Kakek 70 Tahun Dimakan Buaya di Batam

    spot_img

    Baca juga

    Jaksa Batam Ajari Camat dan Lurah di Batuaji Cara Menghindari Masalah Hukum

    BATAM, POSMETRO: Untuk meminimalisir pelanggaran hukum di lingkungan Kecamatan...

    BP Batam – Lions Club Indonesia Kolaborasi Hijaukan Waduk Sei Ladi

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Badan...

    Bottor Erikson Pardede: Harta Pengusaha Singapura Dikuasai Orang Kepercayaan dengan Melawan Hukum

    BATAM, POSMETRO: Sekelumit masalah dihadapi Dewi, termasuk harta peninggalan...

    Saldo Rekening Pengusaha Singapur Lenyap Rp 8,9 Miliar, Sidangnya Alot di PN Batam

    BATAM, PM: Orangnya sudah meninggal dunia pada pertengahan 2021...

    Sekdaprov Kepri Terima Audiensi TIM PKDN Sespimti Polri, Sambut Indonesia Emas 2045

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad diwakili Sekretaris...
    spot_img

    Share

    BATAM, PM: Suasana kampung jadi mencekam. Kejadian itu menjadi buah bibir. Tak banyak yang berani keluar rumah. Apalagi turun ke laut. Warga Pulau Jaloh, Kecamatan Bulang, harus melewati aliran sungai, tempat Jiti bin Gawang terakhir kali ditemukan tak bernyawa, Senin (20/12).

    Tubuh kakek 70 tahun ini sudah tinggal separuh. Mengapung agak ke tengah sungai. Dari pinggang ke bawah habis dimakan buaya. Tangannya yang sebelah juga putus.

    “Nelayan jadi takut melaut,” ujar Ketua RW 03 Pulau Jaloh, Arifin dikonfirmasi POSMETRO, Rabu (22/12). Memang, konflik buaya dengan manusia di Pulau Jaloh, baru kali ini terjadi.

    “Kalau bisa ini yang pertama dan terakhir lah. Karena kami bergantung hidup dengan laut,” harap Arifin. Katanya, almarhum Jiti selain mencari ikan di laut, juga kerja sampingan sebagai penebang pohon.

    Bakau di sekitar aliran sungai di Pulau Jaloh disinyalir jadi lalulintas buaya. Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Batam pun masih menelusuri jenis buaya yang diduga telah berkonflik dengan manusia di Pulau Jaloh, Batam.

    “Ini masih dugaan dan sedang kami telusuri (buaya),” ujar Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Batam, Decky Hendra Prasetya dihubungi POSMETRO.

    Lanjut Decky, tim saat ini tengah berkoordinasi dengan pihak terkait. Untuk memastikan itu korban buaya, akan dilakukan investigasi.

    “Kita cek berapa banyak populasi buaya di Pulau Jaloh, apakah ada habitat atau sarangnya di sana atau hanya tempat laluan saja,” terangnya.

    Pihaknya akan menelusuri jenis buaya yang ada di Pulau Jaloh, Ceng Hui yang ada di sekitar kecamatan Bulang.

    Decky mengakui, jika hasil investigasi nantinya mengarah kepada konflik buaya dengan manusia, maka ini kasus pertama di Batam yang memakan korban.

    Jika dibutuhkan, kedepan pihaknya akan membentuk Satgas penanganan konflik buaya dengan manusia seperti yang sudah dibuat di Lingga. “Jika mengancam keselamatan masyarakat, kita berharap Pemko Batam bisa mendukung dibentuk nya program ini,” harapnya.

    Usai kejadian, jenazah Jiti langsung dimakamkan di pemakaman di Pulau Jaloh, Batam. (cnk)