Pendukung Koruptor Serang KPK dengan Isu Taliban

    spot_img

    Baca juga

    Jaksa Batam Ajari Camat dan Lurah di Batuaji Cara Menghindari Masalah Hukum

    BATAM, POSMETRO: Untuk meminimalisir pelanggaran hukum di lingkungan Kecamatan...

    BP Batam – Lions Club Indonesia Kolaborasi Hijaukan Waduk Sei Ladi

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Badan...

    Bottor Erikson Pardede: Harta Pengusaha Singapura Dikuasai Orang Kepercayaan dengan Melawan Hukum

    BATAM, POSMETRO: Sekelumit masalah dihadapi Dewi, termasuk harta peninggalan...

    Saldo Rekening Pengusaha Singapur Lenyap Rp 8,9 Miliar, Sidangnya Alot di PN Batam

    BATAM, PM: Orangnya sudah meninggal dunia pada pertengahan 2021...

    Sekdaprov Kepri Terima Audiensi TIM PKDN Sespimti Polri, Sambut Indonesia Emas 2045

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad diwakili Sekretaris...
    spot_img

    Share

    Febridiansyah, mantan juru bicara KPK.

    JAKARTA, POSMETRO.CO: Penanganan kasus besar yang sedang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini, membuat lembaga antirasuah itu digoyang berbagai macam isu. KPK saat ini sedang menangani kasus kelas kakap, yakni perkara bantuan sosial dan izin ekspor benih lobster.

    Menurut mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah menilai, munculnya isu taliban dan radikalisme yang menyerang lembaga antirasuah karena saat ini sedang menangani kasus besar.

    “Isu Taliban dengan video tahun 2019 sebelum demo mahasiswa dimunculkan lagi. Berbarengan dengan mulai menghangatnya penanganan kasus korupsi Bansos Covid-19,” kata Febri seperti dikutip Jawa Pos, Senin (25/1/2021).

    Febri menyesalkan sejumlah pihak yang menggaungkan opini taliban dan radikalime ke KPK. Dia menduga, opini itu dibuat untuk menyerang penyidik senior KPK, Novel Baswedan dan rekan-rekannya yang juga sesama penyidik di KPK.

    “Dugaan saya, setelah ini Novel (Novel Baswedan) dkk akan diserang menggunakan isu taliban di KPK itu. Kemungkinan dikaitkan dengan penyidik-penyidik yang sedang menangani kasus-kasus korupsi besar. Misal kasus korupsi benur ataupun korupsi bansos Covid-19 yang sedang ditangani KPK,” cetus Febri.

    Febri lantas mengharapkan, masyarakat bisa mengawal setiap kasus yang ditangani KPK. Dia meminta KPK tetap independen mengusut kasus korupsi benur dan bansos Covid-19.

    “Kita doakan dan jaga bersama teman pegawai KPK yang sedang bersungguh-sungguh berjuang menangani kasus-kasus besar saat ini. Semoga kasus korupsi benur dan suap bansos Covid-19 bisa diungkap seterang-terangnya. Tantangan mereka pasti tidak mudah,” tegas Febri.

    Sebelumnya, penyidik senior KPK Novel Baswedan menyampaikan, isu radikal dan taliban sering digunakan oleh para pendukung koruptor untuk menyerang kinerja KPK. Dia menegaskan, isu yang digaungkan tersebut tidak benar dan mengada-ada.

    “Kawan-kawan sudah bisa menandai bahwa, bila isu itu dihembuskan biasanya ada kepentingan mereka yang terganggu di KPK dan selama ini memang demikian, bila KPK sedang bekerja benar untuk perangi korupsi, maka mereka (para pendukung koruptor) menyerang menggunakan isu itu,” ujar Novel.

    Novel menyayangkan, penggunaan isu radikal dan taliban dianggap efektif untuk menggembosi kinerja KPK. Dia tak memungkiri, banyak masyarakat yang tergiring oleh opini tidak bertanggung jawab tersebut.

    “Tapi setelah sekian lama dan diulang-ulang penggunaan isu itu, rasanya masyarakat semakin paham bahwa upaya menggangu dan menyerang pemberantasan korupsi dilakukan dengan segala cara, termasuk dengan cara membuat fitnah dan narasi-narasi seperti itu,” cetus Novel.

    Kendati demikian, Novel enggan menyimpulkan kembali berhembusnya isu radikal dan taliban yang kembali menyerang KPK.

    “Itu mesti diteliti lagi, agar statementnya obyektif. Karena biasanya mereka tidak hanya melempar isu saja, tapi juga kondisikan agar seolah banyak dibahas.
    Termasuk gunakan robot medsos, tapi itu ahli yang bisa jelaskan,” tandas Novel. (jpg)