BATAM, POSMETRO.CO: Rumah kediaman salah satu tokoh masyarakat Bugis, Haji Toyib di Tanjungsengkuang, Batuampar, Batam, Kepulauan Riau, mendadak ramai orang berkumpul, Senin (24/5) siang.
Sejumlah warga di luar terlihat sabar menunggu hasil mediasi antara pihak kepolisian dengan keluarga jenazah Abdul Hamid (44) yang tertukar di RS Bhayangkara Polda Kepri beberapa waktu lalu.
“Keluarga sudah menerima. Dan ini sudah takdir dari almarhum,” ujar Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Kota Batam, Masrur Amin usai pertemuannya dengan perwira menengah Polda Kepri siang itu.
Ya. Jenazah Abdul Hamid kini sudah menjadi abu. Dikremasi karena tertukar dengan jenazah lain di RS Bhayangkara. “Untungnya belum digiling, maaf jika saya salah, tapi tulangnya masih ada. Dan mudah-mudahan siang ini dari RS Bhayangkara bisa dibawa ke Polda untuk disalatkan di masjid sana,” katanya lagi.
Masrur Amin menyebut, apapun yang menjadi tuntutan keluarga akan disampaikan kepada pihak RS Bhayangkara karena kejadian ini tidak diinginkan. “Namun karena keluarga almarhum merasa bahwa dari sisi agama melihat ini adalah suatu ketetapan dari Allah SWT, dan keluarga sudah menerima ikhlaskan,” jelasnya.
Lanjut Masrur Amin, ini adalah takdir almarhum meninggal secara tidak wajar dikremasi adanya kesalahan prosedur yang dilakukan oleh pihak RS Bhayangkara yang menjadi timbul pertanyaan mengapa mayat ini bisa tertukar?
“Dan celakanya lagi mayat sudah dikremasi. Maka kejadian ini mayat diantarkan RS Bhayangkara untuk di salatkan dan kita kebumikan bersama-sama di Pemakaman TPU Air Raja, Tanjungsengkuang.
Setahu Masrur Amin, jenazah Abdul Hamid tertukar dengan jenazah turunan Thionghoa yang juga kebetulan meninggal dunia.
Jadi ada prosedur pengambilan mayat bila dinyatakan hasil swabnya negatif. Namun dari keluarga sudah jelas hasil swabnya negatif.
“Tetapi dipersulit sedemikian rupa oleh pihak rumahsakit agar jenazah tidak diambil pada malam itu. Singkat cerita ternyata jenazah sudah diambil sama orang lain dan sudah dikremasi,” kenangnya.
Ia juga menduga adanya rekayasa. Misalkan jenazah dari keluarga turunan Thionghoa tersebut dikeluarkan surat bahwa keluarganya positif Covid 19, lalu di kebumikan secara protokol Covid.
“Tetapi kami hargai adanya kejujuran dari pihak rumah sakit dan juga dari Polda dan Polresta bahwa mayatnya telah tertukar. Dan alhamdulilah berkat bantuan dari bapak Kapolda,bahwa jenazah masih bisa kita ambil dan dikebumikan secara Islam,” katanya mengakhiri. (cnk)