POSMETRO.CO Metro Kepri

Kolonel Yuni : Semua Demi Kemajuan Jujitsu Indonesia

Kolonel Kes Dra Yuni Rukmawati MM

WANITA super ini ada di Indonesia. Kolonel Kes Dra Yuni Rukmawati MM. Usianya 53 tahun. Bagi Yuni, usia hanya angka. Terbukti, umur setengah abad itu tak menggangu aktivitasnya yang bejibun. Yang super banyak.

Ia seorang anggota militer, TNI AU. Berpangkat kolonel. Bertugas di RSPAU DR S Hardjolukito. Yuni juga pemegang sabuk hitam jujitsu. Bahkan, kini diamanahkan sebagai Ketua Komite Wasit Juri Nasional, Pengurus Besar Jujitsu Indonesia (PBJI).

Pada PON XX Papua lalu, Yuni punya tugas menyukseskan Ekshibishi Cabang Olahraga Jujitsu di Timika. Ini tugas berat. Sejarah baru bagi cabor jujitsu di event Pekan Olahraga Nasional.

Bagi Yuni, tugas ini sebenarnya mudah, asal dikerjakan bersama-sama. Bersama tim, Yuni menyiapkan diri. Menyiapkan personil wasit-juri. Kesempatan jadi wasit nasional terbuka bagi semua praktisi jujitsu di tanah air.

Proses penyeleksian sangat ketat. Dari seratus peserta, akhirnya lolos 10  orang sebagai personil wasit nasional. Untuk yang bertugas di PON, hanya dibutuhkan empat wasit yang diseleksi dari sejumlah daerah tadi ditambah lima anggota komite Wasit Nasional PBJI. Total ada sembilan orang wasit.

“Kita maksimalkan personil yang ada,” ujarnya. Hari yang ditunggu pun tiba. Yuni menjadi super sibuk. Pertandingan digelar di dua matras. Ada dua kategori yang dipertandingkan: newaza dan fighting system.

Yuni harus memastikan semua berjalan lancar. Memeriksa matras. Mendatangi meja-meja petugas skor. Memastikan personil wasit siap bertugas. “Event ini harus sukses,” ujarnya menyemangati wasit yang bertugas.

10 Oktober 2021, adalah hari bersejarah bagi jujitsu. Pertandingan jujitsu sukses digelar dalam rangkaian agenda PON.

“Kesuksesan ekshibisi ini memastikan cabor jujitsu bisa dipertandingkan pada PON 2024 di Sumut,” sebut Yuni.

Cabor jujitsu tidak asing bagi Yuni. Ia sudah berlatih sejak tahun 1986. Sebagai seorang anak petani, yang terlahir di sebuah desa kecil di Ponorogo, Yuni memang bukan sosok perempuan cengeng dan manja.

Itu pula yang mendorongnya untuk berlatih beladiri jujitsu. Bahkan, ia juga membidik seragam TNI. Sepuluh tahun setelahnya, cita-citanya tercapai. Tahun 1996 itu, Yuni resmi berpangkat Letda. Lulusan Sepa PK ABRI III 95/96.

Itu saja belum cukup. Selama berkarir di TNI AU, Yuni juga aktif mengenyam jenjang pendidikan kesehatan. Semisal, di bidang akupuntur.

Seragam loreng dan gi jujitsu (seragam jujitsu) tak asing bagi Yuni. Aktif di jujitsu ini pula yang membuat Yuni awet muda. Kecantikannya tak luntur oleh usia. “Memberikan contoh bagi generasi muda,” ujarnya, tersenyum.

Berlatih saja belum cukup. Yuni juga ikut berjuang agar beladiri jujitsu masuk dalam olahraga prestasi di bawah binaan KONI. Saat teman-teman seperjuangannya di jujitsu terus mencoba mendaftarkan jujitsu ke KONI, Yuni menyiapkan kematangan di bidang perwasitan.

Ia sudah aktif sebagai wasit sejak tahun 1991. Namun untuk rule resmi JJAU, Yuni mengikutinya pada tahun 2016. Selanjutnya, ia rutin mengikuti update perkembangan aturan yang dikeluarkan JJIF melalui JJAU.

Asian Jujitsu Championship 2021, Abu Dhabi.

JJAU adalah singkatan dari Ju-Jitsu Asian Union. Ini adalah federasi resmi yang menaungi jujitsu di tingkat Asia. Pertandingan jujitsu pada SEA Games dan Asian Games merupakan naungan JJAU. Sedangkan JJIF merupakan Ju-Jujitsu International Federation. Menaungi jujitsu di tingkat internasional dan dunia.

Yuni juga pernah mengikuti pelatihan wasit rule JJAU di Thailand. Bahkan ia juga didaulat memimpin pertandingan di Thailand Open World Rank.

Sebagai Ketua Komite Wasit Nasional PBJI, Yuni menyampaikan, hal utama yang dimiliki wasit adalah jiwa yang profesional, sportif dan berintegritas. Selain itu, Komite Wasit Nasional PBJI Kepri juga rutin menggelar pelatihan.

“Ini guna meningkatkan SDM wasit yang ada di Indonesia,” ujarnya. Diakui Yuni, sebagai beladiri yang dipertandingkan dalam kategori olahraga prestasi, banyak hal yang harus diseragamkan oleh praktisi jujitsu di Indonesia.

“Jika ingin berprestasi, pengurus, pelatih dan atlet klub-klub jujitsu di Indonesia harus bisa memahami aturan-aturan pertandingan yang ditetapkan JJIF dan JJAU,” katanya.

Di Indonesia, kata Yuni, cabor jujitsu yang dipertandingkan di tingkat PON dan linier ke SEA Games dan Asian Games ada di bawah naungan PBJI. Langkah-langkah strategis sudah dilakukan PBJI, termasuk mengesahkan anggota Komite Wasit Nasional beserta personil wasit nasional.

“Ini demi kemajuan jujitsu Indonesia,” sebut Yuni.(chi)