Sebulan Sudah, Sabun Pencuci Tangan Di Gedung DPRD Batam tak Diisi Ulang

    spot_img

    Baca juga

    BP Batam Sosialisasikan Pekerjaan Sambungan Jaringan IPAL ke Rumah

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan (BP) Batam melalui Badan Usaha...

    Jaksa Batam Ajari Camat dan Lurah di Batuaji Cara Menghindari Masalah Hukum

    BATAM, POSMETRO: Untuk meminimalisir pelanggaran hukum di lingkungan Kecamatan...

    BP Batam – Lions Club Indonesia Kolaborasi Hijaukan Waduk Sei Ladi

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Badan...

    Bottor Erikson Pardede: Harta Pengusaha Singapura Dikuasai Orang Kepercayaan dengan Melawan Hukum

    BATAM, POSMETRO: Sekelumit masalah dihadapi Dewi, termasuk harta peninggalan...

    Saldo Rekening Pengusaha Singapur Lenyap Rp 8,9 Miliar, Sidangnya Alot di PN Batam

    BATAM, PM: Orangnya sudah meninggal dunia pada pertengahan 2021...
    spot_img

    Share

    Tempat pencucian tangan di Gedunh DPRD Batam. (foto : cnk)

    BATAM, POSMETRO.CO : Mobilitas orang keluar masuk di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Batam tidak hanya hitungan jari. Meskipun pandemi Covid-19 yang belum berujung, di gedung rakyat tersebut tetap melakukan aktivitas.

    Seperti Selasa (27/7) pagi. Ada agenda Rapat Paripurna Pembahasan Ranperda Laporan Pansus, tentang Pembangunan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan.

    Sebagian anggota DPRD Batam, Forkopimda Kota Batam dan pihak lainnya hadir dalam sidang yang digelar secara virtual tersebut. Di hari itu juga, beberapa ‘kang’ Ojek Online bergantian mengantar pesanan penghuni gedung. Ada staf, pegawai, maupun wartawan yang standby setiap harinya.

    Sayangnya, di tengah kasus positif Covid-19 Batam meningkat, pengelola gedung sedikit abai dengan protokol kesehatan (Protkes). Alat pengukur suhu tubuh (Termometer Infrared) yang sempat ada di awal Covid-19 tidak terlihat lagi.

    Begitu juga dengan sabun pencuci tangan yang berada dipojok kiri pintu masuk gedung, tak diisi ulang. Pengunjung yang datang langsung masuk tanpa ada pemeriksaan.

    “Sudah lama juga tak ada sabunnya. Botolnya  kosong, belum diisi mungkin,” kata Ihwan, seorang mitra DPRD Batam. Ia memperkirakan sudah sebulan sabun pencuci tangan di depan gedung tidak diisi ulang.

    Harusnya, lanjut Ihwan, Protkes ketat terus diterapkan di sini. Apalagi kasus positif Covid-19 meningkat setiap harinya. Berdasarkan laporan Satgas Covid hari Selasa itu, kasus baru Covid-19 di Kota Batam bertambah 361 kasus.

    Dari jumlah tersebut, terdapat 275 kasus konfirmasi bergejala, 63 kasus konfirmasi tanpa gejala, 16 kasus konfirmasi kontak, dan 7 kasus konfirmasi tanpa riwayat perjalanan dan kontak erat.

    Di hari yang sama, telah dipulangkan pula 360 pasien sembuh, dan 19 orang meninggal dunia. Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Batam mencapai 22.298 kasus, yang mana 18.762 di antaranya telah sembuh, 555 orang meninggal dunia, dan 2981 pasien sedang dirawat.

    “Saat ini tingkat kesembuhan mencapai 84,1 persen, tingkat kasus aktif 13,3 persen, dan tingkat kematian 2,4 persen,” ungkap Ketua Bidang Kesehatan Satgas Covid-19 Kota Batam, Didi Kusmardjadi.

    Hingga kini, pasien-pasien Covid-19 pun masih banyak yang menjalani isolasi mandiri, yakni sebanyak 2209 orang. Sedangkan lainnya dirawat di Asrama Haji sebanyak 185 kasus, dan 1 orang di Bapelkes Batam.

    “Data BOT saat ini terisi 710 bed di ruang isolasi yakni mencapai 65,4 persen, sedangkan di ICU terisi 47 bed, yakni sekitar 80,8 persen,” tambah Didi.

    Sembilan kecamatan Mainland masih berzona merah dan tiga kecamatan Hinterland di Batam masih berzona oranye. Antara lain, Batam Kota dengan 931 kasus, Nongsa 147 kasus, Bengkong 235 kasus, Batu Ampar 51 kasus.

    Kemudian di Kecamatan Lubuk Baja muncul 136 kasus, Sekupang 515 kasus, Batuaji 200 kasus, Sagulung 524 kasus, dan Sei Beduk 201 kasus. Sedangkan Belakangpadang ada 17 kasus, Bulang 12 kasus, dan Galang 13 kasus.

    Terpisah, Sekretaris Dewan (Sekwan) DPRD Batam Aspawi Nangali menanggapi saat dikonfirmasi terkait sabun pencuci tangan yang tidak diisi ulang.

    “Kita tetap melakukan protkes. Penyemprotan seminggu sekali,” kata Aspawi menjawab pertanyaan POSMETRO. (cnk)