POSMETRO.CO Nasional

Sekjen DPN Garuda Minta BNPB Cepat Tanggap di Tengah Ancaman Badai Tropis

Dado Herdiansyah

BATAM, POSMETRO. CO : Siklon tropis Seroja hingga saat ini masih mengepung Kota Kupang dan sekitarnya di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Rumah warga rusak disapu badai yang terjadi sejak Minggu (4/4). Badai, hujan dan angin kencang membuat pohon tumbang dan banjir, sehingga sebagian warga tidak bisa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Untuk diketahui, siklon tropis merupakan badai dengan kekuatan yang besar. Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.

Terkait musibah badai tropis inj, Sekretaris Jenderal DPN Gema Aliansi Putra Putri Daerah ( GARUDA ) Dado Herdiansyah ST, pada Senin (5/4) mengungkapkan, hingga saat ini tiga kabupaten masih dalam ancaman serius badai tropis.

“Karena itu, kami meminta agar BNPB Pusat dan BPBD Daerah segera bahu membahu dengan instansi dan elemen masyarakat, terkait melakukan pencarian korban hilang serta evakuasi dan pendataan korban meninggal dan selamat,” ungkap Dado.

Menurutnya, musibah ini menelan korban jiwa yang sudah banyak, kerugian materiil dan imateriil cukup signifikan.

Tentunya tidak mudah mengkoordinasikan situasi di lapangan mengingat tingkat kerusakannya cukup memprihatinkan. Dibutuhkan distribusi makanan, air minum, air bersih, tenda, selimut, pakaian, MCK dan yang lain harus bisa diatasi. Hendaknya birokrasinya tidak berbelit-belit. Bantulah sekuat tenaga apa yang dibutuhkan dilapangkan.

“Saya yakin Bapak Presiden Joko Widodo sangat tanggap terhadap keadaan ini, kendalanya biasanya di birokrasi yang harus sesuai prosedur sehingga tidak ada lagi oknum – oknum melakukan tindakan korupsi diatas musibah bencana,” tegasnya.

Dan dalam situasi pandemi Covid 19, pemerintah melalui BNPB harus juga menyediakan alt test Rapid Anti Gen, PCR dan SWAB dilapangan, khususnya di daerah pengungsian, guna melakukan pencegahan pwmutusan mata rantai penyebaran Virus Covid 19 sehingga tidak ditemukan lagi kasus baru pertambahan pasien baru.(dye)