BATAM, POSMETRO.CO : Relokasi ribuan warga Rempang Cate dan Sembulang, Kecamatan Galang, Kota Batam akan mempengaruhi tingkat inflasi.
Hal ini dikarenakan, banyaknya lahan petani yang menggantung hidupnya dari bercocok tanam dan beternak.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Adidoyo Prakoso menyampaikan, pengaruh itu lantaran banyaknya jumlah peternak dan petani di Pulau Galang sejauh ini.
Hal ini cukup berpengaruh pada ketersediaan suplai bahan pangan di Batam hingga saat ini.
“Relokasi tentu secara tidak langsung akan mempengaruhi suplai kebutuhan pangan di Batam. Tentunya berkolerasi dengan inflasi,” ujarnya, Senin (28/8).
Adidoyo mengakui, dampak tersebut juga telah menjadi bahan pembahasan BI Kepri bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) lainnya. Bahkan, TPID telah mempersiapkan langkah antisipasi kenaikan angka inflasi jika relokasi itu terjadi.
“Salah satunya, kerja sama antar daerah. Kepri selama ini sudah banyak bekerja sama dengan berbagai daerah. Itu salah satu TPID untuk mengantisipasi inflasi,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala BI Kepri mengungkapkan, tingkat inflasi di Kepri sejauh ini masih dalam tren positif. Bahkan pada catatan terakhir, angka inflasi di Kepri masuk dalam tingkat terbaik nasional.
“Di Mei Juni Juli year to day-nya kita terbaik nasional. Sampai dengan Juni baru 0,89,” ucap Suryono.
Ia menjelaskan, sejauh ini catatan inflasi Kepri khususnya Batam menunjukkan trend positif. Padahal, Kepri bukan daerah penghasil. Suryono menyakini, TPID dapat mengantisipasi prediksi berpengaruhnya inflasi dari relokasi itu.
“Fungsi kerja sama antar daerah di Kepri sangat luar biasa. Terkait Rempang, saya pikir akan diantisipasi. Selama ini kita luar biasa dengan impor dari luar,” ucapnya.
Waktu lalu, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Batam mendesak Pemerintah Kota Batam dan BP Batam, untuk menyiapkan lahan relokasi bagi ribuan petani dan peternak yang ada di kawasan Rempang.
Selain permukiman warga, lahan pertanian juga menjadi korban atas pembangunan eco city yang akan dilaksanakan tahun ini di Rempang.
Selama ini, petani di Rempang cukup berperan dalam mengendalikan inflasi di Batam. Berbagai macam hasil tani selama ini menjadi andalan dalam memenuhi kebutuhan pangan di Batam.
Ketua HKTI Kota Batam, Gunawan Satary mengatakan, ada keresahan yang dirasakan oleh petani, atas rencana relokasi di Rempang. Petani berharap pemerintah tidak mengabaikan keberadaan ribuan petani, dan peternak yang ada di Rempang.
“Selama ini pemerintah ini hanya bicara soal relokasi rumah 45/200 untuk warga. Namun mereka tak menyinggung soal nasib petani yang selama ini juga menggantungkan hidup, dan menginvestasikan uang di pertanian tersebut. Jadi kami juga mohon pemerintah peduli dan memperhatikan petani,” jelasnya.
Ia menyebutkan berbagai hasil pangan dari petani Rempang seperti cabai, jagung, bayam, pisang, kangkung, kacang, jambu, pepaya, semangka, dan hasil tani lainnya.
Petani tidak menolak relokasi, namun juga harus ada lahan relokasi untuk petani dalam melanjutkan usaha bertani mereka.
Selain petani, juga ratusan tenaga kerja yang juga menggantungkan hidup di sektor pertanian Rempang ini.
“Bukan hanya soal relokasi ini, kami juga minta ada ganti untung atas relokasi ini. Karena sudah banyak uang yang kami tanamkan di lahan pertanian ini. Jadi tokoh perhatikan juga nasib kami. Tolong juga diperhatikan soal kerugian yang kami derita sebagai dampak relokasi ini,” imbuhnya. (hbb)