Terkait Limbah Minyak di Pantai Melayu, Nuryanto: Aparat di Pemerintah Harus Meningkatkan Fungsi dan Pengawasan

    spot_img

    Baca juga

    SD Yos Sudarso III Diserang, Guru dan Kepsek Dikeroyok

    BATAM, POSMETRO: Sekolah Dasar Swasta Yos Sudarso III di...

    Triwulan I 2024, Jumlah Penumpang Kapal Pelabuhan Batam Capai 2 Juta Orang

    BATAM, POSMETRO: Sepanjang Triwulan I 2024, Badan Usaha Pelabuhan...

    PWI Kepri Terima Kunjungan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kepri

    >>>Kampanyekan Program Merdeka Belajar TANJUNGPINANG, POSMETRO.CO : Persatuan Wartawan Indonesia...

    Peran Strategis Pabrik Baru, Batam Memperkuat Posisi sebagai Pusat Industri

    BATAM, POSMETRO.CO : Batam terus berkembang sebagai pusat pertumbuhan...

    Persiapan Muhammad Rudi Menuju Pilkada 2024  

    >>>Komunikasi dengan Partai Politik Kepri  BATAM, POSMETRO.CO : Setelah menyatakan...
    spot_img

    Share

    BATAM, POSMETRO.CO: Ketua DPRD Kota Batam Nuryanto meminta pemerintah setempat meningkatkan fungsi dan pengawasannya terhadap lingkungan hidup di sejumlah perairan di Kota Batam. Teguran ini terkait tumpahan minyak telah mengotori pantai Kampung Melayu, Kelurahan Batu Besar, Kecamatan Nongsa, Kota Batam, Rabu (3/5).

    “Kami sebagai wakil rakyat di daerah menyesalkan dan prihatin. Karena ini hampir setiap tahun pasti ada. Bisa jadi dua kali. Nah, harusnya aparat kita di pemerintah lebih meningkatkan fungsi dan pengawasannya. Ini tak boleh terjadi berkali-kali setiap tahun terjadi,” ucap Nuryanto.

    Bahkan, kata Nuryanto, tumpahan limbah minyak yang telah mencemari perairan di Batam yang terjadi setiap tahunnya, menjadi pertanyaan apa penyebabnya. Dan oknum yang bertanggung jawab tidak diketahui sama sekali.

    “Inilah yang belum pernah kita mendengar penyebabnya dari mana sumbernya. Siapa yang bertanggung jawab. Kalau ini, misalkan ini hampir tiap tahun terjadi ini kan seperti ada unsur kesengajaan. Yang menjadi problem kita, tidak pernah tahu ini sumbernya dari mana,” tegas pria disapa Cak Nur itu.

    Peningkatan kinerja ditujukan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) baik Batam dan Kepri, Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), dan instansi terkait lainnya. Untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada sejumlah instansi perkapalan, agar jangan membuang limbah sembarang yang membahayakan habitat laut. Karena kejadiannya ini juga sangat merugikan masyarakat pesisir terutama nelayan.

    “Saya meyakini ini bukan kecelakaan atau bukan tidak sengaja. Tapi ini saya menduga ini ada unsur kesengajaan. Nah, maka pemerintah wajib untuk mengkoordinasikan atau mengkonsolidasikan dengan pemerintah melibatkan instansi terkait atau para penegak hukum. Untuk menyikapi pencemaran-pencemaran ini lebih serius. Segera dicari dari mana sumbernya dan siapa yang harus bertanggung jawab,” tegasnya.

    Tumpahan minyak telah mengotori pantai Kampung Melayu, Kelurahan Batu Besar, Kecamatan Nongsa, Kota Batam.

    Tumpahan minyak tersebut telah mencemari pantai hingga 1,5 kilometer. Dugaan sementara, limbah tersebut sudah merembet hingga ke Bintan. Hal ini disampaikan, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Khusus Batam M.Takwin.

    Ia mengatakan, limbah itu berjenis Marine fuel oil (MFO) atau aspal. Namun, hal itu masih dugaan. Pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih dalam untuk mengetahui jenis limbah tersebut.

    “Penindakannya nanti jelasnya akan kita lakukan. Yang pasti kita temukan dulu sumbernya,” tegasnya.

    Sejumlah, tim gabungan terdiri dari Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kepri, hingga kepolisian, mulai melakukan pembersihan dan segera menyelidikan tumpahan minyak hitam tersebut.

    Air laut di Pantai Kampung Melayu jadi tercemar limbah oli yang menyebabkan air berubah menjadi hitam. Warga Kampung Melayu, Rai mengatakan, kejadian ini baru diketahui masyarakat setempat pada Rabu pagi. Hingga saat ini masih masih banyak masyarakat yang berdatangan ke Pantai Kampung Melayu untuk melihat langsung air laut yang menghitam tersebut.

    “Air laut pantai ini ketumpahan oli. Sekarang juga ramai warga sekitar di pantai untuk lihat kondisinya,” ujar Rai.(hbb)