Menikmati Wisata Mangrove dengan Protokol Kesehatan

    spot_img

    Baca juga

    85 Persen Unit Apartemen Balmoral Sukses terjual di Opus Bay

    >>>Kawasan Terintegrasi Pertama di Kota Batam        INVESTASI...

    Perusahaan Manufaktur Asal Tiongkok Berencana Kembangkan Usaha di Batam

    BATAM, POSMETRO: Sebanyak 30 pimpinan perusahaan manufaktur asal Negeri...

    Kepala BP Batam: Industri Digital Jadi Mesin Penggerak Ekonomi Baru

    BATAM, POSMETRO: Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park...

    AKP Siwanto Eka Putra: Dari Rumah Tahfidz Ini akan Lahir Calon Imam Imam Besar

    BATAM, POSMETRO: Wujud mengabdikan diri kepada masyarakat, AKP Siwanto...
    spot_img

    Share

    Geri (39) sedang mengecek suhu tubuh pengunjung wisata Mangrove Pandang Tak Jenuh, Nongsa, Minggu (22/11) lalu. Foto: hbb

    BATAM, POSMETRO.CO: Geri (39) mengarahkan pandangannya ke pos pintu masuk Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu, di Kampung Tua Bakau Serip, Nongsa, Batam, Kepulauan Riau. Ada rombongan kendaraan muda-mudi berhenti. Iapun bergegas menyiapkan alat pengecek suhu badan.

    “Setiap pengunjung yang masuk harus dicek dulu suhu tubuhnya, sesuai protokol kesehatan,” katanya sembari kembali melirik antrian pengunjung yang baru tiba tersebut, Minggu (22/11) lalu.

    Di samping Geri, seorang pria paruh baya memakai masker kain hitam juga sudah siap menyerahkan tiket masuk. Keduanya, tampak sibuk melayani pengunjung. Tidak jauh dari pos pintu masuk, tempat cuci tangan dan sabun cair sudah tersedia. Pengunjung diarahkan untuk mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk.

    “Maaf dek, cuci tangannya dulu. Jangan lupa maskernya dipakai ya,” imbau pengelola Wisata Mangrove Pandang Tak Jenuh itu kepada pengunjung yang hendak memasuki area wisata.

    Destinasi wisata alam ini dibuka pada tahun 2018 silam. Sebelum, Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) melanda. Kawasan wisata ini menjadi tujuan sejumlah wisatawan lokal maupun mancanegara. Akan tetapi, sejak pandemi Covid-19 merebak pada Maret lalu, destinasi Wisata Mangrove di kawasan kampung tua ini sempat tutup total.

    Namun, pada Juli lalu Pemerintah Kota (Pemko) Batam memberikan kelonggaran kepada pelaku usaha termasuk pengelola tempat wisata untuk membuka kembali usahanya. Dengan syarat menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Di mana sebelum masuk ke area wisata, petugas memastikan pengunjung memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjalani pemeriksaan suhu tubuh.

    “Saat itu, kelonggaran menjadi kabar baik bagi kami. Kami pun menyiapkan syarat yakni protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah,” katanya mengingatkan.

    Geri merupakan salah satu pengelola destinasi wisata yang sudah melengkapi fasilitas protokol kesehatan. Aturan ini seiringan dengan jalannya program Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan yang dikenal dengan Cleanlinness, Health, Safety, and Environtment Sustainability (CHSE) yang disosialisasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia di saat pendemi Covid.

    “Pelaku usaha baik sektor hotel, restoran, travel agent, dan destinasi wisata harus bangkit dengan perubahan baru. Dengan mengimplementasi CHSE yang digaungkan Kemenpar,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam Ardiwinata, Rabu (10/12).

    Ardi mengatakan, para pelaku pariwisata harus bersiap sekaligus menerapkan protokol CHSE. Sertifikasi tersebut untuk meyakinkan wisatawan nusantara maupun wisman untuk datang ke Batam dengan aman, nyaman, dan sehat meskipun di masa pandemi.

    “Jika semua para pelaku usaha sudah menerapkan CHSE. Saya yakin, wisatawan akan kembali datang ke Batam karena ada jaminan,” ungkap Ardi.

    Ardi optimis pariwisata Batam bangkit pada tahun 2021 mendatang. Hal ini bukan tanpa alasan. Sebab, sejumlah usaha dan destinasi wisata di daerah ini, sudah beroperasi dan mayoritas sudah menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 ini.

    “Dengan usaha keras kita selama ini, maka tahun 2021 adalah masa kebangkitan pariwisata Batam,” harap mantan Kabag Humas Sekdako Batam itu.

    Pemerintah, katanya sudah berupaya dalam menangani Covid-19 di Kota Batam. Mulai dari tanggap darurat, pemulihan, kemudian normalisasi. Untuk itu, pemerintah mengajak semua pelaku usaha di sektor pariwisata untuk memperketat protokol kesehatan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

    “Tetap pakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau memakai hand sanitizer. Ini sebagai benteng kita melawan Covid-19,” kata bapak dua putri itu.

    Sebelumnya, Guntur Sakti, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Multikultural mengatakan, bahwa seritifikasi CHSE ini diterapkan di seluruh Indonesia sebagai langkah pemerintah membangun citra pariwisata dengan menerapkan protokol kesehatan dengan sungguh-sungguh. Dalam kesempatan itu, ia berpesan kepada pelaku usaha pariwisata di Kepri untuk mendaftarkan diri melalui https://chse.kemenparekraf.go.id/ untuk mendapatkan lencana emas “Indonesia Care”.

    “Sertifikasi CHSE juga sebagai strategi bangsa kita dalam membangun pariwisata. Saya ditugaskan di tiga provinsi, Bali dan Sumatera Utara sudah berkomitmen. Saya minta Kepri juga berkomitmen untuk mendaftar sertifikasi CHSE ini,” tegas Guntur.

    Mantan Kepala Dinas Pariwisata Kepri mengaku, dengan adanya lencana emas “Indonesia Care” dalam entitas usaha pariwisata dan destinasi pariwisata, bakal makin meyakinkan wisatawan untuk datang ke Kepri. Guntur juga mengapresiasi langkah Pemerintah Daerah (Pemda) yang juga sudah berupaya membuat sertifikasi protokol kesehatan di bidang pariwisata.

    “Ini tugas kami menyosialisasikan sertifikasi CHSE. Untuk bisa menerapkan protokol CHSE,” pesan putra daerah Kepri itu.(hbb)