Warga Geram, Truk Pengangkut Tanah Dihadang

    spot_img

    Baca juga

    Gubernur Ansar Buka MTQ ke XVI Tingkat Kabupaten Karimun

    KEPRI, POSMETRO: Disambut meriah oleh ribuan masyarakat, Gubenur Kepulauan...

    Dewi Ansar Hadiri Halalbihalal di Kijang

    KEPRI, POSMETRO: Ketua Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Provinsi...

    Pertemuan Hangat Gubernur Kepri dan Pangkogabwilhan I di Momen Idul Fitri

    KEPRI, POSMETRO: Dalam suasana yang penuh keakraban, Gubernur Kepulauan...
    spot_img

    Share

    Ceceran tanah dari ban truk mengakibatkan jalan becek dan berdebu.

    BATAM, POSMETRO.CO : Warga geram, pasalnya jalan di komplek perumahan mereka berdebu. Tak sanggup lagi, akhirnya mobil truk proyek yang sering mengangkut tanah langsung distop warga, Rabu (16/11) sore

    “Kami hadang karena debu dan jalan rusak hancur dibuat truk proyek pengangkut tanah itu,” ujar Ketua RT 004 Perumahan Suka Maju, Sagulung, Tembesi, Dedi Manurung.

    Ia mengatakan, akses jalan ini menuju  3 perumahan, yakni Taman Anugerah, Suka maju, dan Rosinton Raya. Selama truk beraktifitas, jalan semakin rusak parah dan berlubang. Bahkan debu selalu beterbangan karena ceceran tanah dari ban mobil proyek.

    “Kami jelas terganggu, debu dari ban truk menyebabkan batuk batuk dan gangguan pernapasan,” ucapnya, Kamis (17/11).

    Dedi mengaku, warganya sudah resah dan berang atas ulah pengembang, yang tiap hari kendaraannya lalu lalang mengangkut tanah. Sementara jalan dibiarkan begitu saja berlumpur tanah, serta menimbulkan debu berterbangan.

    “Parahnya lagi, jika hujan turun jalan tersebut menimbulkan becek parah bahkan ada yang terjatuh saat melintas dari jalan tersebut,” imbuhnya.

    Dedi melanjutkan, pada intinya warga senang ada pembangunan di seputaran komplek mereka. Akan tetapi pihak pengembang harus memperhatikan kenyamanan masyarakat sekitar.

    “Masyarakat juga menyuarakan agar jalan tersebut diperbaiki. Sebab jalan itu rusak parah dikarenakan mobil proyek yang lewat dari jalan tersebut,” tuturnya.

    Terakhirnya, Dedi menyampaikan jika pun beraktifitas, maka harus dibuat jam kerjanya. Contohnya mulai jam 9 pagi hingga jam 4 sore. Soalnya jika sudah sore hari anak-anak atau pekerja sudah pada pulang, jadi sangat menggangu aktivitas warga setempat.

    “Sudah pernah ada korban jiwa hingga sampai meninggal dunia, kami tidak ingin hal itu terulang kembali,” pungkasnya.

    Melalui penyetopan truk ini, warga berharap kepada pemerintah setempat maupun pemerintah kota Batam, supaya betul-betul memperhatikan jalan tersebut. Bahkan petugas harus menegur para pengembang, yang bandel yang menghiraukan kenyamanan masyarakat setempat. (jho)