Anwar Anas : Pekerjaan Sulit, Jangan Jadi Seperti Tikus yang Mati di Lumbung Padi

    spot_img

    Baca juga

    SD Yos Sudarso III Diserang, Guru dan Kepsek Dikeroyok

    BATAM, POSMETRO: Sekolah Dasar Swasta Yos Sudarso III di...

    Triwulan I 2024, Jumlah Penumpang Kapal Pelabuhan Batam Capai 2 Juta Orang

    BATAM, POSMETRO: Sepanjang Triwulan I 2024, Badan Usaha Pelabuhan...

    PWI Kepri Terima Kunjungan Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Kepri

    >>>Kampanyekan Program Merdeka Belajar TANJUNGPINANG, POSMETRO.CO : Persatuan Wartawan Indonesia...

    Peran Strategis Pabrik Baru, Batam Memperkuat Posisi sebagai Pusat Industri

    BATAM, POSMETRO.CO : Batam terus berkembang sebagai pusat pertumbuhan...

    Persiapan Muhammad Rudi Menuju Pilkada 2024  

    >>>Komunikasi dengan Partai Politik Kepri  BATAM, POSMETRO.CO : Setelah menyatakan...
    spot_img

    Share

    Suasana RDP di DPRD Batam. (foto : cnk)

    BATAM, POSMETRO.CO : Lowongan kerja kian sulit di Batam. Ribuan orang setiap harinya berjibaku keliling.

    Walau hanya sekadar cari tahu adakah itu pekerjaan?

    Hal ini tersampaikan, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama kelompok Masyarakat Peduli Seibeduk dan perwakilan pihak kawasan industri Batam di gedung serbaguna DPRD Batam, Kamis (17/6)

    Salah satu perwakilan dari Masyarakat Peduli Seibeduk, Anwar menyampaikan, bahwa banyak anak anak yang tidak atau sulit mendapatkan pekerjaan di kawasan industri. Yang rata-rata mereka notabene nya masyarakat Tempatan.

    “Lahir dan besar di daerah kawasan industri itu sendiri. Masyarakat Peduli Seibeduk pun berharap jangan sampai tikus mati di lumbung padi,” kata Anwar Anas yang akrab disapa Acank.

    Saat RDP tersebut, Perwakilan warga Sei Beduk meminta agar perusahaan di Kawasan Batamindo, Mukakuning dan Panbil memprioritaskan rekrutmen pekerja berasal dari kawasan Sei Beduk. Menurut mereka, perusahaan belum pernah secara serius berkomitmen memperhatikan taraf kehidupan warga yang benar-benar bersempadan dengan kawasan industri itu.

    “Kami menganggap perlu ada penyampaian terhadap pemilik kawasan dan tenan-tenan yang ada di tiga kawasan besar itu agar benar-benar memperhatikan warga sekitar. terkhusus dalam hal rekrutmen,” kata Anwar Anas.

    Anwar Anas juga memaparkan, bentuk CSR perusahaan bukan hanya mengenai meteriil dan infrastruktur pembangunan, melainkan juga dengan memberikan kesempatan bekerja terhadap warga di sekitar perusahaan.

    “Meskipun tautan undang-undang-undang tak secara langsung mengikat aturan rekrutmen untuk warga sekitar, tapi dampak dari kegiatan perusahaan yang paling merasakan langsung adalah warga terdekat, baik dampak lingkungan maupun dampak sosial,” lanjut dia.

    Selain meminta memperkerjakan warga Sei Beduk, Anwar juga meminta agar perusahaan juga memprioritas pekerja ber KTP Batam dan melakukan penghentian rekrutmen pekerja dari luar kota.

    “Di Batam masih banyak usia produktif yang belum bekerja dan sulit mendapatkan pekerjaan, dan masih ada juga perusahaan yang malah melakukan rekrutmen dari luar daerah. Ini bertentangan dan harus dihentikan.” tegasnya.

    “Inilah masalah atau pokok pikir (pikir) terbesar saat kami turun (reses), adalah banyaknya anak-anak yang tidak dapat pekerjaan,” kata Anggota Komisi IV DPRD Batam Ides Mardi.

    Karena itu,pihaknya sudah menyampaikan kepada Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Batam agar dibuatkan pelatihan untuk pencari kerja serta kompetensi.

    “Dana IMTA itu bisa dimaksimalkan untuk peningkatan kompetensi. Sehingga anak lokal bisa mengambil posisi tenaga kerja asing (TKA) tersebut,” harap Ides sambil menyinggung apakah orang di Batam tidak mampu mengerjakan.

    Ketua Komisi IV DPRD Batam itu mendorong Anak Tempatan untuk bersaing. “Tikus mati di lumbung padi itu benar, tapi ke depan bukan memprotes orang namun bagaimana mengembangkan diri kita untuk bersaing,” tegas politisi Partai Golkar itu.

    Ides menilai, hal itu tidak bisa dipaksakan. Apalagi pakai aturan. “Sebab sudah pernah kami coba, kami bentuk sebuah perda dan kami masukkan klausul yang mengikat, sehingga memaksakan perusahaan untuk menerima baik secara kualitas maupun kuantitas, tapi ditolak oleh Kemenakertrans,” jelas Ides.

    Pihaknya menyarankan, agar membuka komunikasi yang baik antara perusahaan yang difasilitasi oleh kawasan industri sehingga Masyarakat Peduli Seibeduk dapat menyampaikan itu.

    Wakil Ketua II DPRD kota Batam, Ruslan Ali Wasyim menyebutkan bahwa pihaknya mendukung agar kawasan dan tenan-tenan dapat mengakomodir permintaan warga, sebagai bentuk kepedulian terhadap linkungan. Dia juga meminta agar perwakilan warga yang datang dapat melakukan kunjungan lanjutan ke perusahaan-perusahaan, yang ada di tiga kawasan untuk berbicara lebih jauh.

    Perwakilan dari Kawasan Industri, Iskandar menyampaikan, pihaknya  tidak punya kekuatan atau wewenang untuk masuk ke dalam perusahaan. Apalagi sampai dalam manajemen rekrutmen. Kawasan hanya bisa memfasilitasi ke masing-masing perusahaan. (cnk)