POSMETRO.CO Metro Kepri Batam

Sosok di Balik Mie Tarempa Jadi Termasyur

>>Mulai Dorong Gerobak Hingga Banyak Lapak dan di Kunjungi Jokowi

Mie Tarempa salah satu lokasi kuliner yang termasyur di Kepri khususnya di Batam (Foto-Abg/posmetro)

POSMETRO.CO: Menyebut nama Mie Tarempa di Kota Batam mayoritas warga Batam bahkan se-Provinsi Kepri tidak akan asing lagi. Makanan berbahan tepung terigu ini semakin populer sejak 2 bersaudara Heri dan Veri mengembangkannya menjadi usaha kuliner di Kota Batam. Tarempa sendiri merupakan sebuah kelurahan yang ada di Kecamatan Siantan tepatnya di Pantai Utara Siantan, Kabupaten Anambas Provinsi  Kepri.

Heri sosok pendiri usaha Mie Tarempa di Kota Batam itu sendiri tidak banyak diketahui publik dan lebih mempercayayakan pengelolaan bisnisnya kepada adik sepupunya Very.

Veri sosok pria berbadan tegap ini mengkisahkan bagaimana usaha yang dirintis bersama dari nol mendorong gerobak, dan  kini bahkan sudah dikenal di Nusantata.

Sosok Very yang mengelolah Mie Tarempa yang kini termasyur di Kepri. (Foto-abg/posmetro)

Diceritakannya, awal mula Mie Tarempa yang didirikan oleh kakak sepupu bernama Heri berawal saat orangtua Heri harus berobat jalan dari Tarempa Kabupaten Anambas ke Kota Batam untuk menjalani pengobatan kangker usus yang dialaminya pada tahun 2006.

“Orangtuanya abang sepupu saya (Heri) sering sakit-sakitan. Dari pada bolak balik Tarempa -Batam untuk cek-up jadi dihijrahkan semua,” ujar pria Asli Tarempa ini.

Setelah berada di Kota Batam Heri mengusulkan membuka usaha untuk mengisi kegiatan sambil mengobati orang tuanya. Heri akhirnya menjatuhkan pilihan untuk membuka usaha kuliner Mie Tarempa yang terinspirasi dari paman Veri yang berjualan mie kering di  kawasan Nagoya, Kota

“Waktu itu saya bantu paman saya  dorong gerobak  jualan mie kering di Indo Rasa, jualan pagi jam 10.00 WIB pulang lanjut bikin mie untuk jualan mie goreng sore di kios lain,” kisahnya.

“Dari situ beliau (Heri) membuka Mie Tarempa tahun 2006 di Sungai Panas, dan di di SP Batuaji tahun 2009 sampai 2011 dan saya yang mengelola selama 2 tahun,” sambungnya.

Ditengah proses perjalanannya, berjualan Mie Tarempa di SP masih sepi dan bertahan selama 2 tahun. Pada tahun yang sama, kembali kakak sepupu (tante) Veri harus di rawat di Batam karena sakit kencing manis sehingga keluarga besarnya berkumpul di Kota Batam .

“Dulu masih sepi, hanya komunitas warga Tarempa saja yang beli yang rindu makanan khas Tarempa,” ujar pria penghobi motor  Harley Davidson ini.

“Pada saat itu anaknya tante yang kuliah di Jakarta datang ke Kota Batam dan kami nekat menyewa Ruko di Sungai Panas,” kata sosok yang tidak segan-segan melayani langsung pelanggan ini.

Mie Tarempa dan Luti Gendang yang menjadi andal;an dan disukai banyak orang. (Foto-abg/posmetro)

Butuh waktu 3 tahun Mie Tarempa bisa dikenal banyak kaum penghobi kuliner hingga membuahkan hasil tepatnya tahun 2009 hingga sekarang.

