSMETRO.CO : Cabang olahraga beladiri jujitsu terus berbenah menyongsong pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI/2024 Aceh-Sumut.

    Ini kali pertamanya jujitsu dipertandingkan di ajang multievent antar provinsi itu. Salah satu hal yang paling disiapkan adalah dari segi perwasitan. Dimotori oleh Komite Wasit Nasional (KWN), proses penyaringan wasit PON dimulai.

    “SDM wasit merupakan hal paling penting yang diperhatikan dalam sebuah prestasi olahraga,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Jujitsu Indonesia (PBJI) Laksamana Madya TNI (Purn) Desi Albert Mamahit, saat membuka agenda Rapat Kerja Nasional III KWN, Refreshing, Upgrading dan Sertifikasi Wasit Nasional, Jumat (24/5) di Lakespra, Jakarta. Kegiatan tersebut digelar selama tiga hari hingga Minggu (27/5).

    DA Mamahit juga menyebut, PBJI juga terus memompa semangat para praktisi jujitsu untuk sering menggelar kejuaraan.

    Kejuaraan itu digelar mulai dari tingkat daerah sampai tingkat nasional. Nah, dengan banyaknya kejuaraan tentunya juga membutuhkan jumlah wasit yang tak sedikit.

    Ia berpesan kepada KWN untuk terus menggelar sertifikasi, maupun refreshing wasit agar SDM wasit terus meningkat.

    Pembukaan Rakernas di hari pertama itu juga dihadiri oleh Sekjen PBJI, Dr Dedy Triharjanto. Rekernas ini digelar selama dua hari, Jumat (25/5) hingga Sabtu (26/5) siang. Diikuti oleh 16 pengurus KWN.

    “Rakernas ini adalah agenda tahunan kita. Tujuanya menggodok beberapa program. Fokus kita kali ini tentu menyukseskan PON di Sumut,” sebut Ketua Umum KWN Kolonel Kes Dra Yuni Rukmawati AMd Akup MM.

    Selain meningkatkan profesionalisme anggota KWN dalam memimpin pertandingan, agenda Rakernas tersebut juga dilanjutkan dengan Sertifikasi dan Upgrading Wasit, Sabtu (25/5) dan Minggu (26/5).

    “Sekaligus kita juga menyeleksi wasit yang akan ditugaskan pada PON Sumut-Aceh,” kata Yuni.

    Dijelaskan Yuni, KWN sudah menaungi ratusan wasit jujitsu yang menyebar di sejumlah daerah di Indoesia.

    Wasit tersebut terdiri dari Lisensi A, B, dan C. Ia menjelaskan, Lisensi A adalah wasit yang akan ditugaskan untuk kejuaraan tingkat nasional.

    “Termasuk agenda PON ini, wasitnya wajib sudah memegang Lisensi A. Tapi, kita akan seleksi wasit Lisensi A terbaik dari yang terbaik,” katanya.

    Pada agenda Upgrading tersebut ada juga Wasit Lisensi B yang akan naik ke Lisensi A.

    “Mereka yang baru dapat A ini juga punya kesempatan untuk diseleksi,” sebut Perwira menengah RSPAU dr Suhardi Hardjolukito ini.

    Yuni menambahkan, ada 25 peserta yang ikut pada sertifikasi dan upgrading wasit tersebut.

    Selain fokus pada persiapan PON, dalam waktu dekat, 5-7 Juli mendatang, KWN juga punya tugas menyukseskan event kejuaraan jujitsu tingkat Asia Tenggara di Bali.

    Sebagai tuan rumah, KWN juga diminta oleh JJAU (federasi jujitsu tingkat Asia) untuk menyiapkan wasit yang bertugas di ajang tersebut.

    “Tapi nanti JJAU yang memutuskan, siapa-siapa saja wasitnya yang akan memimpin pertandingan di Bali,” katanya.

