[22/7 5.03 PM] Pm Habibi: Kegiatan untuk mengkampanyekan konsumsi cabai kering di masyarakat, di Kampus BTP di Tiban Ayu, Sekupang, Sabtu (22/7). Di
Kampanye konsumsi cabai kering sekaligus Pemecahan Rekor MURI “Sajian Sambal Bilis Terbanyak Menggunakan Cabai Kering”. Kegiatan dibuka oleh Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri, Dewi Kumalasari Ansar.
Di bawah arahan Chef Wiliam Wongso, tercatat sejumlah 1.409 porsi sambal bilis berhasil diproduksi oleh mahasiswa dan masyarakat sekitar kampus BTP. Sambal olahan dari tim pamungkas yang terdiri dari Dewi Kumalasari Ansar, Adidoyo Prakoso (Deputi Kepala BI Kepri), Asman Abnur (Ketua Badan Pembina Yayasan Vitka), dan Chef William Wongso menjadi genap 1.409 porsi sambal bilis yang disajikan kepada masyarakat sekitar kampus BTP.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan karena cabai ini salah satu penyumbang inflasi di Kepri,” kata Dewi Kumalasari Ansar.
Kegiatan yang sama di tahun 2022, sambal yang membutuhkan bahan baku bilis seberat 200 kg dan cabai kering tersebut melampaui rekor MURI sebelumnya, yakni 1.035 layah sambal wader dipegang daerah Mojokerto. Pemecahan rekor MURI ini juga menjadi momentum untuk mempromosikan bilis yang merupakan produk ikan tangkap khas Kepri ke tingkat nasional.
Selanjutnya, untuk memperluas kampanye konsumsi cabai kering, Minggu, 23 Juli 2023, bertempat di Atrium Grand Batam Mal, yang diselenggarakan Talk Show “Optimalisasi Konsumsi Cabai Kering untuk Mendukung Pengendalian Inflasi Pangan”. Dilanjutkan Demo Masak Kreasi Cabai Kering oleh Chef William Wongso.
“Pengunjung Grand Batam Mal diberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan pakar kuliner dan gastronomi legenda Indonesia tersebut, sehingga dapat lebih mendalami cara mengolah cabai kering yang tepat agar menghasilkan masakan yang lezat,” kata Adidoyo Prakoso, Deputi Kepala BI Kepri.
Rangkaian kegiatan kampanye konsumsi cabai kering yang diselenggarakan Bank Indonesia Kepri dan BTP merupakan implementasi dari salah satu program unggulan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Dengan peningkatan daya tahan penyimpanan dan nilai tambah (produk olahan). Sebagai informasi, Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 2 (dua) kota di Provinsi Kepri pada Juni 2023 mengalami inflasi sebesar 0,49% (mtm), lebih tinggi dibandingkan IHK bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,26% (mtm).
“Salah satu faktor penyebab inflasi bersumber dari fluktuasi harga komoditas pangan bergejolak, diantaranya cabai,” tambahnya.
Adidoyo menyebutkan, cabai menjadi bumbu masakan yang harus ada pada menu harian sebagian besar masyarakat Indonesia, khususnya Kepri. Hal ini sejalan dengan posisi geografis Kepri yang terletak di wilayah Sumatera sehingga memberikan pengaruh melayu cukup besar pada kuliner Kepri.
Masakan khas melayu dikenal memiliki cita rasa pedas. Seperti, ikan asam pedas, gulai ikan, sambal goreng, dan berbagai jenis masakan lainnya. Ketika pasokan cabai terbatas, harga cabai segar cenderung melonjak sehingga menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Di sisi lain, ketika pasokan cabai melimpah, harga cabai menurun drastis sehingga menimbulkan risiko kerugian pada petani dan berpengaruh pada kesejahteraan petani.
“Penggunaan cabai kering diharapkan mampu merubah pola konsumsi cabai masyarakat. Kegiatan ini mendorong hilirisasi seiring dengan daya tahan cabai kering yang lebih lama sehingga mendukung pemenuhan kebutuhan cabai di masyarakat,” ujarnya.
Ada tiga rangkaian kegiatan yang digelar selama tiga hari mulai dari Lomba Memasak “Masakan Tradisional Indonesia Tanpa Menggunakan Cabai Segar”, lalu Pemecahan Rekor MURI “Sajian Sambal Bilis Terbanyak Menggunakan Cabai Kering”. Dan Talk Show dengan tema “Optimalisasi Konsumsi Cabai Kering untuk Mendukung Pengendalian Inflasi Pangan” dan Demo Masak bersama pakar gastronomi, Chef William Wongso.
“Ketiga kegiatan dimaksud bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat bahwa untuk menghasilkan masakan pedas. Tidak harus selalu menggunakan cabai segar,” katanya lagi. (hbb)