Simpang Barelang dan Basecamp Masuk Dalam Pembahasan Banggar DPRD Batam

    spot_img

    Baca juga

    spot_img

    Share

    Proyek pengerjaan simpang Basecamp dan Simpang Barelang akan dilanjutkan tahun 2022 mendatang. (ist)

    BATAM, POSMETRO.CO: Sejumlah proyek besar masuk dalam rancangan APBD Kota Batam tahun 2022, yang saat ini masih dibahas DPRD Kota Batam bersama dengan Pemko Batam.

    Salah satu proyek yang dilanjutkan di tahun 2022, yakni Simpang Barelang dan Simpang Basecamp. Pengerjaan dua proyek besar yang dibiayai APBD Kota Batam tahun 2021 tidak sampai selesai.

    “Sekarang belum rampung semuanya. Jadi nanti akan dirampungkan di 2022. Itu salah satu proyek besar di tahun depan,” ujar anggota Bandan Anggaran (Banggar) DPRD Kota Batam Werton Panggabean, Senin (8/11).

    Sementara terkait dengan nilai proyek dari dua simpang tersebut, Werton belum bisa membeberkan. Sebab, rancangan APBD Batam tahun 2022 masih dalam pembahasan antara Komisi III DPRD Batam bersama Dinas Bina Marga, Dinas Cipta Karya, Dinas Perkimtan, Dinas Perhubungan dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam.

    “Itu belum selesai kami bahas Rancangan APBD. Masih proses dan masih kita bahas Komisi III bersama dengan OPD terkait,” kata Ketua Komisi III DPRD Kota Batam, yang membidangi infrastruktur.

    Werton menambahkan, pembahasan terkait anggaran dua simpang tersebut akan kembali dilanjutkan pada bulan ini. Sebab, saat ini Banggar DPRD Batam masih ada kunjungan kerja terkait dengan anggaran.

    “Kita akan bahas lagi minggu ini. Karena pembahasan proyek sangat penting ditindaklanjuti,” ujar Werton.

    Sementara, anggota Banggar DPRD Batam lainnya, Mochamad Mustofa mengatakan, untuk APBD Kota Batam tahun 2022, DPRD Batam dan Pemko Batam telah melakukan pembahasan, dengan rancangan APBD Kota Batam tahun 2022 sebesar Rp3,4 triliun.

    Namun, hal itu harus dirasionalisasi kembali karena pemerintah pusat telah mengesahkan APBN 2022. Dalam APBN 2022, alokasi DAK dan DAU tahun 2022 untuk Kota Batam, dipotong sekitar Rp 300 miliar. Sehingga menjadi sekitar Rp800 miliar dari perkiraan sebelumnya sebesar Rp 1,2 triliun.

    “Kalau, dana transfer dari pusat itu berkurang, tentu secara otomatis belanja yang menggunakan dana pusat itu harus dirasionalisasi kembali di seluruh dinas. Sehingga OPD harus mengkocok ulang karena memang rata-rata dia harus mengurangi 6 sampai 10 persen dari alokasi awal,” jelasnya.

    Mustofa menambahkan, pengurangan DAK dan DAU karena alasan PAD Kota Batam yang tinggi sangat tidak tepat. Sebab, penggenjotan PAD ini tentu nya untuk memaksimalkan kerja dan program daerah. Salah satunya sebagai contoh adalah untuk kesejahteraan masyarakat. Di mana, selain dari pemerintah pusat juga harus ada penyerta dari dana APBD.

    “Sekarang ini malah menjadi rancu. Disaat kita kejar OPD itu untuk mendapatkan penghasilan maksimum, supaya program kita berjalan, malah disisi lain dari pusat dipotong gara-gara capaian PAD kita. Jadi 2022 ini akan dilakukan pembahasan ulang,” ungkapnya.

    Terpisah, Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBM SDA) Kota Batam, Yumasnur menambahkan, progres pembangunan bundaran Basecamp, Batuaji, sudah mencapai 85 persen. Pengerjaan untuk tahap awal tersebut ditargetkan selesai Desember.

    Selanjutnya, untuk tahun 2022 depan, pembangunan bundaran tersebut dilanjutkan. Jelasnya, untuk semua proyek yang dikerjakan tahun 2021 ini dilakukan secara bertahap. Karena, diakuinya ada beberapa pengerjaan tetap dilanjutkan tahun depan. Proyek yang dilanjutkan berdasarkan skala prioritas, karena tergantung ketersediaan anggaran

    “Ini anggaranya bertahap, tergantung anggaran. Kalau, tahun ini belum selesai, tahun depan tetap dilanjutkan, kan bertahap,” terangnya. (hbb)