>>> POSMETRO & PLN Batam Gelar Pelatihan Jurnalistik untuk Pelajar
DUA ruang kelas dijadikan satu. Itu dengan cara membuka pembatas kelas yang serupa rolling door. Bangku dan kursi ditata seperti biasa; selayaknya jejeran meja kelas untuk belajar.
Di depan kelas dipasang backdrop berukuran 3×5 meter. Tertulis, ‘Pelatihan Jurnalistik & Fotografi’. Ada yang beda, memang. Kelas itu disulap jadi ruangan untuk seminar. Pelatihan jurnalistik untuk siswa SMA N 20 Batam. Kegiatan ini ditaja oleh POSMETRO. Didukung oleh PLN Batam.
Puluhan pelajar SMAN 20 Batam, Sabtu (29/7) pagi itu datang dengan semangat berbeda. Mereka sudah menyiapkan segala perlengkapan untuk mencari berita. Tentu saja membawa buku dan pena. Kamera, tak perlu juga berlagak seperti wartawan zaman old. Pegang hape saja sudah cukup. Bisa untuk memotret, video dan juga merekam suara.
“Kegiatan ekstra kurikuler jurnalistik ini sudah masuk tahun kedua,” kata Shifa. Ia siswi kelas XI. Saat ini dipercaya sebagai leader eskul jurnalistik. “Tapi yang datang hari ini, banyak juga yang baru. Mereka siswa kelas X,” jelas Shifa. Wajar saja Shifa dipercaya memimpin kegiatan ini. Komunikasinya bagus. Setiap kalimat yang terlontar, selalu saja diikuti oleh bahasa tubuhnya. Tangannya bergerak lincah, ke atas, ke bawah, samping kanan-kiri setiap berujar. “Total yang ikut ekskul ini ada enam puluh orang,” sebutnya.
Ia mengintruksikan teman-temannya untuk duduk rapi. Semua bangku paling depan diisi terlebih dahulu.
Para peserta Pelatihan Jurnalistik ini duduk tertib sembari menikmati cemilan kotak yang disediakan panitia. Menunggu acara dibuka, dimanfaatkan pula untuk membaca materi pelatihan.
Acara dibuka oleh Haryanto, Direktur POSMETRO Batam. Di samping kiri dan kanan Haryanto, duduk dua pemateri: Rozi Juhendra dan Agus Bagjana. Masing-masing sebagai pemateri ‘Menulis Berita’ dan ‘Fotografi’. Di bangku paling depan, yang disusun berhadapan dengan peserta itu, Tim POSMETRO duduk sejajar dengan Evi Fitriana. Buk Evi ini yang membimbing kegiatan Ekstra kurikuler selama ini.
“Sekarang zaman medsos,” kata Haryanto. “Mungkin tak ada adek-adek di sini yang tak punya medsos.”
Haryanto mengingatkan untuk berhati-hati dalam bermain media sosial. “Tapi, saya yakin dan percaya, adek-adek di sini memanfaatkan medsosnya untuk kegiatan positif. Nah, menulis, contohnya,” kata Haryanto.
Haryanto menyebut, kegiatan Pelatihan Jurnalistik yang didukung oleh PLN Batam ini sebagai bentuk upaya POSMETRO untuk mencerdaskan pelajar.
“Jangan mudah percaya hoaks, informasi atau berita yang tak jelas sumbernya,” pesan Haryanto.
Dengan diadakannya pelatihan jurnalistik ini, diharapkan agar pelajar jaman now lebih makin memahami konteks berita yang benar.
“Carilah berita yang bersumber dari media pers yang dipercaya. POSMETRO, misalnya,” ujarnya.
Berita-berita POSMETRO tak hanya bisa dibaca dalam bentuk koran, tapi juga bisa diakses via posmetro.co. “Jadi wartawan itu tak mudah. Tapi kerja wartawan dilindungi undang-undang,” sebut Haryanto.
Evi Fitriana, dalam sambutannya, sebelum pemateri mengambil alih acara, berpesan pada peserta.
“Jangan sia-siakan kesempatan langka ini. Inilah saatnya kita semua belajar dari ahlinya,” kata Evi. Ia pun menyebut, paling semangat untuk terus belajar.
Evi berharap, setelah kegiatan pelatihan, siswa yang ikut ekskul jurnalistik semakin semangat menulis.
“Kita sudah punya media sekolah. Mari kita isi dengan tulisan-tulisan serta karya-karya tulis yang berkualitas,” ajaknya.
Dalam pelatihan itu, Rozi Juhendra, Pemateri ‘Menulis Berita’ menjelaskan tentang dunia kerja wartawan. Berita harus ditulis berdasarkan fakta. Bukan opini.
Banyak ragam bentuk berita. Banyak pula gaya penulisannya. Setelah menjelaskan bentuk tulisan berita, peserta lebih tertarik untuk menulis dalam gaya feature. “Sepertinya asyik,” kata Khansa, seorang peserta.
Pelajar berkerudung bertubuh mungil ini tertarik dengan profesi wartawan. “Apakah boleh wartawan itu bekerja tanpa terikat pada suatu perusahaan pers?” ia bertanya.
Pertanyaan itu dijawab langsung oleh Pemimpin Redaksi POSMETRO, Nur Syahrullah.
“Syarat wartawan yang dilindungi oleh undang-undang itu, ia harus bekerja di perusahaan pers yang berbadan hukum,” Syahrul berusaha menjawab dengan kalimat yang bisa dimengerti oleh pelajar SMA. Nah, bentuk ikatan kerja wartawan dengan perusahaan pers itu tergantung kebijakan perusahaan pers itu sendiri.
“Bisa saja wartawan itu sebagai karyawan tetap, kontrak atau kontributor,” jelas Syahrul.
Lantaran terbatasnya waktu, pemaparan materi yang disampaikan oleh Rozi dan Agus hanya bersifat teori.
“Untuk prakteknya, silahkan adek-adek menulis. Nanti tulisannya dikirim ke POSMETRO. Nanti diseleksi oleh Bang Oji (Rozi Juhendra) yang memang sebagai redaktur halaman pendidikan. Di halaman ini, kami POSMETRO menyediakan ruang bagi guru dan siswa untuk menulis,” ujar Syahrul.
Syahrul menjelaskan, tulisan bisa berupa berita atau feature kegiatan sekolah, prestasi dll. “Bisa juga berupa cerpen atau puisi,” imbuhnya.(chi)