“Seperti bayi merangkak tidak langsung lari, benar-benar dari nol, lalu 2009 mulai lumayan di kenal dan boomingnya mulai pada tahun 2014, setelah banyak kedatangan orang penting seperti artis dan pejabat yang di share di media sosial,” kata pria ramah ini.

“Dulu waktu Pak Jokowi masih Gubernur pernah singgah disini, bahkan Bu Puji Astuti (Mantan Menteri KKP) berkali-kali datang,” ujar Veri penuh bangga.

Tidak puas sampai disitu. Pada tahun 2012 Mie Tarempa mulai mengembangkan sayap dan membuka cabang baru di kawasan Sincom, Batam Centre yang menyasar pangsa pasar pekerja perusahaan dan keluarga. Lagi-lagi nasib baik, kualitas rasa terjaga dan mengutamakan pelayanan membuat Mie Tarempa semakin besar dan terkenal.

Di Mie Tarempa sendiri tidak hanya di kenal mienya saja, bahkan  kue Luti Gendang atau roti goreng isi ikan menjadi penjualan terbesar dibanding menu lain seperti, mie, kwitiaw, ayam penyet dan menu lainnya. Untuk minuman, Teh Tarik menjadi menu andalan dan pavorit pengunjung karena rasa dan cara pembuatannta yang menarik

“Untuk Luti Gendang bisa menghabiskan bahan terigu 100 kilo. Setiap 1 kilo bisa dibuat 90 kue. Kalau mie bisa ratusan piring setiap hari,” ungkapnya.

Kue Luti Gendang sendiri kini banyak dijadikan makanan oleh-oleh baik oleh warga Kota Batam maupun pendatang yang membuat Mie Tarempa semakin dikenal ke Nusantara.

“Pelanggan kita sudah banyak seperti dari Medan, Jakarta, Surabaya, Bandung, Pekan Baru bahkan dari luar negeri,” akunya.

Usai usahanya maju berkembang, banyak sejumlah pebisnis terinspirasi membuka usaha yang sama, dan diakui Veri tidak merasa tersaingi karena usaha andalannya selalu menjaga kualitas.

“Kami punya rasa dan kualitas kontrol yang ketat sehingga rasa kami tidak berubah-rubah yang membuat pelanggan kami tetap menggemarinya,” kata Veri.

Sebelum pandemi Covid 19 melanda Indonesia, Mie Tarempa memiliki 5 tempat usaha seperti di Mie Tarempa Sincom Batam Centre, Mie Tarempa  Sungai Panas, Mie Tarempa SP Batuaji, dan 2 di Jakatadi kelola kaka kandung Heri yang mempekerjakan 80 karyawan.

“Penjualan kami menurun hingga 70 persen, sehingga  kami terpaksa memangkas separuh karyawan. Bahkan saat PSBB kami tutup dan hanya melayani layanan tack away online dan hajya membutuhkan belasan pekerja saja. Sekarang pelan-pelan sudah mulai bangkit lagi” ujarnya.

Usai menghantarkan Heri yang dinilai sukses berbisnis kuliner. Veri dengan meminta ijin Heri mencoba membuka usaha sendiri di KDA Junction, Batam Centre dengan tetap menjaga hubungan baik.

“Mulai Juli 2020 saya meminta ijin beliau membuka sendiri di KDA Junction mempekerjakan 18 orang, dengan merek berbeda tetapi tetap bekerja sama. Seperti untuk Luti Gendang saya masih menggambil dari sana,”

Kini Veri memiliki impian besar menjadikan Mie Tarempa sebagai usaha kuliner waralaba yang bisa menjangkau seluruh nusantara.

“Kalau penawaran dari tamu yang datang untuk mengajak bekerjasama sudah banyak, tapi kami masih takut dalam hal menjaga rasa. Kami baru mau mencoba membuka kembali di Medan dan Pekan Baru,” ujarnya.

“Kami punya harapan kedepan bisa franchise, tetapi kami masih mencari formasi yang tetap untuk menjaga rasa, doakan saja,” pungkas Veri optimis. (abg)