Ribuan Pelanggan Menjerit Suplai Air Bersih Terhenti, Perumda Tirta Mulia Karimun Turut Akui Merugi

    spot_img

    Baca juga

    Bentrok Berdarah di Kos-kosan Bengkong Indah

    BATAM, POSMETRO: Tersinggung dituduh selingkuh dengan pacar temannya, Satria...

    Ansar Melepas Jalan Santai Ilunisda Tanjungpinang

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad yang...

    Gubernur Ansar dan Alumni SMAN 2 Tanjungpinang Rayakan Persaudaraan di Reuni Akbar

    KEPRI, POSMETRO: Ikatan Alumni SMAN 2 Tanjungpinang (ILUNISDA) menggelar...
    spot_img

    Share

    Pengerjaan Proyek Revitalisasi Pipa milik Perumda Tirta Mulia Karimun di Kecamatan Meral. (Foto-dok Perumda Tirta Karimun)

    KARIMUN, POSMETRO.CO: Lebih dari tiga pekan, suplai air bersih dari Perumda Tirta Mulia Karimun (TMK) terhenti. Ribuan pelanggan pun menjerit. Bukan hanya warga yang menjerit, perusahaan plat merah ini pun mengaku merugi akibat turunnya produksi.

    Terhentinya suplai air bersih ini diketahui terjadi di jaringan yang mencakup wilayah Kecamatan Meral dan Kecamatan Tebing. Diketahui terhentinya suplai air bersih ke masyarakat ini akibat terjadinya kebocoran pipa besar di beberapa titik di dua kecamatan tersebut.

    Direktur Perumda Tirta Mulia Karimun, Herry Budhiarto ST yang dikonfirmasi POSMETRO, Jumat (23/12) menyatakan gangguan pasokan air bersih ke konsumen ini akibat terjadinya kebocoran pipa di dua wilayah tersebut.

    “Total ada 5 titik yang mengalami kebocoran dan sudah dilakukan revitalisasi, kelimanya 3 berada di wilayah Kecamatan Meral dan 2 berada di kecamatan Tebing. Saat ini 2 titik sudah selesai di perbaiki yakni di wilayah Kecamatan Meral. tinggal 3 titik lagi yakni 1 di wilayah Kecamatan Meral dan 2 di Kecamatan Tebing,” ucap Herry.

    Dilanjutkan Herry, akibat kebocoran ini, suplai air ke pelanggan di dua wilayah itu terhenti. Ia mengaku sampai saat ini keluhan pelanggan sudah sering diterimanya.

    “Untuk saat ini suplai di dua wilayah itu terhenti. Sebenarnya untuk wilayah yang masuk dalam jaringan Kecamatan Meral, Kamis (24/12) sudah mulai teraliri. Namun ternyata diketahui terjadi kembali kebocoran di pipa yang baru di perbaiki kembali. Sehingga aliran air kembali di matikan, Sehingga harus kembali terhenti ke pelanggan. Kita juga terus berupaya dan turun langsung agar dapat terselesaikan dengan cepat. Udah banyak warga yang komplain terkait hal ini,” tambah Herry.

    Herry juga mengaku bukan hanya warga yang merasa dirugikan akibat terhentinya aliran air. Namun pihak Perumda Tirta Mulia Karimun juga harus merugi.

    “Kami juga alami kerugian, diantaranya akibat ini, banyak air yang terbuang, kemudian produksi kami pun harus menurun. Bayangkan saja di Kecamatan Meral saja ada 3 sampai 4 ribuan pelanggan dengan jumlah 2100 kubik suplai air perharinya. Bisa dikalikan berapa lama terhentinya suplai air, berapa kerugian yang dialami Perumda,” terangnya.

    Terkait kapan aliran air dapat berjalan kembali ke pelanggan, Herry belum dapat memastikan. Pasalnya tergantung kecepatan penyelesaian pengerjaan proyek tersebut.

    “Untuk itu meski ini pengerjaan proyek, namun kita ikut andil turun ke lokasi pengerjaan agar dapat memaksimalkan pengerjaan dengan cepat,” tegasnya lagi.

    Sementara sejumlah pelanggan mengaku kecewa. Pasalnya terhentinya air bersih dari Perumda Tirta Mulia Karimun ini berdampak pada aktifitas masyarakat. Apalagi waktu terhentinya sudah cukup lama.

    Adi salah seorang warga mengaku kesal. Pasalnya dengan terhentinya air yang cukup lama ini membuat pengeluaran semakin bertambah. Belum lagi air yang merupakan kebutuhan dasar membuat aktifitas di rumahnya harus berantakan.

    “Mandi pun tak bisa lagi, belum yang lain lagi. Sementara kita bergantung pada pasokan air dari Perumda Tirta Mulia Karimun, ini udah sangat meresahkan, kalau pun toh sedang dikerjakan. Kenapa sampai berulang bocornya di lokasi yang sama. Artinya pengerjaan proyek itu terkenal asal-asalan,” kesalnya.

    Untuk itu ia meminta agar pihak Perumda, Pemerintah untuk ikut peduli akan masalah ini. Pasalnya ribuan pelanggan yang harus menderita akibat terhentinya pasokan air bersih ini.

    “Sepertinya pengerjaan proyek itu bukan diserahkan pada ahlinya, akibatnya ya seperti ini, sekarang masyarakat di rugikan,” ketusnya lagi.

    Kekecewaan juga datang dari Ani warga Meral. Ia mengaku kecewa dengan pelayanan Perumda Tirta Mulia Karimun. Apalagi sebagai ibu rumah tangga air merupakan kebutuhan penting.

    “Mau nyuci tak bisa, mau mandi susah, belum lagi kebutuhan anak, Pak Bupati tolonglah perhatikan ini. Kalau jawabanya ada air lori, halo pak. Air lori susah kalau kondisi seperti ini. Semua warga rebutan mendapatkan air dari jasa pemilik lori air ini, pesan pagi bisa datang lusa loh pak, kasian neh kami lah,” tegasnya lagi.(ria)