Harbourfront Singapura Dibuka, Disbudpar Batam Siapkan Penyambutan

    spot_img

    Baca juga

    85 Persen Unit Apartemen Balmoral Sukses terjual di Opus Bay

    >>>Kawasan Terintegrasi Pertama di Kota Batam        INVESTASI...

    Perusahaan Manufaktur Asal Tiongkok Berencana Kembangkan Usaha di Batam

    BATAM, POSMETRO: Sebanyak 30 pimpinan perusahaan manufaktur asal Negeri...

    Kepala BP Batam: Industri Digital Jadi Mesin Penggerak Ekonomi Baru

    BATAM, POSMETRO: Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park...
    spot_img

    Share

    Suasana Pelabuhan Internasional Batam.(foto-hbb)

    BATAM, POSMETRO.CO: Pelabuhan utama Habourfront Singapura ini dijadwalkan buka kembali pada 15 Juni 2022. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Kota Batam Ardiwinata, Selasa (14/6).

    “Iya besok ada jadwal dari Pelabuhan Habourfront menuju Pelabuhan Ferry Batamcentre,” ujar Ardi.

    Kata Ardi, pihaknya sangat antusias menyambut dibukanya kembali Pelabuhan Harbourfront Singapura, tentunya untuk mendongkrak kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Batam. Dalam penyambutan wisman yang datang ke Batam. Kegiatan tersebut akan diwarnai dengan penampilan musik Melayu.

    “Rencananya, akan ada sedikit penyambutan untuk penumpang dari Pelabuhan Habourfront. Kita akan tampilkan musik Melayu sebagai cara memuliakan tamu dalam hal ini menyambut kedatangan wisman ke Batam,” kata Ardi.

    Bukanya pelabuhan utama Singapura, pihaknya mengambil langkah cepat dengan menggelar Rapat Koordinasi bersama CIQP (Bea dan Cukai, Imigrasi, Karantina, serta Syahbandar) dan pengelola pelabuhan, Jumat (10/6) lalu.

    Dalam rapat tersebut, ada beberapa catatan penting terkait persiapan pembukaan (Re-Opening) Pelabuhan Harbourfront Singapura, di antaranya antisipasi lonjakan jumlah penumpang Batam-Singapura dan sebaliknya karena dibukanya kembali rute Harbourfront ke seluruh terminal Ferry Internasional di Batam, dengan jadwal yang lebih padat dibandingkan dengan sekarang yang hanya dari pelabuhan Tanah Merah Singapura.

    Kemudian, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) dipandang perlu untuk segera menambah jumlah personil. Terutama di front line yang terhubung untuk memproses QR Scan sekaligus membantu wisatawan mengakses aplikasi PeduliLindungi.

    “Karena tidak semua wisatawan mengerti dengan aplikasi PeduliLindungi,” jelas Ardi.

    Selain itu, kebersihan disekitar lokasi pelabuhan juga perlu menjadi perhatian untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan. Pihaknya juga menyoroti terkait jadwal keberangkatan ferry dari Malaysia ke Batam atau sebaliknya yang tidak tepat waktu.

    Ada beberapa usulan, yakni Visa on Arrival (VOA) ditiadakan dan digantikan dengan bebas visa kunjungan (BVK) atau Visa Exemption dan Visa Exemption diusulkan tidak terbatas kepada wisatawan dari sembilan negara Asean saja, akan tetapi menyeluruh 169 negara. Sebagaimana dilakukan pemerintah RI sebelum pandemi Covid-19. (hbb)