Mendikbud Ungkap Solusi Hilangnya 20 Persen Kompetensi Belajar Siswa

    spot_img

    Baca juga

    BP Batam – Lions Club Indonesia Kolaborasi Hijaukan Waduk Sei Ladi

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Badan...

    Bottor Erikson Pardede: Harta Pengusaha Singapura Dikuasai Orang Kepercayaan dengan Melawan Hukum

    BATAM, POSMETRO: Sekelumit masalah dihadapi Dewi, termasuk harta peninggalan...

    Saldo Rekening Pengusaha Singapur Lenyap Rp 8,9 Miliar, Sidangnya Alot di PN Batam

    BATAM, PM: Orangnya sudah meninggal dunia pada pertengahan 2021...

    Sekdaprov Kepri Terima Audiensi TIM PKDN Sespimti Polri, Sambut Indonesia Emas 2045

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad diwakili Sekretaris...
    spot_img

    Share

    Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendibud) Nadiem Makarim pun mengatakan bahwa hanya terdapat satu solusi untuk menangkal adanya learning loss. Salah satunya adalah tatap muka. (dok JawaPos.com

    JAKARTA.POSMETRO.CO: Pembelajaran jarak jauh (PJJ) disebut akan memberikan dampak pada learning loss atau kehilangan kompetensi belajar siswa. Bahkan, survei kemendikbud terbaru menyebutan adanya gap loss learning hingga 20 persen.

    Seperti yang dilansir Jawapos.com Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendibud) Nadiem Makarim pun mengatakan bahwa hanya terdapat satu solusi untuk menangkal adanya learning loss. Salah satunya adalah tatap muka.

    “Langkah pertama yang terpenting adalah sekolah yang sangat sulit melakukan PJJ, harus masuk tatap muka sekolah lagi. Itu itu adalah satu-satunya solusi untuk biar mereka tidak lebih lagi ketertinggalan,” terang Nadime dalam webinar Merdeka Belajar, yang meTransformasi Pendidikan Indonesia, Jumat (22/1).

    Akan tetapi, saat pembelajaran tatap muka (PTM) dilakukan, dia meminta pemerintah daerah (pemda) mengambil peran. Sekolah harus dibantu oleh pemda dalam menggelar PTM, mulai dari penyediaan sarana dan pengawasannya.

    “Jadi benar-benar tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk membantu akselerasi sekolah tatap muka di tempat-tempat yang paling sulit melakukan online. Jadi itu pertama yang harus dilakukan,” imbuhnya.

    Disamping itu, pihaknya juga akan mendampingi pemda yang memutuskan untuk membuka sekolah. Hal ini agar learning loss tidak semakin melebar antar daerah.

    “Jadi kami akan mendampingi Pemda yang mungkin banyak dari mereka yang mungkin pelan-pelan membuka sekolah di tempat-tempat 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Kita akan dorong untuk membantu memfasilitasi tersebut,” ujarnya.

    Sebelumnya Plt Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Kabalitbangbuk) Kemendikbud, Totok Suprayitno mengatakan, dalam survei yang dilakukan pihaknya, terdapat potensi learning loss atau kehilangan kompetensi belajar siswa akibat pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dikatakan terdapat 20 persen sekolah secara nasinal menyatakan sebagian siswa tidak memenuhi kompetensi.

    “Ada 20 persen sekolah mengatakan sebagian siswa tidak memenuhi standar kompetensi. 20 persen inilah yang diduga mengalami learning loss yang paling besar hanya 20 persen,” ujar dia dalam Rapat Dengar Pendapat Umum Komisi X DPR RI secara daring, Kamis (21/1).(***)