Meneropong Peran Camat Lingga 2001, yang Sekarang Calon Bupati Lingga

    spot_img

    Baca juga

    Bentrok Berdarah di Kos-kosan Bengkong Indah

    BATAM, POSMETRO: Tersinggung dituduh selingkuh dengan pacar temannya, Satria...

    Ansar Melepas Jalan Santai Ilunisda Tanjungpinang

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad yang...

    Gubernur Ansar dan Alumni SMAN 2 Tanjungpinang Rayakan Persaudaraan di Reuni Akbar

    KEPRI, POSMETRO: Ikatan Alumni SMAN 2 Tanjungpinang (ILUNISDA) menggelar...
    spot_img

    Share

    Camat Lingga Ir Muhammad Ishak beserta isteri setelah upacara HUT Kemerdekaan RI di halaman kantor kecamatan. Foto: ist

    LINGGA, POSMETRO.CO: Mungkin selama ini sebagian masyarakat Kabupaten Lingga ada yang tahu dan ada yang tidak tahu sosok Camat Lingga tahun 2001, yang sekarang ikut kontestasi di Pilkada 2020 yang digelar pada 9 Desember ini.

    Camat tersebut adalah Ir. H. Muhammad Ishak. Cuma berlatar belakang pendidikan sarjana perikanan, tahun 2001 H. Muhammad Ishak dilantik Bupati Kepulauan Riau, Huzrin Hood sebagai Camat Lingga pada 23 Oktober tahun 2001.

    Akhir tahun 2003, Kabupaten Lingga terbentuk, dan baru berjalan efektif tahun 2004. Ia ditunjuk lagi oleh Bupati Lingga pertama H. Daria untuk meneruskan jabatan sebagai Camat Lingga, sekaligus merangkap sebagai Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lingga.

    Ada pengalaman menarik ketika Muhammad Ishak menjadi Camat Lingga dan bahkan mendapat pengakuan para tokoh masyarakat adat maupun agama ketika itu.

    Ketika masih sebagai camat, direalisasinya usulan pembangunan Pelabuhan Sei Tenam sebagai Pelabuhan Kargo oleh Gubernur Riau tahun 2002.

    Keberhasilan usulan itu juga tidak terlepas dari dukungan orang tua dan teman-temannya di Pekanbaru yaitu, Bapak Sutarman K dan M. Tahir Ismail serta Yusran saat itu menjabat sebagai Kepala Desa Mentuda.

    Sedangkan pembangunan yang lain ketika Lingga masih kecamatan adalah, pembangunan Museum Mini Linggam Cahaya di Damnah. Ketika itu, Muhammad Ishak berterimakasih sekali kepada almarhum H. Ismail Ahmad mantan Lurah Daik yang memberi dukungan atas ide-nya bersama Pak Ansar Ahmad untuk membangun Museum di Daik, dan Pak Long Leman yang telah menghibahkan tanahnya di Damnah untuk pembangunan museum kegunaannya untuk menyelamatkan barang-barang peninggalan Kesultanan Lingga.

    Camat Lingga, Ir Muhammad Ishak menyerahkan SK kepada penjaga Museum Mini Linggam Cahaya ketika itu.

    Untuk melakukan pengumpulan atau penyelamatan barang berharga tersebut, Ishak melakukan Gerakan Sayang Benda Cagar Budaya (GSBCB) yang mendapat dukungan luar biasa dari para Kades maupun masyarakat baik yang ada di Pulau Lingga, Singkep, Senayang maupun di Tanjungpinang.

    Perlu diketahui, pembangunan Museum Mini Linggam Cahaya tahun 2002 bersumber dari dana APBD Provinsi Riau saat itu, juga pembangunan jalan Damnah dan pembangunan Replika Istana Damnah.

    Untuk pembangunan yang lain, yang benar-benar dilakukan melalui gotong royong (goro) dengan masyarakat ketika Ishak sebagai Camat Lingga adalah pembangunan lapangan bola Sultan Mahmud Riayat Syah (SMRS) dan jalan Engkau Aman Kelang (Sawin) disaksikan para tokoh masyarakat yang masih ada di Daik.

    Betapa luar biasa sekali dukungan yang telah diberikan masyarakat ketika goro membangun jalan Sawin (sekarang jalan Engku Aman Kelang) dan lapangan bola SMRS dan dapat di gunakan pada perayaan HUT Kemerdekaan RI.

