Tidak ada Yang Tidak Mungkin, Dari keluarga biasa Pria Ini Kini Berpangkat Bintang 2

    spot_img

    Baca juga

    Modena Memperkenalkan Cooker Hood AX Series

    >>> Untuk Pengalaman Memasak Lebih Modern BATAM, POSMETRO.CO : Modena,...

    Kunjungan Kapal ke Pelabuhan Batam Meningkat 9 Persen di Triwulan I Tahun 2024

    BATAM, POSMETRO: Badan Usaha Pelabuhan Badan Pengusahaan (BP) Batam...

    Semarak Nan Meriah, MTQH ke XIII Bintan Resmi Dimulai

    BINTAN, POSMETRO: Musabaqah Tilawatil Qur'an dan Hadits (MTQH) ke...

    Cara Diam Kapolda Kepri dalam Menyalurkan Bantuan 

    BERBUAT diam-diam, diam-diam berbuat. Itulah yang dilakukan Kapolda Kepri...
    spot_img

    Share

    Irjen Pol Djoko Rudi E

    POSMETRO.CO: Namanya Djoko Rudi, pria kelahiran Megelang ini kini di pundaknya tersemat bintang dua. Ia merupakan Perwira Tinggi Polri. Ia juga merupakan Alumni Akademi Kepolisian Angkatan 1991 dalam Batalyon Bhara Daksa .

    Jenderal Polisi yang saat ini berdinas di Lemhannas RI dengan Jabatan Tenaga Utama Pengkaji Hukum dan HAM Lemhannas RI.

    Kisah sang jendral ini penuh dengan Lika liku. Polisi Bintang Dua ini, mempunyai cerita kehidupan yang unik dan menarik di kalangan Kepolisian RI.

    Beliau dilahirkan di lingkungan Militer AD di Magelang Jateng 54 tahun lalu. Awalnya ia bukan bercita-cita menjadi tentara. Tetapi dia milih menjadi Polisi sebagai Profesinya hidupnya, Padahal orang tuanya adalah Seorang TNI dengan Pangkat Kapten.

    Perjalanan hidup Djoko Rudi kecil masa itu hidup dengan keterbatasan dan kesederhanaan ekonomi, berasal dari keluarga sederhana. Meski demikian citanya cukup tinggi. Ia sempat bercita-cita menjadi mahasiswa dalam perguruan tinggi, namun keinginannya kandas saat itu karena keterbatasan biaya dalam keluarga besarnya. Maklum ekonomi keluarganya hidup dalam keterbatasan.

    Kegagalan itu justru menyulut semangatnya untuk tetap menjadi orang yang berguna bagi negara. Saat itulah tekat bulatnya akhirnya beralih profesi dan cita-cita menjadi polisi. Dengan bermodal semangat ia pun ambil bagian mendaftarkan diri dalam seleksi Akabri ditahun1988. Alhasil ia berhasil lolos dan menjadi Taruna Akabri Kepolisian dan lulus Akpol pada tahun 1991 dalam Ikatan Alumni Batalyon Bhara Daksa .

    Dengan bermodalkan semangat dan doa dari orang tua saat itu Djoko Rudi muda yang hidup dalam serba kekurangan, justru menjadikan tekatnya untuk belajar dan berlatih serta berupaya dan berdoa. Hasilnya karirnya terus melesat di korps Bhayangkara. Kini ia menjadikan polisi berpangkat Inspektur Jenderal Polisi. Dibenaknya tersemat kata “Tidak ada yang tidak mungkin, meski dari keluarga biasa” buktinya kini dipundaknya tersemat pangkat bintang dua.

    “Saya tidak punya kampung halaman seperti orang-orang lainnya, karena saya selama hidup berpindah-pindah dari asrama ke asrama yang lain,” cerita Djoko Rudi sambil tertawa mengenang masa lalu kecilnya yang sangat mengenang di jiwanya.

    Salah satunya untuk ke sekolah ia selalu berjalan kaki. Namun sosok Djoko Rudi saat itulah terbentuk menjadi pria yang tangguh.

    “Dulu saya hanya bercita-cita menjadi PNS saja, karena menyadari saya dari keluarga kecil dan tidak punya, berbeda dengan orang orang lain yang mempunyai kekuatan ekonomi dan derajat yang tinggi serta bukan anak pejabat berkelas saat itu,” ketusnya.

    Djoko dalam wawancaranya mengatakan dari awal tidak ada sedikitpun terbesit mimpi menjadi Polisi bahkan menjadi Pejabat di kalangan Polri, karena ia sadar ia berasal dari keturunan dan leluhurnya semua berasal dari kalangan Militer meskipun dalam pangkat yang biasa-biasa .

