POSMETRO.CO Metro Sport

Kaelyn Celestyn Lebih Berani

Kaelyn Celestyn

LEBIH berani. Lincah. Sehat dan bugar. Si Bungsu Kaelyn Celestyn (9) juga berprestasi di cabang beladiri taekwondo. Kini, pelajar kelas IV Sekolah Dasar Pelita Utama ini juga sudah menyandang sabuk hitam. Hebat!

“Awal latihan dulu, hanya ikut-ikutan koko-kokonya (abang) aja!” kata Rachmawati, ibunda Kaelyn. Ya, sebelum Kaelyn latihan, tiga saudaranya sudah terlebih dahulu berlatih di dojang (tempat latihan) yang sama.

Dari situ, bakat Kaelyn terlihat oleh pelatih. Dia lebih cepat belajar. Latihannya juga semangat. Kelenturan tubuhnya juga lebih bagus. Sebagai orang tua, Rachmawati terus mendukung aktivitas Kaelyn.

“Kami sebagai orang tua sangat senang. Banyak manfaat yang bisa didapat anak kami,” ujarnya. “Walau cewek, tapi oleh teman-temannya, Kaelyn dinilai sebagai anak yang pemberani.”

Pelajar kelahiran Batam, 7 Oktober 2011 ini juga sudah menorehkan prestasi di kancah internasional. “Pernah dapat medali silver,” ujarnya pada POSMETRO. Putri Salim ini menyebut, masih ingin meraih prestasi yang lebih tinggi lagi. Ia mengaku tak takut walau kelas pertandingan yang diikutinya mnerupakan kategori fighting.

“Malah senang,” katanya. Tapi, ia berjanji, ilmu beladiri yang dimilikinya itu tidak akan digunakan untuk menjahili teman-temannya. “Kalau kita latihan beladiri, kita lebih banyak dapat teman,” katanya.

Soewito Trikusuman, sang pelatih menilai, keseharian Kaelyn seperti anak perempuan lain. Tapi, jika sudah di atas matras, sorot mata petarungnya terlihat. “Pernah dapat medali perak kategori fighting di kejuaraan Internasional Daedo ke tujuh tahun 2019 lalu,” kata Soewito.

Tak heran, jika Kaelyn bisa meraih sabuk hitam di usia yang masih dini. Kaelyn lulus ujian sabuk hitam, Minggu (23/5) lalu di Kepri Mall, Batam.

Soewito menyebut akan terus mencetak banyak taekwondoin (siswa taekwondo) yang bisa meraih sabuk hitam di usia dini. Tapi, itu butuh proses dan perjuangan. “Kami tetap mengedepankan kualitas taekwondoin kami,” ujarnya.

Diakuinya, selama melatih, banyak juga siswanya yang ‘berguguran’. Artinya, berhenti latihan sebelum dapat sabuk hitam. “Ada yang datang, ada yang pergi,” ujarnya.

Tapi, ia tak patah semangat. Yang terbaik tidak didapat dengan hasil yang mudah. Bersama pelatih-pelatih terbaik lainnya di bawah naungan Universal Taekwondo Indonesia Profesional (UTI-Pro), Soewito yakin akan bisa mengharumkan nama Kepri.

Tidak hanya di bidang prestasi atau kejuaraan taekwondo, tapi lebih dari itu, membentuk karaktek anak sejak usia dini.

Hingga seorang mendapatkan sabuk hitam, kata Soewito, banyak pelajaran moral yang bisa didapat. Sabuk hitam adalah, “Sabuk putih yang tidak pernah berhenti!”

Ia memberi garansi, seorang siswanya yang sudah meraih sabuk hitam, adalah seseorang yang bisa diandalkan. Kenapa seseorang berhasil? Karena ketekunan.

“Ingat, kamu dapat melakukan apa pun yang sudah kamu tentukan, tetapi dibutuhkan tindakan, ketekunan, dan hadapi rasa takutmu,” pesan pada siswanya.(chi)