647 Nakes Akibat Covid-19 di Indonesia, Masuk Daftar Tertinggi Ketiga Dunia

    spot_img

    Baca juga

    Jadi Tersangka, Pj Walikota Tanjungpinang, Terancam Hukuman 8 Tahun Penjara

    BINTAN, POSMETRO: Ditetapkannya Penjabat Walikota Tanjungpinang, Hasan, sebagai tersangka,...

    KONI Kepri Siapkan Atletnya Menuju PON Aceh-Sumut

    KEPRI, POSMETRO: Pelaksanaan PON Aceh-Sumut akan dilangsungkan dari 8-20...

    3 Buaya Terpantau Tim Gabungan Saat Penyisiran Sungai

    BATAM, POSMETRO.CO : Tim gabungan Polri, TNI, Balai Konservasi...

    Selama Mudik Lebaran, Bandara Internasional Batam Layani 1.741 Penerbangan

    BATAM, POSMETRO.CO : PT Bandara Internasional Batam (BIB) mencatat...

    Progres Rempang Eco-City, BP Batam: Listrik dan Air Sudah Mulai Masuk

    BATAM, POSMETRO: Progres pengerjaan bangunan empat rumah contoh untuk...
    spot_img

    Share

    GARDA TERDEPAN: Sejumlah tenaga kesehatan berdoa sebelum bertugas di RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, kemarin (26/1). (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)

    JAKARTA, POSMETRO.CO: Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengumumkan informasi terbaru terkait gugurnya tenaga kesehatan sejak Maret 2020 hingga pertengahan Januari 2021. Sejauh ini sebanyak 647 nakes gugur karena terinfeksi Covid-19.

    Dikutif dari halaman Jawapos.com Data itu dihimpun berdasarkan data yang dirangkum oleh Tim Mitigasi IDI dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Perastuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI), dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), dari Maret hingga pertengahan Januari 2021, mencatat total ada 647 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19, yang terdiri dari 289 dokter (16 guru besar) dan 27 dokter gigi (3 guru besar), 221 perawat, 84 bidan, 11 apoteker, 15 tenaga lab medik.

    Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 161 dokter umum (4 guru besar), dan 123 dokter spesialis (12 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 26 IDI Wilayah (provinsi) dan 116 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).

    “Berdasarkan perbandingan statistik testing dan populasi, kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia, dan 3 besar di seluruh dunia. Bahkan sepanjang bulan Desember 2020 mencatat 53 (lima puluh tiga) dan hingga pertengahan bulan Januari 2021,” kata Tim Mitigasi PB IDI dr. Adib Khumaidi, SpOT, kepada JawaPos.com, Kamis (28/1).

    Menurut dr. Adib, meskipun program vaksinasi sudah mulai dilakukan di hampir seluruh wilayah di Indonesia, namun hal ini hanya merupakan salah satu upaya pencegahan (preventif) dan kondisi ini tidak akan berjalan maksimal apabila masyarakat tetap abai dalam menjalankan protokol kesehatan 5M. Yaitu Memakai Masker, Mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, Menjaga jarak, Membatasi Mobilitas, dan Menghindari Kerumunan.

    Tim Mitigasi IDI juga meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan strategi testing secara serentak bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga dapat menentukan diagnosa dini agar dapat tindakan segera bagi yang terkonfirmasi positif tersebut.

    Menurutnya situasi penularan Covid-19 saat ini sudah tidak terkendali, terutama karena aktivitas mobilitas masyarakat semakin meningkat. Testing ini dibutuhkan untuk bukan hanya screening (penyaringan), namun juga tracing (penelusuran) dan evaluasi penyembuhan.

    “Saat ini angka testing di Indonesia masih baru mencapai kurang dari 5 persen dari total populasi penduduk Indonesia,” kata Adib.

    Tim Mitigasi IDI juga mengimbau pemerintah setempat dan pengelola fasilitas kesehatan untuk memberikan tes rutin untuk mengetahui status kondisi kesehatan terkini para pekerja medis dan kesehatan yang bertugas menangani pasien.

    Berikut data nakes yang gugur berdasarkan data propinsi :

    1. Jawa Timur:  56 dokter, 6 dokter gigi, 89 perawat, 4 tenaga lab medik, 33 bidan

    2. DKI Jakarta: 43 dokter, 10 dokter gigi, 25 perawat, 2 apoteker, 3 tenaga lab medik, 7 bidan

    3. Jawa Tengah: 41 dokter, 2 dokter gigi, 27 perawat, 3 tenaga lab medik, 2 bidan

    4. Jawa Barat: 33 dokter, 4 dokter gigi, 27 perawat, 6 apoteker, 1 tenaga lab medik, 13 bidan

    5. Sumatra Utara: 26 dokter, 1 dokter gigi, 3 perawat, 9 bidan

    6. Sulawesi Selatan: 18 dokter, 7 perawat, 4 bidan

    7. Banten: 12 dokter, 2 perawat, 4 bidan Bali 6 dokter, 1 perawat, 1 tenaga lab medik

    8. DI Aceh: 6 dokter, 2 perawat, 1 tenaga lab medik, 1 bidan

    9. Kalimantan Timur: 6 dokter dan 4 perawat,

    10. DI Yogyakarta 6 dokter, 2 perawat, 3 bidan

    11. Riau: 6 dokter, 2 perawat, 1 bidan

    12. Kalimantan Selatan:  5 dokter, 1 dokter gigi,  dan 6 perawat,

    13. Sulawesi Utara: 5 dokter, 1 perawat, 1 bidan

    11. Sumatra Selatan: 4 dokter, 1 dokter gigi, 5 perawat,

    12. Kepulauan Riau: 3 dokter dan 2 perawat,

    13. Nusa Tenggara Barat: 2 dokter, 1 perawat, 1 tenaga lab medik, 1 bidan

    14. Bengkulu: 2 dokter, 2 bidan

    15. Sumatra Barat: 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat,

    16. Kalimantan Tengah: 1 dokter, 2 perawat, 1 apoteker, 2 bidan

    17. Lampung 1 dokter dan 2 perawat,

    18. Maluku Utara 1 dokter dan 1 perawat,

    19. Sulawesi Tenggara 1 dokter, 2 dokter gigi, 1 perawat,

    20. Sulawesi Tengah 1 dokter, 1 perawat

    21. Papua Barat 1 dokter,

    22. Bangka Belitung 1 dokter,

    23. Papua 2 perawat, 1 bidan

    24. Nusa Tenggara Timur 1 perawat,

    25. Kalimantan Barat: 1 perawat, 1 apoteker, 1 tenaga lab medik

    26. Jambi: 1 apoteker

    27. DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri)

    Kuwait 2 perawat, serta 1 dokter masih dalam konfirmasi verifikasi.