    Namun takdir menyatakan lain. Berkat doa dan usaha ia mampu mewujudkan mimpi yang dirasakan tidak mungkin itu.

    Masih segar di ingatanya kala itu saat Test Taruna Akabri ditingkat pusat , di Magelang, ternyata ia mendapatkan nilai kelulusan 2 Matra yang baik, yaitu Akademi Angkatan Udara dan Akademi Kepolisian. Hingga akhirnya mendapat panggilan untuk wawancara pemilihan Matra. Saat itulah Djoko memilih Matra Polri (Akademi Kepolisian) sebagai pilihan kariernya.

    “Keluarga saya seluruhnya mendukung dan senang karena satu-satunya anak dari leluhur saya yang menjadi Polri hanya saya, alhasil saya bisa mengajak keluarga besar saya berjiwa sebagai Polisi, memerankan sebahai keluarga besar Polri,” tandas Djoko.

    Menjadi seorang Polisi menurutnya adalah dinamika tugas yang harus diemban dengan baik. Sebagai polisi sudah barang tentu memahami tugas Pokok Polri di lapangan dalam Ranah Operasionalnya yang selalu beririsan dengan permasalahan dan pengambilan keputusan, mana kala permasalahan muncul dan menjadi polemik di Tubuh Institusi Polri.

    “Tugas berat sejatinya akan ringan dihadapi dengan nawaitu. Dari situlah justru menjadikan tantangan bagi kita semua personel Polri untuk terus menjadikan polri lebih baik. Polri adalah Profesi dan merupakan jalan untuk Mengabdi. Maka dari itu bila tidak mau menerima resiko dan takut terkena masalah, jangan jadi Polisi, apalagi jadi pejabat Polri. Polisi dalam ranah UU no 2 th 2002 di nobatkan sebahai Pelindung, pengayom dan pelayan serta penegak Hukum Masyarakat. Kapasitas Polri dalam melaksanakan tugasnya, Polri diberi wewenang diskresi Kepolisian dan bergerak sendiri dengan payung hukum harus dipertanggung jawabkan secara perorangan (Diskresi Kepolisian). Hal itu lah yang menjadi tantangan semua personel Polri dilapangan, manakala mereka ada sandungan dan jeratan hukum atas prilaku dan pelanggaran kewenangan dalam Operasionalnya. Maka mereka harus bertanggung jawab atas tindakan Kepolisian mereka. Saya bangga atas aturan itu semua karena menjadikan polisi harus berani dan berani bertindak dan harus berani bertanggung jawab sesuai amanah UU dan Amanah tuntutan Rakyat sebagai pelayan masyarakat atas konsekwensinya yang termaktub dalam UU, untuk itu Polri dalam bertindak harus sesuai Prosedural, Proporsional serta Profesional,” tegasnya.

    Pengalaman tugas di wilayah yang pernah dialaminya sangat berpengaruh dlm pandangan dan wawasan dalam Sociaty Conflick Control sehingga peran tugas polisi dimasyarakat sangat dirasakan dan bisa dilakukannya dengan baik .

    Dinas dan pengabdian dibeberapa daerah sebahai kebanggaan pengabdian tugasnya melalui Polri baik di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bengkulu, NTB l, Kepri, Bandung dan Pusat-pusat pendidikan sebagai Guru baik di pusdik dan lembaga pendidikan Polri sebagai sarana pengabdian sudah dilakukan serta menjadikan berkah dan sebagai saran ibadah.

    “Semoga kita semua tetap dalam lindungannya serta amanah dalam tugas mengawal dan menjaga Negara ini sesuai ranah aturan dan UU yang telah diberikan oleh negara kepada institusi kita,” tutup Djoko Rudi.(ria/**)

    Berikut perjalanan karir Irjen Polisi Djoko Rudi:

    • Dik Sepimen Polri tahun 2006
    • Kabag Dalpres Ropers Polda Kepri tahun 2007
    • Kabag Binkar Ropers Polda Kepri 2007
    • Kapolres Karimun Polda Kepri tahun 2008
    • Kapolres Tanjungpinang Tahun 2010
    • Selem Pudsik Lantas Lemdikpol tahun 2010
    • Dirlantas Polda NTB tahun 2011
    • Dirlantas Polda Jabar tahun 2014
    • Diklemhanas RI tahun 2015
    • Analis Den Wal Pir Korlantas tahun 2016
    • Kasubdit Ditgakkum Korlantas Polri tahun 2017
    • Kabid Bin Gadik Sespim Polri tahun 2018
    • Dirikan Sosbud dan Demografi Lemhanas RI tahun 2019
    • Tenaga Pengkajian Utama Lemhanas RI tahun 2022