    Sekjen PBJI, Dr Dedy Triharjanto saat pembukaan Sertifikasi dan Upgrading Wasit Nasional sempat mengulas proses pembentukan KWN dari awal sampai saat ini.

    Dedy mengakui, selama ini KWN telah bekerja keras dalam menyukseskan sejumlah kejuaraan jujitsu di tanah air.

    “Tentunya yang kita tunggu-tunggu, tak lama lagi, jujitsu akan dipertandingkan di PON. Wasit yang nantinya mendapat tugas di PON tersebut, benar-benar adalah wasit yang terbaik,” ujarnya.

    Walau keikutsertaan jujitsu sebagai cabor yang dipertandingkan merupakan kali pertamanya, namun pada PON XX Papua, jujitsu sudah pernah mengikuti ekshibisi.

    “Jadikan juga itu sebagai pengalaman,” imbuhnya.

    Komtek KWN, Tonny Iskandar menjelaskan, saat PON XXI/2024 Aceh-Sumut, September mendatang, jujitsu mempertandingkan dua kategori: Newaza (jiujitsu) dan Fighting System. Dua kategori ini nantinya juga akan dipimpin oleh wasit yang berbeda pula.

    “Artinya, satu wasit itu hanya kita tugaskan untuk memimpin satu kategori saja. Tujuannya nanti agar bisa memimpin pertandingan dengan maksimal,” terang Tonny.

    Hal itu, kata Tonny, karena pada dua kategori ini jelas sangat berbeda. Sekilas, Tonny menjelaskan, Newaza merupakan kategori pertandingan yang tidak mengizinkan adanya pukulan dan tendangan.

    Sedangkan Fighting System atlet bertanding dengan teknik-teknik pukulan dan tendangan terkontrol serta dilanjutkan dengan bantingan dan kuncian.

    “Aba-aba saat memimpin dua kategori ini juga berbeda,” katanya.

    Untuk menyiapkan wasit yang akan ditugaskan pada PON XXI itu, sejalan dengan Rakernas III KWN, maka digelar seleksi untuk memilih wasit terbaik.

    “Tapi, ini baru penyeleksian tahap awal. Belum finish,” tegasnya.

    Seiring dengan itu pula, KWN juga menggelar Sertifikasi dan Upgrading Wasit Nasional Jujitsu untuk Lisensi C, B dan A.

    Nantinya setelah dinyatakan lulus Lisensi C, itu telah menjadi pegangan bagi wasit tersebut untuk memimpin pertandingan di level kabupaten/kota. Sedangkan Lisensi B untuk tingkatan provinsi.

    “Lisensi A merupakan syarat wajib bagi wasit untuk memimpin pertandingan di tingkat nasional,” jelasnya.

    Sebagai Komtek, Tonny menyebut ada empat orang pemateri dan penguji pada agenda tersebut. M Kadafi dan Rozi Juhendra merupakan penguji untuk kategori Newaza/Jiujitsu.

    Sedangkan Jajat Sudrajat dan Dwi Sholehinsyannudin penguji pada Fighting System.

    “Para pemateri dan penguji ini sudah sangat berpengalaman memimpin pertandingan, termasuk juga wasit yang bertugas pada BK PON di Bekasi, tahun lalu,” jelasnya.

    Bahkan, Rozi Juhendra merupakan wasit yang pernah ditugaskan pada Ekshibisi PON XX Papua, 2021 lalu.

    Nah, Tonny menjelaskan, pada Sertfikasi dan Upgrading itu tidak ada jaminan peserta langsung mendapatkan Lisensi.

    “Ya, jika gagal, atau nilainya tak sampai pada ambang batas minimal yang sudah kita tentukan, peserta tersebut terpaksa kita nyatakan tidak lulus,” tegas Tonny.

    Dia juga berpesan, bagi peserta yang lulus tetap makin giat belajar. Perbanyak jam terbang.

    “Harus siap ditugaskan,” imbuhnya. Untuk yang belum berhasil, masih ada kesempatan untuk mengulang pada sertifikasi berikutnya.(chi)