    Pembangunan yang lain menjadi salah satu dukungan nyata yang telah di berikan para pemuda ketika itu ia sebagai Camat Lingga selian pembangunan lapangan bola SMRS juga pembangunan Tugu Meriam yang berdekatan dengan lapangan Hangtuah atau bekas Kantor Camat Lingga masa itu. Pembangunan tugu ketika itu dilakukan para pemuda yang di koordinir dan dimotori Ramlan Hitam dan Khairul Basyar (Long Li).

    Bidang keagamaan, Ishak juga melaksanakan pelatihan berzanji yang di bimbing Bapak H. Abdul Gani Agar selama dua tahun di Masjid Jami Sultan Lingga sedangkan pembinaan bidang keagamaan oleh Bapak H. Zarkasih yang di datangkan dari Dabo Singkep setiap Minggu.

    Ketika ia masih dipercaya sebagai Camat Lingga ia bersama tokoh masyarakat yakni Raja Ryan, Hasan Basri dan lain-lain dan pemuda ketika itu Lazuardi dan Huzuan melakukan pergantian nama jalan yang ada di Daik.

    Camat Lingga Ir. Muhammad Ishak dan Istri.

    Ia sangat berkeinginan sekali nama-nama para Sultan, Kerajaan, Situs Sejarah dan pembesar kerajaan serta tokoh yang telah berjasa di Lingga di abadikan untuk fasum. Karena itulah, ada nama Jalan Datuk Laksamana sebelumnya Jalan Merdeka, Lapangan Bola SMES, Jalan Sultan Abdurrahman (jalan ke Tanjung Buton sebelumnya Jalan Bahari)

    Bersama Said Agusmarli ketika itu masih anggota DPRD Kabupaten Kepri, mereka melobi petinggi Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Tanjungpinang supaya berkenan membuka BRI di Kecamatan Lingga, dan butuh waktu lebih kurang 3 tahun baru pihak BRI membuka unit di Daik dengan memanfaatkan bangunan bekas Kacabdis.

    Tahu. 2001 – 2002, penginapan juga tidak ada di Daik kecuali penginapan Pak Tani dan bangunan bekas Kantor Camat yang ketika itu di sulap menjadi Mess Pemda, oleh karena itu Ishak mendorong para pengusaha seperti Pak Acuang di Daik supaya membangun Hotel dan penginapan agar para tamu dan wisatawan yang datang mudah bermalam di Daik. Ishak juga menyumbang memberi nama penginapan tersebut Lingga Pesona, ia bersyukur sampai hari ini menjadi Hotel Lingga Pesona dan tetap eksis.

    Belum cukup sampai di situ, Ishak terus berfikir, karena merasa Wilayah Kecamatan Lingga saat itu sangat luas dan dirasakan sekali lambat dalam memberi pelayanan dan pembangunan berjalan lamban, atas dukungan masyarakat Desa Suara maka diusulkan pemekaran Kecamatan Lingga Utara tahun 2003 supaya berpisah dengan kecamatan induk. Dan Ishak bersyukur usulan tersebut disetujui Bupati Kepri kala itu dijabat Pak Ansar Ahmad.

    Waktu masih di Camat Lingga, setiap tahun berbagi perlombaan dan kegiatan dalam rangka HUT Kemerdekaan RI dan hari besar Islam tetap dilaksanakan. Mulai dari pertandingan bola kaki, dan permainan rakyat tidak pernah absen setiap tahunnya.

    Untuk pencarian dana kegiatan ketika itu, ia bersama panitia kecamatan bahkan pernah mereka membuat gerakan seribu rupiah, begitu pula setiap lebaran Idul Fitri, bersama kepala desa dan masyarakat ia membuat kegiatan halal bihalal dengan menu semua makanan tradisional yang disuguhkan merupakan sumbangan masyarakat.

    Demi kemajuan Kecamatan Lingga ketika itu, Ishak bersama Kepala Kacabdis, Pengawas Kepala Sekolah, dan para guru, mereka bangun koordinasi untuk pembinaan seni dan olahraga. Ia mengaku kerjasama mereka ketika itu berjalan sangat baik, setiap ada kegiatan Porseni Kecamatan Lingga setiap tahun menjadi juara umum.(mrs)