POSMETRO.CO Bisnis Ekonomi

Civitas Akademika Berperan dalam Governansi Sektor Jasa Keuangan

BATAM, POSMETRO.CO : Civitas akademika sangat berperan, dalam mendorong penguatan governansi dan penegakan integritas sektor jasa keuangan.

Hal ini disampaikan, Sophia Isabella Wattimena, Ketua Dewan Audit Merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Republik Indonesia, dalam OJK Goes to Campus: Penguatan Governansi Sektor Jasa Keuangan” di Politeknik Batam, Selasa (29/8)

“Hari ini untuk mensosialisasikan dan mengedukasi civitas akademika, dan juga stakeholder mengenai upaya peningkatan governance dan integritas di lingkungan OJK, maupun di industri atau sektor jasa keuangan. Diharapkan dengan edukasi atau sosialisasi ini maka semua pihak sudah memahami apa saja yang sudah dilakukan OJK,” kata Sophia

Masih katanya, OJK terus mendorong penguatan government di Industri Jasa Keuangan sebagai bentuk menjaga stabilitas sektor keuangan dan meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian nasional. Dengan upaya-upaya yang telah dilakukan. Sekaligus mendorong dan mendukung OJK di seluruh Indonesia guna peningkatan integritas insan OJK.

“Sosialisasi ini diharapkan bisa ditularkan kepada masyarakat, sehingga bisa tercipta ekosistem yang bersih dan sehat,” imbuh Sophia.

Untuk memperkuat government perlu tiga jalur model, yang bertujuan untuk mewujudkan industri jasa keuangan yang sehat dan berintegritas. Jalur pertama adalah penerapan regulasi oleh pelaku usaha sektor jasa keuangan, antara lain dengan peningkatan kualitas SDM dan fungsi GRC.

Jalur kedua adalah penerapan regulasi oleh lembaga penunjang sektor jasa keuangan, antara lain dengan penguatan proses quality assurance.

Sementara jalur ketiga adalah penerbitan dan evaluasi regulasi oleh regulator dan pengawas, termasuk optimalisasi teknologi dalam supervisi. Menurutnya, penerapan manajemen risiko di sektor jasa keuangan perlu bertransformasi dari compliance-driven menjadi terintegrasi pada proses bisnis organisasi.

Hal ini mengingat manajemen resiko merupakan aspek penting dan esensial tidak hanya hal-hal yang bersifat negatif, namun juga untuk menangkap peluang dan akan efektif jika melekat dalam setiap pengambilan keputusan.

“Apabila manajemen risiko yang terintegrasi dalam proses bisnis organisasi, juga bisa menciptakan dan melindungi nilai organisasi. Sehingga dapat meningkatkan kinerja, mendorong inovasi, dan mendukung pencapaian tujuan organisasi,” terangnya.

Kesempatan inilah yang dimaafkan mahasiswa dengan bertanya seputar OJK, salah satunya pinjaman online yang saat menjamur bauk secara ilegal maupun legal. Dengan syarat-syarat yang dijanjikan sangat mudah. Sehingga ketika tidak bisa membayar mengakibatkan banyak remaja terjerat hutang. Hal ini membuat generasi muda dipandang menjadi generasi yang rawan terdampak risiko negatif pinjol.

Terkait hal ini, beberapa mahasiswa dari Politeknik Negeri Batam (Polibatam) satu Aora mengaku saat ini fenomena fear of missing out (FOMO) memang ada dalam sebagian besar lingkaran pertemanan mereka.

“FOMO itu pasti ada ya, karena setiap orang pasti ada rasa takut ketinggalan jaman. Kalau anak muda, contohnya, kalau nggak punya hape boba (iPhone) pasti rasanya kurang keren gitu,” ujarnya.

Ia mengaku, saat ini belum pernah meminjam uang dari aplikasi pinjol. Namun, dirinya pernah dikirimi pesan singkat dari nomor tak dikenal yang menagih hutang atas nama temannya. Menurutnya, aplikasi pinjol ilegal hampir sama seperti penipuan, dan dapat menjerat korbannya secara lebih agresif.

“Untungnya saya sering diedukasi orang tua agar tidak asal meminjam uang di aplikasi-aplikasi online,” pungkas Aora.(hbb)