Hasil Proyek Jalan Bina Marga Batam Berbiaya Rp 430 Juta Dipertanyakan Warga

    spot_img

    Baca juga

    Sistem E-Katalog Versi 6.0 LKPP Resmi Meluncur, Lebih Responsif, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

    JAKARTA, POSMETRO.CO : Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP),...

    Empat Penghuni Hotel Melati di Jodoh- Nagoya Diangkut Polisi

    BATAM, POSMETRO: Diduga kerap dijadikan sebagai tempat penyalahgunaan narkotika,...

    Batam Jadi Pilot Project Pemasangan Jaringan Gas

    BATAM, POSMETRO: Kabar gembira, Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM...

    200 Warga Batam Mulai Mudik Gratis ke Jakarta Naik KM Kelud 

    BATAM, POSMETRO.CO : Sedikitnya 200 peserta mudik gratis Program...
    spot_img

    Share

    BATAM, POSMETRO.CO : Proyek jalan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (SDA) Kota Batam di RT03/RW01, Kavling Sei Pancur, Kecamatan Sei Beduk dikeluhkan warga.

    Pasalnya, dalam hitungan hari, jalan yang baru selesai dibangun itu sudah rusak. Diduga tidak sesuai spesifikasi dan perencanaan.

    “Beton semen sebelum sudah retak, lalu diaspal. Besoknya aspal retak juga. Di dua titik,” ujar seorang warga bernama Bambang.

    Dikatakan Bambang, selain mengerjakan jalan selebar sekitar 4 meter dengan panjang 150 meter itu, kontraktor juga membangun drainase sepanjang 80 meter di lokasi yang cukup sepi itu.

    “Usai dilakukan semenisasi, beton jalan itu sudah retak. Tapi dibiarkan,” imbuh Bambang.

    Meski beton retak, pihak kontraktor tetap melakukan pengaspalan. Parahnya lagi saat itu jalan basah karena hujan. Sehingga jalan yang diaspal tipis itu mudah terkelupas.

    “Sangat disayangkan jika, jalan baru dibangun ini sudah rusak. Sepertinya mubazir saja pakai uang rakyat,” ucapnya.

    Ia menduga, kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut tidak profesional.

    “Kata kontraktornya saat ditanya warga soal kondisi pengerjaan proyek tersebut, katanya memang begitu,” ucapnya sembari mengatakan, kontraktor proyek itu selalu menghindar saat akan ditanya soal progres jalan yang asal jadi tersebut.

    “Selain itu, saat proyek selesai, bahu jalan kanan kiri tidak ditimbun. Maka warga berinisiatif menimbun tanah, takut terjadi hal yang tidak diinginkan kepada warga,” ucapnya.

    Seperti diketahui, proyek Dinas Bina Marga dan SDA Kota Batam itu menelan anggaran dari APBD Kota Batam Rp 430.478.437 untuk peningkatan jalan di Sei Pancur, yang dikerjakan pada Juli lalu.

    Sekitar tanggal 18 November 2021 proyek tersebut selesai sesuai dengan pengerjaan 120 hari kalender. Dengan konsultan pengawas CV RYL Jaya Pratama dan kontraktor pelaksana CV. Agnes Eka Perdana.

    Kabid SDA Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Batam, Dohar, sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) proyek ini saat dikonfirmasi mengatakan, retaknya beton semen itu merupakan renggangan sambungan beton cor jalan tersebut berfungsi untuk kembang susut beton.

    “Memang itu direncanakan, tidak menyambung. Sama dengan seperti di fly over simpang jam itu. Itu memang sudah dipotong. Itu maksud kita,” ujar Dohar yang dikonfirmasi belum lama ini.

    Terkait drainase yang hanya dibangun 80 meter di proyek tersebut, hal itu dilakukan karena adanya dana yang tersedia segitu.

    “Kalau kita inginnya semua terbangun, tapi itu karena ketersediaan uang pak. Dalam kerjaan itu apa yang dikerjakan itu yang dibayar pak,” katanya yang sempat suaranya meninggi saat ditanya apakah kenal atau tidak dengan pihak kontraktor.

    Sementara itu, pihak kontraktor pelaksana CV. Agnes Eka Perdana, Sinaga saat dikonfirmasi, Senin (6/12), membantah jika pihaknya yang mengerjakan 80 meter drainase di lokasi tersebut. “Bukan saya yang mengerjakan pak,” ucapnya.

    Terkait retaknya beton semen, ia mengatakan, jika hal itu merupakan dilatasi atau ruang pemuaian yang sengaja dibuat pihaknya. “Itu memang dilatasi beton pak. Itu karakter. Seperti di jalan besar itu pak,” ujarnya

    Sedangkan untuk mutu ready mix jalan beton yang dipakai, ia menggunakan kualitas seperti yang dipakai ngecor jalan-jalan besar. “Mutunya K 367 seperti jalan-jalan besar itulah,” katanya.

    Lalu, untuk penimbunan bauksit di bahu jalan yang dilakukan meski masa pelaksanaan sudah selesai, Sinaga menjelaskan, penimbunan bahu jalan itu dilakukan karena kebijakan pihaknya.

    “(Penimbunan bahu jalan) itu kebijakan saya saja. Biar rapi aja. Jujur saya itu tidak dibayar (dalam penimbunan ini) pak,” akunya.

    Ia juga menjelaskan, terkait aspal yang mengelupas dikarenakan, seharusnya setelah dilakukan mengaspalan harus ada kendaraan yang melaluinya. Karena lokasi itu sepi dilintasi kendaraan makanya, aspal itu mudah mengelupas.

    “Mobilitas kendaraan di situ itu tidak begitu ramai. Jadi sewaktu-waktu bila cuaca panas, aspal itu lentur. Tapi itu sudah kami repair pak,” jelasnya sembari menepis, penyebab mengelupasnya aspal itu karena dilakukan saat hujan.(waw)