Batam Tuan Rumah Kejurnas Kickboxing

    spot_img

    Baca juga

    spot_img

    Share

    Wasit Rozi Juhendra memimpin sparring untuk menyeleksi atlet terbaik Kickboxing Kepri.

    >>> Target Juara Umum, Seleksi Atlet Terbaik Kepri

    BATAM, POSMETRO.CO : Ratusan orang memadati Mall Botania 2 (MB2) Batam. Konsentrasi terpusat di sebuah ring kickboxing yang sudah terpasang di dalam mall. Sabtu (10/9) digelar seleksi atlet terbaik Kickboxing Kepri.

    Lebih dari 80 atlet mendaftaran dalam berbagai kelas. Mereka ingin lolos dan jadi atlet terbaik, yang akan mewakili Kepri untuk Kejurnas Kickboxing Indonesia (KBI) yang akan digelar bulan depan.

    “Seleksi ini digelar terbuka. Makanya kami dari Spider Batam, khususnya Dojo Kenacha ingin berpartisipasi untuk mengharumkan nama Kepri,” sebut Danang, seorang atlet yang mendaftar pada kategori ring sport.

    Danang tak sendiri. Ia juga mengajak teman-teman satu dojo dan teman-teman sepermainannya untuk datang mendukung. Bahkan, event ini juga menjadi daya tarik bagi keluarga besar Danang untuk hadir ke lokasi laga.

    Hal serupa juga diungkapkan oleh Sukardi, pelatih Camp Vitka. “Semoga atlet yang kami turunkan bisa berprestasi untuk Kepri,” ujarnya.

    Laga pertama dimulai. Laga full power itu menjadi perhatian pengunjung mall. Ring kickboxing sengaja dipasang di dalam mall, lantai dua, agar suguhan menarik itu bisa juga dinikmati oleh pengunjung mall dan masyarakat Kepri.

    “Saya sengaja datang ke sini hanya untuk menonton kickboxing ini. Memang, saya bawa keluarga, sekalian jalan-jalan,” ujar Syahril, seorang pengunjung mall.

    Jual-beli pukulan dan tendangan terjadi di dalam ring. Dalam laga kategori Ring Sport itu, atlet diizinkan memukul dan menendang dengan kekuatan penuh.

    Namun, untuk beberapa kategori, ada beberapa bagian tubuh yang dilarang untuk ditendang maupun dipukul.

    “Untuk kategori Ring Sport, ada dua kategori yang kita mainkan: full contact dan low kick,” jelas Yakop Sutjipto, Ketua Harian KBI Kepri.

    Yakop menyebut, sebenarnya ada satu kategori Ring Sport lagi, yakni kategori K1. Namun, kategori tertinggi pada laga KBI ini tidak dipertandingkan. “Olahraga prestasi ini lebih mengutamakan keselamatan atlet,” tegas Yakop.

    Pun begitu, dua kategori Ring Sport, full contact dan low kick, itu sebenarnya juga sudah termasuk olahraga keras. Full contact, misalnya, atlet boleh memukul dan menendang dengan kekuatan penuh.

    Hanya saja, sasarannya adalah pinggang ke atas. Untuk kategori low kick, atlet boleh menendang dari paha ke atas. Karena waktu seleksi tergolong mepet dengan pelaksanaan Kejurnas, Yakop juga memutuskan atlet untuk memakai pelindung badan.

    Yakop mengatakan, seleksi ini dengan sebutan ‘Open Sparring’ atlet terbaik Kepri. “Sengaja kami buat terbuka, agar atlet-atlet terbaik dari banyak camp dan dojo di Kepri bisa ambil bagian,” ujarnya.

    Sepanjang laga yang digelar seharian itu, banyak tamu undangan yang datang ke panggung yang sudah disiapkan panitia. Yakop juga menyaksikan dan memantau laga atlet dari atas panggung.

    Sparring dipimpin dua wasit bersertifikasi KBI: Rikardo dan Rozi Juhendra. Saat laga berlangsung, masing-masing atlet terlihat menunjukan kemampuan terbaiknya. Seperti halnya pada laga ketiga. Atlet dari sudut biru aktif menyerang. Memang begitulah kickboxing.

    Atraktif. Tapi, tak mudah mendapatkan poin. Pukulan dan tendangan dinilai ada poin saat masuk bersih pada sasaran yang dilegalkan. Itu pun harus full power. Walau terlihat aktif melayangkan pukulan, namun hanya satu-dua pukulan telak dari atlet sudut biru yang bersarang di wajah lawan. Ia pun kehabisan energi.

    Kesempatan ini terbaca oleh atlet dari sudut merah. Gantian, kini merah yang lebih agresif. Tendangannya tepat ke arah perut lawan. Atlet dari sudut biru terhempas di atas matras.

    Wasit menghitung. Hanya sampai delapan hitungan. Atlet dari sudut biru menyatakan masih sanggup melanjutkan pertandingan. Hingga bel berbunyi, atlet dari sudut biru lebih banyak melakukan kesalahan dengan menangkap tendangan-tendangan lawan.

    “Aturan dalam kickboxing, atlet tidak boleh menangkap tendangan lawan,” jelas Rikardo di sela-sela jam istirahatnya.

    Hari itu, ia bergantian dengan rekannya, Rozi Juhendra, untuk memimpin jalannya sparring.

    “Pukulan atau tendangan yang dinilai, memang harus bersih masuk dan bertenaga,” jelas Rikardo. Pelatih dari camp beladiri D’Red ini berharap, agar atlet-atlet Kickboxing Kepri segera memahami aturan pertandingan.

    Dia tak memungkiri, masih ada atlet yang abai dengan serangan lawan. “Hanya fokus menyerang. Pukulannya bagus, bertenaga. Tapi mengabaikan pertahanan,” imbuhnya.

    Salah satu contoh, ada atlet yang memang tahan pukul dan tendang. Namun atlet tersebut lebih fokus menyerang dengan kombinasi jab, strike, hook dan uppercut. Ia sangat terlihat ingin membuat lawannya KO dengan strategi pukulan itu.

    “Tapi atlet ini mengabaikan, ada tendangan lawan yang berbuah poin,” jelas Rikardo. Dan, atlet tersebut seolah tidak mengetahui, bahwa pukulan keras yang disasarkan kepada badan dan kepala lawan pun masih bisa diblok dengan sempurna.

    Semua partai selesai pada pukul sembilan malam. Nama-nama atlet yang lolos diumumkan oleh Yakop Sutjipto. Ada 20 atlet yang lolos. Mereka berasal dari berbagai camp di Kepri.

    “Untuk atlet yang lolos, kita TC di ring ini,” kata Yakop. Pemusatan latihan itu digelar enam hari seminggu.

    “Waktu kita untuk Kejurnas sudah makin dekat,” ujar pemilik Batam Fighter Club (BFC) Academy ini.

    Yakop menjelaskan, KBI sudah memutuskan Batam sebagai tuan rumah Kejurnas KBI IV. Digelar di MB2 pada tanggal 7-9 Oktober 2022 mendatang.

    “Gubernur Kepri sangat mendukung event ini. Kegiatan ini juga menjadi momentum untuk menggeliatkan kunjungan orang untuk datang ke Batam,” jelas Yakop.

    Sebagai tuan rumah, kata Yakop, KBI Kepri tentu punya target juara umum. Sebelum Open Sparring itu, Yakop mengaku juga sudah menyiapkan sejumlah atlet dari beberapa camp yang masuk dalam pembinaan KBI Kepri.(chi)