Beberapa Kota di Tiongkok Wajibkan Tes Usap melalui Dubur

    spot_img

    Baca juga

    Empat Penghuni Hotel Melati di Jodoh- Nagoya Diangkut Polisi

    BATAM, POSMETRO: Diduga kerap dijadikan sebagai tempat penyalahgunaan narkotika,...

    Batam Jadi Pilot Project Pemasangan Jaringan Gas

    BATAM, POSMETRO: Kabar gembira, Pemerintah Pusat melalui Kementerian ESDM...

    200 Warga Batam Mulai Mudik Gratis ke Jakarta Naik KM Kelud 

    BATAM, POSMETRO.CO : Sedikitnya 200 peserta mudik gratis Program...
    spot_img

    Share

    Ilustrasi tes usap (Grafis: RIZKY JANU/JAWA POS)

    POSMETRO.CO:Beberapa kota di Tiongkok, terutama yang masuk kategori berisiko tinggi penularan Covid-19, mewajibkan warga yang baru datang melakukan tes usap melalui dubur (anal swab test).

    Pemerintah Kota Beijing dan Qingdao di Provinsi Shandong mulai Kamis memberlakukan kewajiban anal swab test tersebut terhadap para penumpang pesawat internasional sebelum mengakhiri masa karantina.

    Demikian halnya di Kota Yangzhou, Provinsi Jiangsu, juga menerapkan metode tersebut kepada para pekerja di perusahaan makanan beku.

    Direktur Pusat Kesehatan Masyarakat Universitas Fudan, Shanghai, Lu Hongzhou, mengatakan bahwa pengambilan sampel melalui anus tersebut lebih akurat daripada melalui tenggorokan atau hidung.

    ’’Mengambil sampel dari hidung atau tenggorokan ada kemungkinan hasilnya salah,’’ ujarnya dikutip media setempat yang dilansir dari halaman Jawapos.com.

    Para ilmuwan juga mendapati bahwa virus di hidung dan tenggorokan lebih cepat hilang daripada di anus. Oleh sebab itu, diduga ada banyak kasus Covid-19 tanpa gejala yang ditemukan. Akan tetapi, metode tes Covid melalui anus tersebut memunculkan perdebatan di jagat dunia maya di Tiongkok.

    ’’Kau angkat pantatmu, letakkan di atas kasur, lalu kau akan merasakan kapas lidi dimasukkan di anusmu dua kali atau mungkin beberapa kali,’’ kata seorang warganet yang menceritakan pengalamannya kepada Beijing News.

    Pemkot Shanghai pernah menerapkan metode tersebut pada awal 2020, namun kemudian tidak dipakai lagi. Seorang warga negara Indonesia yang baru saja menjalani karantina selama 14 hari di Guangzhou sebelum memasuki wilayah Beijing juga mengaku risih saat mengetahui kebijakan anal swab test itu. ’’Aneh-aneh saja, masak tes swab melalui anus,” ujar pria tersebut kepada Antara, Kamis malam (28/1). (*)