POSMETRO.CO Metro Kepri Batam

Ketika Keluarga Kasus Tertembaknya Sang Ojek Laut Baharuddin Berharap Keadilan

Pihak keluarga korban Baharuddin bersama pengacara Razman Nasution (jaket hitam). (foto : istimewa)

PEKANBARU, POSMETRO.CO : Hampir lima bulan berlalu, kasus kematian Baharuddin yang dinilai pihak keluarga tidak wajar, belum menemui kejelasan.

Pihak keluarga Baharuddin terus berupaya, agar kasus ini mendapat kejelasan.

Untuk diketahui, Baharudin menjadi korban penembakan oleh petugas Bea dan Cukai pada pertengahan Januari 2021, yang saat itu akan menggagalkan penyeludupan rokok ilegal, di kawasan Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Di peristiwa yang sama, seorang pengusaha asal Batam yakni H Permata ikut tewas dalam insiden tersebut.

Karena hal itu juga pada Jumat (18/6) sore, pihak keluarga yakni abang kandung korban Baharuddin yakni H Samsir bersama istri korban bernama Neni, didampingi pengacara kondang Razman Arif Nasution,  mendatangi Mapolda Riau yang terletak di Jalan Pattimura, Pekanbaru.

Kedatangan mereka untuk pembuatan laporan polisi (LP), atas meninggalnya Baharudin yang dinilai tidak patut.

Kepada media saat itu, Razman menjelaskan, awalnya mereka datang untuk membuat laporan seperti di atas. Namun, setelah berdiskusi dengan aparat Polda Riau, pada akhirnya dia hanya akan membuat pengaduan masyarakat atas kejadian tersebut. Oleh karena itu, laporan meninggalnya Baharudin masih satu laporan dengan meninggalnya H Permata dalam peristiwa yang sama.

“Saya hargai, hormati pihak kepolisian, jadi disepakati untuk tidak membuat LP dulu, karena menurut Dirkrimum masih ada laporan dengan kasus H Permata. Dia juga memastikan penyidikan akan berjalan. Jadi kami yakin akan berjalan. bekerja dengan baik,” katanya Jumat (18/06) siang

Meski demikian, Razman tetap akan mengajukan pengaduan dari masyarakat (Dumas) terkait kejadian tersebut. Melalui Dumas ini, pihaknya akan memantau perkembangan kasus tersebut hingga tuntas.

Razman menyebut, tidak ada negosiasi, tawar menawar dan damai, siapapun yang terlibat diharapkan ditangkap.

Menurut Razman, dalam proses hukum kasus tersebut, tidak perlu ada aduan. Penyebabnya sudah menjadi pembicaraan umum dan acaranya sudah diketahui masyarakat umum.

Namun karena sejak Januari hingga kini kasusnya belum berkembang, laporannya tidak jelas, maka dirasa perlu untuk membuat Dumas.

“Sebagai Baharudin dan keluarganya, saya merasa perlu membuat Dumas agar kita bisa memantau perkembangan penanganan kasus ini,” jelasnya.

“Baharudin adalah korban penembakan. Sampai kami menilai kematiannya tidak wajar. Kenapa tidak wajar, karena dia tidak terlibat dalam kasus yang dikatakan H Permata. bernama Basir,” ujarnya.

Disebutkannya, Baharudin hanyalah pemilik alat boat pancung yang digunakan sehari-hari sebagai alat transportasi untuk membawa orang menyeberang.

Saat sebelum kejadian, Baharudin dihubungi Basir yang mmerupakan asisten dari H Pertama. Dalam komunikasi yang juga diketahui istri Baharudin, Neni, dan kakak laki-lakinya Saamsir, Basir meminta Bahrudin membuat 40 bungkus nasi.

Tapi nasinya belum matang, Basir memanggil Baharudin lagi untuk datang dan mengambil uang nasinya.

“Jadi Bahrudin pergi menemui Basir. Tapi bukannya mendapatkan uang lebih awal, H Permata dan rombongan langsung naik ke kapal Baharudin. Ternyata, sebelumnya ada kejar-kejaran antara Beca Cukai dan rombongan H Permata. Mereka ditangkap dan ditembak,” katanya.

“Tertembak, bukan ditembak. Karena tidak ada tembak menembak dari kapal yang dipiloti Baharudin. Kalau ada tembak pasti ada senjata di kapal,” imbuhnya.

Apalagi kapal yang ditumpangi H Permata milik Baharudin. Ia juga bukan anggota H Permata dan tidak ada bisnis rokok ilegal atau bahkan mafia rokok ilegal. Baharudin murni satu-satunya penyedia jasa transportasi di wilayah tersebut.

“Mulai hari ini kasusnya harus jalan, kalau yang terlibat seperti Bea Cukai Riau, Bea Cukai Tm Tembilahan, Bea Cukai Kepri, prosesnya. Kalau tidak jalan kita laporkan ke Mabes, tapi kita lihat dulu perjalanannya. Kita pantau setiap tiga bulan sekali,” tegasnya.

Razman juga menyebut, mendapat informasi bahwa polisi saat ini mengaku telah menargetkan satu nama yang terlibat dalam kasus tersebut.

Korban Baharuddin sempat mendapat perwatan sebelum dinyatakan meninggal. (foto : istimewa)

Sementara, abang kandung Baharuddin, Samsir pada POSMETRO, mengatakan <span;>akan membawa kasus ini sampai tuntas.

“Ini menyangkut nyawa manusia dan kemanusian, harus semua tuntas. Selama ini saudara saya bekerja sebagai penyedia transportasi atau bisa disebut ojek laut, dan tidak terlibat dalam bisnis rokok ilegal,” kata Samsir,  Sabtu (19/6) sore.

Dikatakannya, banyak kepiluan sejak kepergian Baharuddin terutama dari pihak keluarga. Apalagi Baharuddin merupakan tulang punggung dan pencari naflah keluarganya.

“Kami minta keadilan dari pihak berwenang, dan kasus ini juga bisa terang benderang. Biar masyarakat bisa tahu dan kasus seperti ini tidak terulang lagi,” harapnya. (dye)