POSMETRO.CO Metro Sport

Ray Raih Emas Kejuaraan Internasional

Ray

>>>Prestasi Usia Dini di Saat Pandemi

BATAM, POSMETRO.CO : Situasi memang masih sulit. Pandemi Covid-19 belum selesai. Dunia olahraga juga merasakan dampaknya. Tapi, masih ada sisi baiknya. Berlatih bisa disiasati dengan protokol kesehatan. Pun dengan kejuaraan. Bisa digelar virtual. Prestasi masih bisa diraih.

Ini yang dilakukan Siti Ruliyah (43). Kelonggaran sudah mulai diterapkan dalam beberapa hal. Termasuk sudah diizinkannya aktivitas olahraga.

“Saya daftarkan anak saya ke kelas taekwondo,” sebut Rullie, begitu sapaan akrab Siti Ruliyah. Ray Virendra Wanas, sang anak memang masih berumur lima tahun.

“Namanya anak-anak, pasti orangtuanya harus lebih semangat,” kata Rullie. Untungnya, abang Ray, Dimas, sebelumnya juga ikut kelas taekwondo.

“Ray semangat, supaya bisa juga seperti abangnya,” kata Rullie. Sang Abang, Dimas, pernah juga menyabet titel juara.

Menemukan pelatih dan lokasi yang nyaman, Ray semangat berlatih. Hari Sabtu adalah hari yang ditunggu. Ia latihan sekali saja sepekan di Dojang (tempat latihan) Orchard Park.

“Tapi di rumah selalu mengulang-ulang materi latihannya,” sebut Rullie. Banyak dampak prositif yang dirasakan Ray setelah rutin berlatih taekwondo. Di

a lebih percaya diri. Tumbuh kembangnya juga bagus karena makin aktif. Rullie senang. Makin semangat pula mengantar-jemput sang buah hati pergi ke tempat latihan.

Gigih berlatih, Ray dipromosikan naik sabuk. Sekarang sudah ada di tingkat tiga. Sabuk kuning strip hijau. Itu saja belum cukup. Pelatih melihat bakat Ray. Oleh sang pelatih, Ray diizinkan ikut kejuaraan.

“Awalnya, ayahnya sempat ragu,” sebut Rullie. Sebab, terlalu dini, “Khawatirnya nanti, tak menang, malah bikin anaknya tak lagi percaya diri.”

Namun pelatih melihat pada sisi yang berbeda. “Saya melihat, Ray ini punya bakat juara,” kata Soewito Trikusuman, pelatih Ray. Soewito menyebut, saat latihan, Ray sering diminta memberikan contoh gerakan tendangan pada teman-teman seusianya.

“Anaknya makin semangat,” sebut pelatih yang bernaung di bawah Universal Taekwondo Indonesia Profesional (UTI-Pro) ini.

Bakat Ray terus diasah. Walau masih dalam kondisi pandemi covid-19, latihan masih bisa dilakukan. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes).

“Ini (Prokes) harus kita lakukan. Orangtua juga nyaman saat mengetahui latihan sudah sesuai protokol kesehatan,” kata Soewito. Pengecekan suhu tubuh sebelum latihan wajib dilakukan. Berlatih juga dengan kapasitas terbatas. Pakai masker juga.

“Kita hindari sebisanya untuk tidak kontak fisik,” ujar Soewito. Pola latihan mengarah pada peragaan jurus. Melakukan tendangan dan pukulan. Gayung bersambut.

Guna ‘menghangatkan’ kembali prestasi dalam dunia beladiri, Soewito mendapatkan undangan untuk mengikutkan muridnya untuk ikut kejuaraan dunia. Kesempatan ini tidak ia sia-siakan. Beberapa taekwondo disiapkan.

“Kejuaraannya digelar virtual,” katanya. Kategori poomsae. “Kalau orang awam bilang, peragaan jurus,” jelas Soewito.

Gerakan-gerakan pembelaan diri ala taekwondo direkam seapik mungkin. Lalu, dikirimkan ke panitia.

“Kami tak main-main dalam mengikuti kejuaraan ini,” tegas Soewito. Ada 30 negara yang ikut serta.

“Diantaranya, Meksiko, Filipina, Thailan, Korea,” Soewito menyebut nama-nama negara yang ia ingat sebagai peserta. Peserta dibagi menjadi beberapa kategori dalam World Championship 2021 itu. Soewito menjelaskan, Kejuaraan Internatiomal Changmookwan itu digelar 6-7 November 2021.

Diikuti oleh banyak negara, Soewito memang agak gamang. Saingannya berat. Tapi, rasa optimis itu tetap ada. Hasilnya? Dua taekwondoin (siswa taekwondo) cilik Orchard Park berhasil menyabet juara. Soewito senang bukan kepalang.

Mereka adalah Ray Virendra Wanas, meraih medali emas. Ada juga Lyennea Rawnie Muliawan, meraih medali perak. Berhasil meraih posisi pertama dan kedua, untuk ketegori berbeda, merupakan buah dari pembinaan serius yang dilakukan oleh Orchard Park.

“Sebagai pelatih, saya sangat bangga. Tapi prestasi ini tentu saja karena adanya dukungan dari orangtua serta pembina taekwondo Orchard Park,” sebutnya.

Soewito berharap, prestasi ini bisa jadi cambuk bagi taekwondoin lainnya agar giat berlatih. “Tak ada alasan karena pandemi, berhenti berlatih,” ujarnya. Sebaliknya, kata Soewito, seorang atlet maupun pelatih harus memiliki semangat dan kiat agar semakin rajin berlatih untuk meraih prestasi.

Tak hanya tentang prestasi, berlatih taekwondo secara rutin, Soewito memastikan, seseorang akan menjadi sehat.

“Semua orang sudah tahu, rutin berolahraga bisa menaikan imun tubuh,” katanya. Dengan begitu, kata dia, justru saat pandemi ini, seseorang harus makin rajin berolahraga. Jangan malas gerak alias mager.

Gisik Natalus, Pembina Taekwondo Orchard Park mengaku puas dengan pola pelatihan yang diterapkan oleh Soewito.

“Pak Soewito ini menyeimbangkan antara latihan fisik dan mental,” kata Estate Mamager Orchard Park ini pada POSMETRO.

Terbukti, Soewito berhasil melatih anak usia dini untuk bisa berprestasi di tingkat internasional.

“Dalam sebuah cabang olahraga, capaian prestasi itu memang sangat perlu,” ujarnya. Namun hal terpenting, kata Gisik, pembinaan mental tak boleh dilupakan.

“Jangan sampai teknik-teknik beladiri ini justru malah disalahgunakan,” katanya. Alhasil, selain melengkapai seluruh perlangkapan dan sarana prasarana latihan, Gisik juga menekankan pentingnya pembinaan mental. “Pak Soewito sudah melakukannya dengan sangat baik,” puji Gisik.

Gisik berharap, taekwondo Orchard Park makin berkembang. Bahkan, saat ini sudah ada wacana untuk memperluas lokasi latihan.

“Karena situasi masih pandemi, jumlah siswa dibatasi dalam setiap kali pertemuan,” ujarnya.

Satu sesi hanya untuk sepuluh siswa. Saat peminatnya terus bertambah, akan diarahkan pada jadwal yang berbeda.

“Kami sangat ketat dalam menerapkan protokol kesehatan. Latihan juga harus pakai masker,” katanya.(chi)