Apa Penyebab Tewasnya Warga Binaan Siprianus Apiatus

    spot_img

    Baca juga

    Bentrok Berdarah di Kos-kosan Bengkong Indah

    BATAM, POSMETRO: Tersinggung dituduh selingkuh dengan pacar temannya, Satria...

    Ansar Melepas Jalan Santai Ilunisda Tanjungpinang

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad yang...

    Gubernur Ansar dan Alumni SMAN 2 Tanjungpinang Rayakan Persaudaraan di Reuni Akbar

    KEPRI, POSMETRO: Ikatan Alumni SMAN 2 Tanjungpinang (ILUNISDA) menggelar...
    spot_img

    Share

    Kepala Rutan Kelas II A Batam, Yan Patmos

    BATAM, POSMETRO.CO : Siprianus Apiatus bin Philippus  (28) menghembuskan napas terakhirnya, Sabtu (10/4) pagi.

    Sebelumnya, warga binaan di Rumah tahanan (Rutan) Kelas II A Batam ini, mengeluh sakit dibagian perutnya.

    “Ya betul. Ada satu warga binaan yang meninggal karena sakit,” ucap Ismail, Kepala Keamanan Rutan Kelas II A Batam.

    Ismail menceritakan, Jumat (9/4) kemarin, Siprianus mengeluh karena perutnya sakit. Lalu petugas Rutan memberi obat dan bisa meredakan rasa sakit yang dialami Siprianus.

    “Siangnya sudah diobati. Tapi malamnya sekitar pukul 22:00 WIB, Siprianus kembali ngeluh, lalu rekan korban panggil petugas dan menanyakan siapa yang sakit,” ucap Ismail saat di konfirmasi, Senin (12/4) pagi.

    Karena kebetulan petugas medis di Rutan belum pulang, Siprianus kembali dikasih obat lagi. Dan Sabtu (10/4) pukul 02:00 WIB, Siprianus kembali mengeluh karena lapar.

    “Kami langsung kasih makan. Siap itu, yang bersangkutan kembali masuk ke kamarnya,” tegasnya Ismail.

    Lalu paginya, pukul 07.50 WIB, Siprianus kembali ngeluh sakit perut. Namun kali ini, Siprianus langsung dibawa ke klinik Rutan. Nah, di sana Siprianus diberi obat dan dikasih makan.

    “Sejam setengah dirawat di klinik, korban minta balik ke kamar karena merasa sudah enak badan,” beber Ismail.

    Tapi 15 menit kemudian, Siprianus kembali ngeluh. Tapi kali ini, Siprianus tidak lagi di kasih obat ataupun dirawat di klinik, melainkan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah RSUD-EF(RSUD-EF), Batuaji untuk mendapatkan pertolongan medis.

    “Di RSUD-EF,  yang bersangkutan langsung diberi pertolongan. Namun sekitar dua jam kemudian, Siprianus menghembuskan nafas terakhirnya,” beber Ismail.

    Kejadian ini pun langsung di beritahukan kepada keluarga korban dan kuasa hukumnya. Namun pihak dari korban tidak terima jika Siprianus disebut meninggal karena sakit.

    “Pihak keluarga mengatan korban meninggal karena dianiaya. Padahal sebelum meninggal, korban mengalami sakit perut dan sudah kita lakukan penanganan semaksimal mungkin,” tuturnya lagi.

    Kuasa Hukum korban, Natalis N Zega, menyebut dihadapan wartawan pada Minggu (11/4) di RS Bhayanhkara Batam menyebut, mereka akan terus mencari kebenaran atas kejadian itu.

    “Saya sudah sampaikan ke pihak keluarga, apa pun penjelasan dari pihak lain harus melaui kuasa hukum,” jelas Natalis.

    Untuk diketahui, Siprianus merupakan warga binaan dengan kasus pengeroyokan/perlindungan anak. Pria tersebut dikenakan pidana 1 tahun 6 bulan.

    Hasil Visum RSUD-EF Tidak Menunjukkan Tanda Kekerasan

    Dari hasil visum Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah(RSUD-EF), Batuaji, Siprianus, warga binaan di Rumah tahanan kelas II A Batam dinyatakan meninggal karena sakit

    “Hasil visum dari RSUD-EF mengatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan,” kata Kapolsek Sagulung, AKP Yusriadi Yusuf saat di konfirmasi, Senin (12/4).

    Namun karena keluarganya ingin memperjelas penyebab kematian korban, maka jenazah korban akan di otopsi di RS Bhayangkara Polda Kepri.

    “Informasi awal yang kami dapat, korban meninggal dunia karena sakit. Informasi ini diperoleh dari laporan petugas Rutan dan juga keterangan empat saksi yang masih sekamar dengan korban,” singkatnya.

    Dovan Fernandes, rekan satu kamar korban mengatakan dua hari sebelum meninggal Siprianus mengeluh sakit di bagian ulu hati. Lantas hal ini di beritahukan Dovan kepada petugas Rutan.

    Dovan melanjutkan, sebelumnya Siprianus tidak pernah berkelahi ataupun dikeroyok oleh rekan satu kamarnya. Tapi saat ia sakit, Siprianus minta rekan satu kamarnya untuk mengerok dada dan pundaknya.

    “Ia sempat mengeluhkan rasa sakit di dada dan sekitar perutnya. Akhirnya ia minta dikerok,” pungkasnya.

    Menanggapi hal ini, Yan Patmos, Kepala Rutan Kelas II A Batam mengatakan hasil visum sudah keluar. Hasilnya mengatakan tidak ada tanda kekerasan di tubuh korban.

    “Keluarga korban minta diotopsi, silahkan, kita terbuka dan tidak ada yang di tutup-tutupi,” singkatnya. (jho)