Sunarto Poniman, Setelah Terpilih jadi Ketua PP Kepri

    spot_img

    Baca juga

    BP Batam Peduli, Ribuan Paket Sembako dan Santunan Anak Yatim Disalurkan

    BATAM, POSMETRO: Sucinya bulan Ramadhan 1445 H/2024 M menjadi...

    Gubernur Buka Puasa Bersama Para Pimpinan OPD, FKPD dan Instansi Vertikal Kepri

    KEPRI, POSMETRO: Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menggelar acara berbuka...

    Ansar Serukan Istiqomah di Penghujung Ramadan dan Muliakan Al-Qur’an

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad melanjutkan...
    spot_img

    Share

    BATAM, PM: Sunarto Poniman, lega. Ia terpilih jadi Ketua Pemuda Pancasila (PP) Kepri. Sandingan nya, Neko Wesha Pawelloy, legowo. Tapi, Poniman tidak ingin sendirian. Dia mengajak Neko Wesha Pawelloy tetap bergandengan tangan membesarkan organisasi PP yang ada di Kepri. Dipenyerahan keputusan tersebut didampingi oleh Ketua SC Muswil IV PP kepri dan juga sekretaris sidang Pleno Dr. Fadlan, S.H.,M.H.

    Pesannya satu lagi kepada seluruh anggota PP: agar bersatu. Kontestasi sudah selesai. Diharap tak ada lagi yang berkelompok-kelompok.

    “Untuk saudaraku Neko mari bersama kita bergandengan tangan untuk membesarkan organisasi PP,” ajaknya usai menerima keputusan dari MPN atas musyawarah wilayah IV yag berlangsung di BCC Hotel Batam, Kepri, Rabu (29/6). Memang hari itu, Majelis Pimpinan Nasional (MPN) menetapkan keputusan terkait hasil dari pleno tersebut, Poniman menahkodai Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) PP Kepri periode 2022-2027.

    Poniman berharap tak ada lagi yang terpecah-pecah. PP merupakan organisasi tertua ketiga di Indonesia. Katanya mari satukan tekad untuk kemajuan organisasi. Program kerja yang akan dibentuk bisa bermanfaat bagi anggota PP dan masyarakat Kepri. Salah satu program kerja yang akan disusunnya: menciptakan iklim usaha di bidang kemaritiman di seluruh kabupaten kota di Kepri.

    “Kita akan gandeng Pemprov Kepri
    membentuk tempat pelelangan ikan,” singgungnya. Kenapa seperti itu? “Karena selama ini ikan kita diambil, tapi kita tak menikmati hasil nya. Kita hanya ikan sisa-sisanya saja, ikan yang berkualitas serta gizi yang bagus diekspor ke luar negeri, itupun ada yang menggunakan jalur tak resmi,” jelasnya.

    Poniman mengakui, kelemahan di Kepri, banyak penyelundupan atau jalur transportasi laut yang mengekspor hasil laut tanpa punya legal standing yang benar. “Nah ini harusnya yang kita berdayakan. Jika sudah ada tempat pelelangan ikan maka seluruh nelayan wajib menjual ikan di tempat pelelangan ikan baru nanti disortir mana yang ke pabrik, ekspor dan lainnya,” katanya.

    Menurutnya, satu tempat pelelangan ikan bisa menyerap sampai 5 ribu tenaga kerja. Poniman mencontohkan yang di Pontianak. Tempat pelelangan ikan di situ digandengkan dengan pabrik pengelolaan dan pengalengan ikan. Yang mengelola masyarakat melalui koperasi. “Karena PP ini tidak berbisnis, dia nirlaba masuk pemberdayaan masyarakat, tapi unit usaha nya kan ada seperti koperasi dan lainnya. Kita akan bentuk simultan dan tetap menunggu arahan majelis nasional,” imbuhnya.

    Selaku pengurus wilayah di Kepri, pihaknya akan berusaha meningkatkan ekonomi anggota. Katanya minimal anggota dulu yang sejahtera lewat unit usaha yang dibangun. “Baik unit nelayan, kube, transportasi laut dan lainnya,” harapnya. Lanjut dia, terutama komoditas rumput laut yang selama ini sudah diekspor ke Jepang dan China.

    “Masak kita nggak bisa menangkap itu. Kita baru bicara sumber daya alam belum lagi bicara sumber daya mineral yang luar biasa. Ke depan kita akan coba sinkronisasikan dengan pemerintah daerah,” katanya. Selain itu, lanjut Poniman, MPC masing-masing kabupaten kota sudah ada dan punya kewenangan tersendiri. “Misal apa yang menjadi program MPC Batam itu akan menjadi program MPW dan MPN,” sebutnya.

    Terkait amanat Muswil selama 6 bulan harus 100 persen konsolidasi, serta target KTA, sebenarnya Poniman ingin ini sedari awal. Bukan diujung. “Pesan Sekjen kemarin itu kita konsolidasi nya jangan pas Muscab, ribet bangat, karena kita terdiri dari pulau pulau,” terangnya. “Kalau bisa konsolidasi di awal sampai ke tingkat basis atau anak ranting dan turun langsung mengawasi konsolidasi ini benar-benar terpenuhi baik dari target nasional maupun provinsi,” kata dia lagi.

    Lanjut Poniman, termasuk registrasi KTA (kartu tanda anggota). Diakuinya kalau target nasional tak banyak tapi target MPW bisa lebih banyak dari target nasional. “Menjelang tahun 2024 ini kita targetkan 100 ribu KTA harus dapat. Sekarang baru sekitar 30 ribuan,” timpalnya. Selain itu, dua sekretariat yang ada nantinya di Tanjungpinang dan Batam: bisa digunakan. Untuk rapat keorganisasian kini sudah ada teknologi canggih lewat zoom meeting. “Artinya bentuk surat menyurat hari ini ada di Kota Tanjungpinang, untuk pelaksanaan teknis kegiatan bisa di Batam,” timpalnya.

    Sementara, terkait sikap politik PP saat ini dia tidak ingin bicara terlalu jauh. Yang penting tugasnya dalam 6 bulan konsolidasi, dan tidak menghayal yang tinggi-tinggi dulu. “Artinya jika konsolidasi, KTA dan program sudah jalan yang lain pasti bakal ngikut. Otomotis nyari kita. Kalau KTA 100 ribu, PP pasti dicari,” sebutnya.

    PJS Sekretaris MPC PP Kota Batam, Anwar Saleh mengatakan, pada saat sidang pleno, pihaknya meminta ketua sidang menunjukkan kedua biodata kandidat. Setelah ditunjukkan ternyata salah satu kandidat belum memenuhi aturan mendasar organisasi yaitu mengikuti diklat kaderisasi. “Jadi kami meminta kepada ketua sidang pleno untuk mempertimbangkan bagi ketua yang terpilih harus mengikuti aturan dasar organisasi,” kata Anwar.

    Setelah mendengar masukan dari MPC, akhirnya berujung dead lock. Setelah itu, ketua sidang pleno menyampaikan persoalan tersebut dan MPN akhirnya mengambil alih persoalan tersebut. Setelah dipertimbangkan, akhirnya MPN mengambil keputusan dan melalui Ketua OKK MPN PP, Gunung Hutapea yang membacakan surat keputusan tersebut. Terpilihlah satu kandidat yaitu, Sunarto Poniman.(cnk)