Batam, Posmetro: Polresta Barelang dan Polda Kepri telah melaksanakan pengamanan pengukuran dan pemasangan patok tata batas di kawasan Rempang Eco-City, Kecamatan Galang, Kota Batam. Kamis (7/9/2023).
Kabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad, menghimbau agar masyarakat Kota Batam tidak terprovokasi dengan isu miring dan berita bohong (Hoax) terkait pengukuran yang dilakukan di Kawasan Rempang, Kecamatan Galang, Kota Batam tersebut.
“Hal ini seiring beredarnya informasi terkait tindakan represif tim gabungan yang terdiri dari TNI-Polri, Ditpam BP Batam, dan Satpol PP terhadap masyarakat serta beredarnya informasi dan pemberitaan perihal bayi yang dikabarkan meninggal dunia saat bentrok di Rempang-Galang.” terang Pandra.
Diungkapkannya, jika peristiwa yang sebenarnya terjadi tidak demikian. Masyarakat yang mengatasnamakan warga Rempang terlebih dulu melemparkan batu dan botol kaca ke arah personel keamanan dan memblokade jalan yang akan memasuki wilayah Jembatan 4 Barelang.
Bahkan, sejumlah oknum tak bertanggung jawab juga terus melemparkan batu dan botol kaca meski petugas Kepolisian telah menghimbau melalui pengeras suara agar barisan massa tidak gegabah dalam mengambil tindakan dan melanggar hukum.
“Sat Reskrim Polresta Barelang saat ini telah mengamankan 8 orang laki-laki yang diduga melakukan perlawanan terhadap petugas yang sedang menjalankan tugas pengamanan kegiatan pengukuran dan Pemasangan Patok tapal batas di Kawasan Rempang Eco City – Kecamatan Galang Kota Batam dengan sangkaan Pasal : Pasal 212, 213, 214 K.U.H.Pidana & pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Darurat No 12 Tahun 1951,” jelas Pandra.
Panda memberikan klarifikasi terkait informasi yang beredar tentang seorang bayi yang dikabarkan meninggal dunia selama bentrokan antara warga Rempang dan aparat keamanan. adalah palsu (hoax).
Menurutnya, bayi tersebut masih hidup, bahkan saat aparat keamanan menemukannya, bayi tersebut sedang tertidur pulas diayunan.
Pandra berharap klarifikasi ini akan membantu menghentikan penyebaran informasi palsu yang dapat memicu ketegangan di masyarakat.
Masih kata Pandra, pihaknya mengingatkan masyarakat untuk selalu memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya melalui media sosial dan berharap agar situasi di kawasan tersebut tetap kondusif demi kesuksesan proyek pengembangan Rempang Eco City dan kesejahteraan masyarakat setempat.
Pandra memberikan penjelasan tentang peristiwa saat gas air mata masuk ke dalam sekolah selama terjadinya kericuhan di kawasan Rempang Eco-City, Kecamatan Galang, Kota Batam, bahwa gas air mata yang digunakan untuk mengendalikan situasi selama kericuhan terbawa angin dan masuk ke area sekolah. Pada saat kejadian tersebut, beberapa kelas di sekolah tersebut masih terdapat murid dan guru.
Terhadap situasi ini, Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Kepri segera bertindak cepat dengan membawa murid dan guru yang menjadi korban gas air mata ke RSUD Embung Fatimah Kota Batam untuk mendapatkan perawatan medis.
Informasi terbaru jumlah pasien yang terpengaruh oleh gas air mata tersebut adalah sebanyak 11 orang, terdiri dari 1 orang guru SMP dan 10 murid SMP yang mana saat ini semua korban sudah kembali ke rumah masing-masing.
Dikatakan Pandra, proyek pengembangan rempang eco city masuk dalam daftar program strategis Nasional tahun 2023, yang menjadi fokus pemerintah pusat untuk memajukan kawasan tersebut sebagai mesin ekonomi baru Indonesia dan menciptakan peluang kerja. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kami mengajak kepada masyarakat setempat untuk menjaga ketertiban umum, sehingga pelaksanaan proyek pengembangan rempang eco city dapat berjalan lancar dan sukses. Kerjasama yang baik antara semua pihak yang terlibat adalah kunci utama untuk mencapai tujuan dari pengembangan rempang eco city guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut,” pungkasnya. (ABG)