POSMETRO.CO Nasional Daerah

Migo Indonesia dan Bullyid Indonesia Bekerja Sama Atasi Bullying di Ranah Daring

posmetro.com — Jakarta: Dengan terintegrasinya berbagai media digital dalam proses belajar-mengajar maupun di lingkungan sekolah seperti, yang mana melibatkan media sosial dan aplikasi daring dalam proses pembelajaran dimaksud, penting untuk memperhatikan kesejahteraan digital baik untuk tenaga pendidik, anak/peserta didik dan seluruh pemangku kepentingan di bidang pendidikan.

Salah satu aspek kesejahteraan digital yang perlu menjadi perhatian diantaranya adalah pencegahan dan penanganan perundungan (bullying) baik secara daring maupun luring.

Upaya pencegahan dan penanganan perundungan serta perlindungan anak pun telah secara baik dan masif dilakukan oleh berbagai pihak di Indonesia, terutama oleh Kementarian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (Kemen PPPA).

Dalam rangka mendukung lebih lanjut upaya-upaya yang sudah berjalan, Migo Indonesia bekerjasama dengan Bullyid Indonesia (organisasi bergerak di bidang pencegahan dan penanganan bullying) menyelenggarakan webinar secara online, dengan tema: “Mewujudkan Kesejahteraan Digital di Lingkungan Sekolah”. Selasa (23/11/2021).

Migo sendiri adalah distributor jasa dan produk digital termasuk diantaranya konten edukasi. Migo bermitra dengan penyedia konten edukasi seperti TV Edukasi, Sekolahmu, dan Zenius untuk memberikan konten pelajaran seperti sains, teknologi, dan sosial. Migo memiliki teknologi disruptif bernama Migo Download Stations (MDS) yang tersedia di Warung Migo.

Aisanya Wibhuti perwakilan dari Migo memaparkan bahwa penggunaan teknologi harus dilakukan secara sehat. Keunggulan aplikasi Migo videonya bisa diputar secara offline tanpa kuota. “Inilah bedanya Migo dengan aplikasi lain. Sehingga kualitas belajar sangat baik, dan mudah. Membantu para siswa dan guru dalam proses belajar mengajar,” ujarnya.

“Semoga dengan menggunakan aplikasi ini akan mensupport pendidikan dimasa yang akan datang. Selama pandemik Covid -19 hampir dua tahun, belajar lebih banyak dilakukan secara daring tentunya ada keterbatasan kuota. Inilah alasan berdirinya Migo yang menyediakan konten 30 kali lebih cepat dari konten biasa dan tidak perlu menggunakan ekstra kuota. Platform digital ini menyediakan konten hiburan, pendidikan dan asuransi. Terdapat 1000 titik warung Migo di Indonesia terutama Jawa barat. Migo bekerjasama dengan MNC grup untuk konten partner,” imbuh Aisanya.

Webinar ini juga dihadiri oleh Ciput Purwianti perwakilan dari Deputi perlindungan khusus anak Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI (Kemen PPPA). Ciput menjelaskan perlunya melindungi anak dari pengaruh negatif internet. Anak- anak mulai terhubung dengan internet, itulah gaya hidup dan kebutuhan. Mereka harus punya skill untuk melindungi diri dari media sosial. Guru dan orang tua wajib mendampingi dan melindungi mereka.

“Mari ciptakan ruang non digital untuk bersosialisasi yang benar,” imbuhnya.

Agita Pasaribu founder Bullyid juga memaparkan tentang aplikasi Bullyid yang berkontribusi nyata untuk kesejahteraan digital anak.

“Di Indonesia ada 170 juta internet user. Selama pandemik ada kenaikan 300 kasus negatif yang diakibatkan penggunaan internet. Berupa ancaman online, bullying, eksploitasi sexual yang menyebabkan korban mengalami depresi. Dampaknya menyebabkan kesehatan mental terganggu. Oleh sebab itu dianjurkan pengguna internet menggunakan internet secara bijak dan positif. Penggunaan internet secara berlebihan bisa menyebabkan imsomnia. Anak- anak jadi tidak fokus belajar karena banyaknya aplikasi mobile phone,” ungkapnya.

“Kita harus fokus dengan waktu, jangan berlebihan, dengan menggunakan aplikasi bullyid bisa fokus karena tidak bisa buka aplikasi lain saat belajar. Pengguna inrernet yang berusia 5 hingga 17 tahun di Indonesia sebanyak 25%. Penggunaan internet untuk memudahkan anak- anak belajar di rumah namun tak dapat dipungkiri internet juga mempunyai sisi negatif bila tidak digunakan dengan bijak. Banyak ditemukan kejahatan/ pelecehan sexual secara daring. Oleh karena itu diperlukan perlindungan anak di ranah daring serta literasi digital perlindungan anak. Sehingga bisa dipastikan anak- anak terlindungi,” pungkasnya.
(fri)