Ketua Komisi II DPRD Kepri: Harus Ada Pelabuhan Ekspor

    spot_img

    Baca juga

    Jadi Tersangka, Pj Walikota Tanjungpinang, Terancam Hukuman 8 Tahun Penjara

    BINTAN, POSMETRO: Ditetapkannya Penjabat Walikota Tanjungpinang, Hasan, sebagai tersangka,...

    KONI Kepri Siapkan Atletnya Menuju PON Aceh-Sumut

    KEPRI, POSMETRO: Pelaksanaan PON Aceh-Sumut akan dilangsungkan dari 8-20...

    3 Buaya Terpantau Tim Gabungan Saat Penyisiran Sungai

    BATAM, POSMETRO.CO : Tim gabungan Polri, TNI, Balai Konservasi...

    Selama Mudik Lebaran, Bandara Internasional Batam Layani 1.741 Penerbangan

    BATAM, POSMETRO.CO : PT Bandara Internasional Batam (BIB) mencatat...

    Progres Rempang Eco-City, BP Batam: Listrik dan Air Sudah Mulai Masuk

    BATAM, POSMETRO: Progres pengerjaan bangunan empat rumah contoh untuk...
    spot_img

    Share

    KEPRI, PM: Pemerintahan Provinsi Kepri harus sigap menangkap peluang. Saat pemerintah pusat memutuskan untuk menjadikan kepri sebagai hub ekspor Indonesia bagian barat. Artinya di Kepri sudah harus ada pelabuhan ekspor.

    Hal inilah yang ditekankan oleh DPRD Kepri terhadap Pemprov Kepri. Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Wahyu Wahyudin meminta Pemprov membangun pelabuhan ekspor mulai tahun mendatang.

    “Pusat sudah berencana menjadikan Kepri sebagai hub ekspor,” katanya, Jumat (18/11). Dia berharap pemerintah Kepri sudah bisa mulai menyediakan sarana pendukung. “Salah satunya pelabuhan ekspor.”

    Bahkan Wahyu berpendapat lokasi yang bisa dijadikan pelabuhan ekspor ini berada di FTZ Bintan. Dan tentunya dikelola pula oleh Badan Pengusahan Bintan. “Saya kira pelabuhan itu layak dibangun di Bintan,” ujarnya.

    Politisi PKS ini juga menjelaskan, saat ini, banyak eksportir mengeluhkan tarif peti kemas yang sangat mahal.

    Dikatakan Wahyu, tarif peti kemas di Kepri, 20 feet Rp80 juta. Menurutnya, berkali-kali lipat dari Pulau Jawa yang hanya Rp30 juta.

    “Para investor sering mengeluhkan mahalnya tarif peti kemas, kata mereka, dua kali lipat dari Pulau Jawa yang hanya Rp30 juta,” terangnya.

    Wahyu optimis, pembangunan pelabuhan ekspor dan tarif peti kemas yang murah akan meningkatkan minat investor dan membuka lapangan kerja baru.

    “Saya kira pak Gubernur juga semangat membangun pelabuhan ekspor ini karena potensi pendapatan tidak akan kurang dari Rp1 triliun per tahun,” pungkasnya.(*)