Tekad Gubernur, Tak Adalagi Kasus Stunting di Kepri

    spot_img

    Baca juga

    85 Persen Unit Apartemen Balmoral Sukses terjual di Opus Bay

    >>>Kawasan Terintegrasi Pertama di Kota Batam        INVESTASI...

    Perusahaan Manufaktur Asal Tiongkok Berencana Kembangkan Usaha di Batam

    BATAM, POSMETRO: Sebanyak 30 pimpinan perusahaan manufaktur asal Negeri...

    Kepala BP Batam: Industri Digital Jadi Mesin Penggerak Ekonomi Baru

    BATAM, POSMETRO: Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park...

    AKP Siwanto Eka Putra: Dari Rumah Tahfidz Ini akan Lahir Calon Imam Imam Besar

    BATAM, POSMETRO: Wujud mengabdikan diri kepada masyarakat, AKP Siwanto...
    spot_img

    Share

    KEPRI, POSMETRO.CO: Gubernur Kepri H Ansar Ahmad menargetkan dan bertekad Kepulauan Riau harus berhasil pada angka zero (nol) stunting pada tahun 2024. Target optimis bisa dicapai mengingat Kepri berhasil menurunkan stunting 16 persen pada 2019 kemaren.

    Tekad yang sama juga diungkapkan Ketua PKK Kepri Hj Dewi Kumalasari. Stunting, lanjut Dewi menjadi perhatian serius baginya. Stunting tidak hanya menghambat tumbuh kembang anak karena kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu lama tetapi juga bisa menghambat kemajuan pembangunan yang bertujuan mensejahterakan masyarakat.

    “Untuk itu berbagai program terus kami gesa mulai dari pendampingan, gerakan makan ikan, dan kampanye jangan nikah usia muda, jangan dekat jarak kelahiran dan jangan lahiran di usia tua,” jelas Dewi usai mengikuti Acara Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional ke-28 Tahun 2021, sekaligus peluncuran vaksinasi Covid-19 bagi ibu hamil dan menyusui serta anak 12 – 18 tahun, Selasa (29/7) secara daring di Graha Kepri Batam. Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden RI K.H Ma’ruf Amin.

    Menurut Dewi, target kampanye pencegahannya difokuskan pada pulau-pulau terdepan dan terluar.  Stunting (kerdil) adalah gagal tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu lama.

    Saat ini, Kepri menjadi provinsi terbaik kedua kasus stuntingnya setelah Bali. Karena itu, dengan peran aemua pihak, target zero stunting bisa dicapai.

    Wapres Ma’ruf dalam sambutannya menyampaikan peringatan Harganas dilakukan pemerintah sebagai usaha untuk mengingatkan masyarakat bahwa pentingnya peran keluarga.

    “Semua program stunting dan program pembangunan lainnya tidak akan berhasil jika tidak dibantu dari keluarga,” ungkap Wapres Ma’ruf.

    Untuk pengendalian stunting di seluruh Indonesia, BKKBN  diminta untuk terlibat aktif dan melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), perguruan tinggi, organisasi sosial kemansyarakatan.

    Semua layanan di lapangan  yang dibuat untuk pengendalian stunting harus tepat sasaran dan harus dirasakan langsung bagi sekelompok masyarakat yang menjadi target. Wapres menyebutkan target pemerintah,  percepatan penurunan stunting  bisa mencapai  14 persen pada tahun  2024.

    Wapres juga menegaskan kepada seluruh keluarga, meski pandemi tengah berlangsung pemerintah memastikan  layanan gizi ibu hamil dan balita dijamin tetap terpenuhi.

    Tidak lupa juga meminta setiap keluarga berperan aktif dalam  menerapkan kedisiplinan 5 M selama masa pandeni. Mengajak setiap keluarga untuk membantu suksesnya pelaksanaan vaksinasi sesuai targer presieden yakni 1 – 2 jutavaksonasi sehari, termasuk vaksinasi pada ibu hamil menyusui dan anak usia 12 – 18 tahun.

    Terakhir Wapres meminta setiap keluarga untuk tidak berputua asa dalam melewari pandemi COVID-19 ini.

    Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam sambutannya menyebutkan Harganas diperingati di secara nasional sebagai bentuk refleksi pentingnya institusi terkecil dalam suatu masyarakat yakni keluarga.

    Suatu bangsa atau masyarakat luas tidak akan memiliki populasi yang produktif jika keluarganya tidak berkualitas. Hal itu karena generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas, kreatif dan produktif  akan lahir dari  keluarga yang berkualitas. Maka itu, selain aspek jasmani, anak-anak dalam sebuah keluarga juga dibekali dengan pendidikan yang berkualitas sebagai modal membangun bangsa. ***