POSMETRO.CO Metro Kepri Lingga

Siap-siap, Dentuman Bedil Akan Penuhi Langit Kota Daik Lingga di Malam Likuran

Kegembiraan anak-anak saat memainkan meriam bambu.

LINGGA, POSMETRO.CO : Memeriahkan malam likuran pada bulan Ramadhan tahun 2022 ini, pemuda Kabupaten Lingga akan adakan lomba permainan tradisional anak Melayu Lingga, lomba bedil dengan tema “Dentum Ramadhan” pada tanggal 27 hingga 29 April di Lapangan Hang Tuah, Daik Lingga.

Sudah lama tidak terdengar dentuman khas bedil atau meriam bambu di perkotaan Daik. Biasanya membahana selama bulan Ramadhan.

Rasa kerinduan itu, memunculkan kembali permainan tradisional tersebut, lewat perlombaan ini dan mengajak masyarakat Kabupaten Lingga bersaing membunyikan bedilnya dan mewarnai indahnya bulan suci ini.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepri, Buralimar menyambut baik event ini.  Menurutnya permainan khas anak-anak Melayu tersebut bagian dari semaraknya Bulan Ramadhan.

Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun kerap memainkan meriam bambu jelang berbuka puasa.

Sudah lama tidak terdengar, yang dulunya ada saat menjelang berbuka puasa atau usai salat tarawih. Kini lebih seringnya mendengar suara petasan.

“Semoga lewat perlombaan ini bisa melestarikan permainan anak-anak Melayu saat bulan Ramadhan. Ya inilah warna-warni kemeriahan dari tradisi kita. Sekaligus mempererat silaturahmi masyarakat,” terangnya.

Ketua Pelaksana, Rustam Efffendi menerangkan, kegiatan ini dalam rangka  mengangkat kearifan lokal dan melestarikan tradisi pada bulan Ramadhan dan menampung kreatifitas yang dilakukan masyarakat Lingga itu sendiri.

Juga sebagai wujud syukur dan kegembiraan, karena telah berhasil menunaikan ibadah puasa selama bulan Ramadhan.

“Dentum Ramadhan ini sekaligus untuk memeriahkan rangkaian pintu gerbang pelita, pada malam tujuh likur. Kita laksanakan bersama masyarakat Lingga dengan beberapa ketentuan yang dicantum pada flyer Dentum Ramadhan,” ujarnya.

Event tersebut juga akan disejalankan oleh rekan-rekan GenPi Lingga memasang pelita, atau lampu minyak yang telah menjadi budaya malam likuran di sepanjang jalan.

Rustam mengatakan, perlombaan dibuka dengan kuota 64 tim. Satu tim terdiri dari tiga orang. Masing-masing tim menyiapkan bedil bambu dengan ukuran minimal 1,5 meter, dan memiliki keamanan serta tiang pancang tegaknya.

Lomba ini tidak memperbolehkan menggunakan karbet, murni menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Dilaksanakan pada pukul 21.00 WIB sampai dengan pukul 23.00 WIB, setelah salat tarawih.

“Usia minimal 15 tahun, untuk mengikuti lomba dan lomba ini menggunakan sistem gugur. Malam pertama 32 tim yang akan ditandingkan dan diambil delapan tim untuk ke malam finalnya. Begitu juga malam kedua,” jelas Rustam.

Rustam menambahkan, malam final bertepatan dengan malam 7 likur, malam 27  Ramadhan yang akan mengadu 8 tim dari group A dan 8 tim dari group B. Juara  akan ditentukan pada malam final tersebut.

“Juri yang menilai ada dari LAM Kabupaten Lingga, Dinas Pariwisata, Dinas  Kebudayaan dan tokoh masyarakat.” tandasnya.***