POSMETRO.CO Metro Kepri Batam

Siapkan Program Pengentasan Kemiskinan

Rapat koordinasi pengentasan kemiskinan di Kota Batam, Rabu (11/1) di Kantor Walikota Batam, Batamcentre.(ist)

BATAM, POSMETRO.CO: Tercatat angka kemiskinan di Kota Batam kurang lebih 65.882 orang. Data terbaru bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Batam.

Menyikapi jumlah tersebut, Ketua Pengentasan Kemiskinan Kota Batam Amsakar Achmad mengatakan, Pemko Batam telah menyiapkan program untuk meminimalisir dan mengentaskan kemiskinan di Batam. Pertama, pihaknya akan memastikan 65.882 ini ada kesesuaian by name-by address (Sesuai nama-alamat).

“Warga miskin yang terdaftar tersebut dipastikan terakomodir, dengan program pengentasan kemiskinan yang sudah dibuat,” kata Amsakar, Rabu (11/1).

Ia menegaskan, selama satu tahun ke depan tugasnya memastikan warga kurang mampu ini bisa meningkat taraf hidupnya dan keluar dari data miskin. Sebutnya, ada pertambahan kurang lebih tiga ribu orang selama pandemi melanda dari tahun 2020-2022.

“Penambahan tersebut karena adanya penurunan ekonomi dan sektor informal karena Covid-19,” jelas Wakil Walikota Batam itu.

Masih kata Amsakar, beberapa program pengentasan kemiskinan yang sudah disiapkan berupa Kartu Indonesia Pintar (KIP) bagi yang ingin sekolah dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk pengobatan. Berikutnya ada program bedah rumah, bantuan sembako, beasiswa, jaminan persalinan, hingga Jamkesda.

“Ini program yang terintegrasi. Dan tahun ini kalau data 65.882 tersebut sudah valid, mereka akan dapat program ini. Pemko Batam memastikan hal ini, agar tahun depan angka kemiskinan bisa berkurang dari upaya yang kami lakukan ini,” tegasnya.

Amsakar menyebutkan tahun 2022 lalu ada pergerakan angka kemiskinan di Batam. Ia mengungkapkan hal tersebut tidak lepas dari serangan Covid-19. Berdasarkan data terakhir tahun 2018 lalu angka kemiskinan Batam berada di angka 66.951 orang, tahun 2019 angka kemiskinan turun ke angka 53.716 orang, tahun 2020 angka kemiskinan 56.828 orang.

Sementara tahun 2021 angka kemiskinan naik ke angka 62.119 orang, dan tahun ini bertambah menjadi 68.882 orang. Artinya terjadi kenaikan kurang lebih 3 ribu lebih.

Amsakar menjelaskan kenaikan angka kemiskinan ini juga dipicu indikator atau parameter yang juga berubah. Seseorang dikatakan miskin apabila penghasilan dalam satu bulan hanya Rp738 ribu. Standar atau parameter ini setiap tahun juga mengalami kenaikan.

“Sehingga turut berdampak pada data orang miskin di Batam. Karena memang semua berubah. Batam dengan biaya hidup yang tinggi, dan kebutuhan juga terus mengalami perubahan harga,” ujarnya.

Amsakar menyebutkan, tujuan dari rapat tadi untuk memastikan angka kemiskinan valid. Selain itu, warga miskin juga mendapatkan manfaat dari program pengentasan kemiskinan di Batam.

“Satu data dan terpusat. Sehingga satu keluarga bisa merasakan manfaat yang berbeda-beda. Ini sesuai dengan kebutuhan yang mereka butuhkan dalam pengendalian kemiskinan,” pungkas Amsakar. (hbb)