BATAM, POSMETRO.CO : Replika dapur arang dari 6.666 Luti Gendang dan Edukasi Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah di Pulau Terbanyak, memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang digelar di Pesantren An Ni’mah, Kampung Tua Dapur 12, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Jumat (25/8).
Pemecahan rekor “Edukasi CBP Rupiah di Pulau Terbanyak” menunjukkan konsistensi Bank Indonesia Kepri, dalam mengedukasi masyarakat agar lebih memahami uang Rupiah.
Bersinergi dengan Dinas Pendidikan baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, edukasi diselenggarakan secara serentak dan disiarkan dari 120 titik lokasi sekolah di tujuh kabupaten/kota se-Kepri.
Edukasi yang dilaksanakan serentak di hari dan jam yang sama tersebut, ditujukan kepada pelajar tingkat SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB sederajat, termasuk kepada masyarakat sekitar lingkungan Pesantren An Ni’mah, Batam.
Melalui edukasi tersebut, masyarakat diharapkan dapat mengenal Rupiah tidak hanya terbatas sebagai alat pembayaran, namun juga sebagai simbol identitas dan kedaulatan negara yang memuat perjalanan sejarah, keragaman budaya, serta kekayaan bangsa.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri Suryono menyampaikan, bahwa rangkaian program BI Kepri itu merupakan cara untuk mensosialisasikan Rupiah kepada masyarakat di Batam.
“Kampung ini juga sebagai sosialisasi dan edukasi pada masyarakat soal mata uang rupiah. Kenapa harus cinta dan waspada terhadap peredaran uang palsu,” katanya.
Menurutnya, sejauh ini BI Kepri telah menyalurkan uang rupiah ke berbagai pelosok Kepri khususnya pulau-pulau 3 T (Terluar, Terdepan, dan Tertinggal). Dengan capaian dari Rp5 miliar rupiah yang telah beredar di berbagai daerah di Kepri.
“Hingga dengan Juni 2023, kita sudah salurkan lebih dari Rp5 triliun. Bahkan, target kami adalah Rp10 miliar hingga akhir tahun. Agar masyarakat bisa menggunakan mata uang rupiah,” harapnya.
Selain itu, Bank Indonesia Kepri juga meresmikan Kampung Tua Dapur 12 sebagai Kampung Cinta Bangga Paham (CBP Rupiah. Pihaknya juga memfasilitasi penukaran uang lusuh secara periodik kepada masyarakat sekitar yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan.
“Ini bentuk komitmen Bank Indonesia Kepri untuk menyediakan uang layak edar dalam jumlah yang cukup dan pecahan yang sesuai, kepada seluruh masyarakat. Kami juga bersinergi dengan pemerintah daerah dan berbagai pihak akan terus diperkuat untuk menambah rasa Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah di masyarakat,” ucap Suryono.
Tak hanya itu, Bank Indonesia juga menghadirkan perpustakaan serta pos penukaran uang rusak di kampung tersebut yang canangkan sebulan sekali dibuka.
Di lokasi yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Batam Jefridin Hamid turut mengapresiasi program-program dari BI Kepri dengan memberikan edukasi kepada masyarakat yakni Bangga, Cinta, dan Paham terhadap Rupiah.
“Mudah-mudahan masyarakat Indonesia khususnya Batam bisa mendapatkan itu semua sebagaimana progam BI Kepri,” pungkas Jefridin.(hbb)