Pria yang diakrab disapa Sandi ini mengenakan batik asli Batam dengan motif sirih junjung, warna biru muda. Ia disambut langsung oleh Ketua Dekranasda Kota Batam, Marlin Agustina Rudi dan didampingi Wali Kota Batam, Muhammad Rudi serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemko Batam.
“Batik Batam sangat nyaman dipakai, dan sangat layak kita kemas sebagai batik unggulan,” ujar Sandi.
Dirinya yakin dengan produk yang dihasilkan pengrajin lokal, Batik Batam bisa masuk pasar ekspor. Kemenparekraf RI, katanya akan mendukung penuh pengembangan Batik Batam tersebut.
Pada kesempatan itu, Sandi juga memberikan apresiasi atas peran dan komitmen Dekranasda Kota Batam, yang selama ini mengakomodir serta melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
“Kemenparekraf tengah menyiapkan program beli kreatif lokal. Mudah-mudahan program ini juga bisa menjadi tempat untuk pengembangan Batik Batam,” katanya.
Ketua Dekranasda Kota Batam, Marlin Agustina Rudi mengatakan saat ini di Kota Batam ada sekitar 20 pengrajin Batik Batam.
Kemudian ada 16 hasil karya yang sudah memiliki hak intelektual. Dekranasda juga memiliki banyak binaan pelaku UMKM dan juga pelaku ekonomi kreatif di Batam. Tak hanya Batik Batam saja tapi juga ada pengrajin tenun, songket dan lainnya.
“Salah satu lokasinya ada di Pulau Ngenang, Nongsa. Pemerintah melibatkan masyarakat setempat,” jelas Marlin
Selain itu, pihaknya sudah melakukan pembinaan kepada penduduk setempat untuk membuat home stay. Sehingga para wisatawan yang datang nantinya, bisa menginap dan tentunya dikelola langsung oleh masyarakat pulau tersebut.
“Kita harap Kemenparekraf bisa terus mendukung kami. Karena salah satu kendala kami adalah keterbatasan pendanaan dan promosi,” pungkas Marlin. (hbb)