Saat Laksma Hadi Cerita Pengalaman Tanding

    spot_img

    Baca juga

    Sistem E-Katalog Versi 6.0 LKPP Resmi Meluncur, Lebih Responsif, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

    JAKARTA, POSMETRO.CO : Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP),...

    Empat Penghuni Hotel Melati di Jodoh- Nagoya Diangkut Polisi

    BATAM, POSMETRO: Diduga kerap dijadikan sebagai tempat penyalahgunaan narkotika,...

    Batam Jadi Pilot Project Pemasangan Jaringan Gas

    BATAM, POSMETRO: Kabar gembira, Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM...

    200 Warga Batam Mulai Mudik Gratis ke Jakarta Naik KM Kelud 

    BATAM, POSMETRO.CO : Sedikitnya 200 peserta mudik gratis Program...
    spot_img

    Share

    Laksma Hadi Pranoto (tengah) foto bersama atlet, pelatih dan official.

    BATAM, POSMETRO.CO : Kepercayaan diri Tim Jujitsu Kepulauan Riau (Kepri) makin menjadi-jadi, jelang keberangkatan ke Papua.

    Dukungan dan motivasi terbaru datang dari seorang perwira tinggi bintang satu. Atlet, pelatih dan official mendapat wejangan khusus dari Kepala Kantor Zona Maritim Barat, Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI, Laksamana Pertama Hadi Pranoto.

    “Jangan ragu. Fokus saja untuk menang,” ujar Hadi, Rabu (6/10) di ruangan pertemuan lantai dua, Kantor Kamla Zona Maritim Barat, Batam. Bicaranya santai. Sesekali diselingi guyon.

    “Saya dulu juga atlet, makanya tahu betul rasanya detik-detik menjelang tanding,” ujarnya memahami kondisi mental atlet.

    Ya, sangat terlihat dari posturnya yang kekar. Di masa mudanya, Hadi memang gemar berolahraga, khususnya beladiri. Di masa remajanya, ia berkisah, judo adalah beladiri pilihannya. Ia acap mencicipi atmosfer pertandingan.

    “Kunci untuk menang itu, jangan demam panggung,” imbuhnya.

    Selain mendalami beladiri judo, beberapa olahraga lain juga ia jajal. “Termasuk jujitsu. Saya suka. Teknik-teknik kunciannya sangat halus,” ujarnya.

    Ia pun ikut merasa senang karena saat ini jujitsu masuk dalam event Pekan Olahraga Nasional (PON). Tahapan eksibisi pada periode ini memang harus dilalui agar pada PON Aceh-Sumut 2024, jujitsu bisa menjadi cabor yang ikut merebut medali untuk provinsi.

    “Saya lihat, atlet Kepri yang diberangkatkan saat ini, usianya masih muda-muda, ini bisa menjadi modal untuk kejuaraan-kejuaraan berikutnya,” ujar Hadi.

    Hadi berharap, keberadaan beladiri jujitsu di Kepri, khususnya Batam bisa menjadi wadah bagi generasi muda untuk berkegiatan positif. “Berlatih beladiri itu banyak manfaatnya. Badan jadi sehat. Bisa beladiri. Sekarang ini, ditambah lagi bisa berprestasi,” sebutnya. Lalu, Hadi berujar sambil tertawa, “Juga bisa terlihat gagah.”

    Pada kesempatan itu, Hadi juga memberikan uang saku pada atlet, pelatih dan official. Ia juga berpesan agar atlet bisa menjaga kondisi kesehatan menjelang tanding.

    Pertemuan yang berlangsung santai ini juga dihadiri oleh sejumlah anggota Bakamla lainnya. Tentu saja, Leo Barata Yudha, Kabid Pembinaan Prestasi, Pengurus Besar Jujitsu Indonesia (PBJI) Kepri, juga ikut hadir dalam pertemuan itu.

    “Berangkat dengan rasa percaya diri yang tinggi, tentunya kita tetap harus bisa mengukur kemampuan lawan. Perlihatkan hasil latihan yang selama ini kita lakukan,” kata Leo, yang juga anggota Bakamla ini.

    Christianto Joni, atlet newaza kelas 69 Kg mengaku seperti mendapat ‘amunisi’ baru untuk turun ke medan laga.

    “Ini yang kami butuhkan saat ini. Doa dan dukungan dari semua pihak merupakan energi tambahan bagi seorang atlet,” ujarnya. Ia menyebut sudah menjalani pemusatan latihan. Persiapan sudah matang. Dia berlatih di bawah asuhan Sensei Rozi Juhendra.

    Chris menyebut, memang ada beberapa atlet yang secara pengalaman dan prestasi ada di atas Kepri. “Tapi, tidak menutup kemungkinan, akan muncul banyak kuda hitam pada PON Papua ini,” sebutnya.

    Rudi Hartono, official Tim Jujitsu Kepri merinci, Kepri mengirim empat atlet putra untuk mengikuti eksibisi PON XX ini. Pertandingan digelar di Timika, Minggu (10/10). Tiga atlet turun di nomor newaza: Christianto Joni (69 Kg), M Danang Yoga Gunawan (62) dan Ryan M Farizal (56 Kg). Satu atlet lainnya, Deva Putra Pratama, akan bertanding di kategori fighting system kelas 62 Kg.

    Dijelaskan Rudi, newaza adalah kategori pertandingan dengan menggunakan teknik-teknik bantingan dan kuncian. “Dilarang memukul atau menendang,” jelasnya. Sedangkan fighting system adalah kategori pertandingan dengan menggunakan teknik pukulan, tendangan, bantingan dan kuncian.(chi)