Warga Marina Keluhkan Banyaknya Truk Pengangkut Tanah yang Lewati Jalan

    spot_img

    Baca juga

    Jadi Tersangka, Pj Walikota Tanjungpinang, Terancam Hukuman 8 Tahun Penjara

    BINTAN, POSMETRO: Ditetapkannya Penjabat Walikota Tanjungpinang, Hasan, sebagai tersangka,...

    KONI Kepri Siapkan Atletnya Menuju PON Aceh-Sumut

    KEPRI, POSMETRO: Pelaksanaan PON Aceh-Sumut akan dilangsungkan dari 8-20...

    3 Buaya Terpantau Tim Gabungan Saat Penyisiran Sungai

    BATAM, POSMETRO.CO : Tim gabungan Polri, TNI, Balai Konservasi...

    Selama Mudik Lebaran, Bandara Internasional Batam Layani 1.741 Penerbangan

    BATAM, POSMETRO.CO : PT Bandara Internasional Batam (BIB) mencatat...

    Progres Rempang Eco-City, BP Batam: Listrik dan Air Sudah Mulai Masuk

    BATAM, POSMETRO: Progres pengerjaan bangunan empat rumah contoh untuk...
    spot_img

    Share

    Terlihat truk pengangkut tanah yang melintasi jalan.

    BATAM, POSMETRO.CO :  Warga Marina, Tanjung Riau, Sekupang pernah menghentikan aktifivas truk pengangkut tanah. Hal tersebut lantaran warga merasa terganggu karena banyak debu. Bahkan aktifitas truk sudah merusak jalan utama.

    Namun kini warga kembali mengeluh. Pasalnya, aktifitas kendaraan proyek pengangkut tanah semakin padat.

    Truk-truk ini akan mengangkut tanah dari lokasi pemotongan bukit di Kelurahan Tanjunguncang, Batuaji untuk ditimbun ke lokasi rawa-rawa dan hutan bakau di Marina.

    “Ini jadi keluhan serius warga dan pengguna jalan yang dilalui kendaraan proyek. Padahal jalan Marina baru diperbaiki pada tahun 2020 lalu,” ucap Leo, warga Marina.

    Leo mengatakan, aktifitas truk proyek harus ditindak lanjuti oleh instansi pemerintah terkait, sehingga kegiatan truk pengangkut tanah tidak berdampak dengan akses jalan utama.

    “Jalan Marina sudah bagus, tapi sekarang rusak lagi. Tak ada tindakan sama sekali dengan truk pengangkut tanah ini, padahal sangat berdampak,” ungkap Leo.

    Senada di sampaikan, Tohap. Warga Marina ini menyebut, supir truk sering ugal-ugalan. Mirisnya lagi, truk yang digunakan untuk mengangkut tanah tidak menggunakan terpal(penutup), sehingga tanah berjatuhan ke jalan aspal

    “Kalau melintas di belakang truk, pasti makan debu. Terkadang tanah akan berjatuhan ke jalan aspal,” ujar Tohap.

    Tohap melanjutkan, kegiatan proyek pematangan lahan ini sepertinya tidak memiliki prosedur. Untuk itu ia berharap agar Dinas Lingkungan Hidup turun mengawasi aktifitas kendaraan proyek pengangkut tanah ataupun cut and fill lahan tersebut.

    “Bisa jadi belum ada izin cut and fill nya, jadi DLH harusnya turun cek ke lokasi demi kenyamanan warga,” pungkasnya.

    Pantauan di lapangan, truk ini akan  melintasi jalan utama Brigjen Katamso melalui depan Mapolsek Batuaji kemudian ke jalan Marina. Jalan yang dilalui kendaraan proyek ini dalam kondisi rusak. (jho)