Saat Hujan, Terowongan Batam Berubah jadi Halte

    spot_img

    Baca juga

    Anak Disetubuhi Pacar, Ayah Kandung Malah Ikut-ikutan

    BATAM, POSMETRO: Seorang lelaki paruh baya di Kecamatan Bengkong,...

    MTQ Tingkat Kabupaten Natuna Digelar 21 hingga 26 April 2024

    NATUNA, POSMETRO.CO : Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-XI Tingkat...

    Telkom Indonesia Kembali Raih Penghargaan Linkedin Top Companies 2024  

    JAKARTA, POSMETRO.CO : Konsisten mewujudkan transformasi sumber daya manusia,...

    Armada Rusak, Lalat dan Belatung “Serang” Rumah Warga di Sagulung 

    BATAM, POSMETRO.CO : Hampir sebulan sampah di Perumahan Citra...

    Susu Pertumbuhan vs Susu UHT: Mana yang Lebih Baik untuk Tumbuh Kembang Anak

    Jakarta, POSMETRO: Saat anak mulai memasuki masa MPASI, orang...
    spot_img

    Share

    Beberapa pengendara sepeda motor terlihat berteduh di bawah terowongan saat hujan deras pada Selasa (27/7) pagi. (foto : cnk)

    BATAM, POSMETRO.CO : Batam diguyur hujan Selasa (27/7) sekitar pukul 10.30 WIB. Puluhan pengendara sepeda motor, mendadak padati terowongan (underpass) Pelita, Lubukbaja.

    Mereka memilih berhenti sejenak untuk berlindung menghindari hujan yang deras. Ada sebagian pengendara yang sudah kuyup sampai di terowongan.

    “Saya mau antar barang ke Nagoya, tapi hujan ya berhenti bentar di sini,” kata Robi kepada POSMETRO di lokasi. Pengendara bebek metik Yamaha Mio ini mengatakan, dirinya tidak membawa mantel atau jas hujan.

    Kalau perjalanan tetap dilanjutkan, takutnya selain pakaiannya, pesanan orang yang akan diantarnya siang itu juga ikut basah.

    “Soalnya kalau lanjut, arah sana (sambil menunjuk ruas jalan Pelita) tidak ada halte untuk berteduh, terpaksa lah berhenti di terowongan,” katanya lagi.

    Apalagi, lanjut kurir ini, sejak jalan di Batam dilebarkan oleh pemerintah, fasilitas umum untuk pengendara motor seperti halte tidak ada dibangun. “Kalau kami pemotor ya ginilah. Cari tempat berteduh biar nggak basah,” imbuhnya.

    Memang, diakui Robi kalau berhenti di terowongan dapat beresiko kecelakaan. Apalagi di lokasi adalah jalur cepat melintasnya kendaraan.

    “Di sini kendaraan laju. Takutnya dari atas (menunjuk arah Batamcenter) laju mobil, atau rem nya blong bisa berbahaya juga bagi yang berhenti di sini,” kata Robi.

    Ia pun berharap, pemerintah dapat menyediakan fasilitas halte bagi pengendara, terlebih di saat hujan. “Perhatikan saja di setiap jalan yang dilebarkan sekarang. Ada haltenya nggak?” tanya dia sambil berlalu dan melanjutkan perjalanannya ke Nagoya.

    Diketahui, terowongan Pelita dibangun pada tahun 2006 oleh BP Batam. Dan umur rencana terowongan ini 100 tahun.(cnk)