Disdik Batam akan Berlakukan Belajar Tatap Muka di Awal Tahun, Namun Ada Syaratnya

    spot_img

    Baca juga

    Jaksa Batam Ajari Camat dan Lurah di Batuaji Cara Menghindari Masalah Hukum

    BATAM, POSMETRO: Untuk meminimalisir pelanggaran hukum di lingkungan Kecamatan...

    BP Batam – Lions Club Indonesia Kolaborasi Hijaukan Waduk Sei Ladi

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Badan...

    Bottor Erikson Pardede: Harta Pengusaha Singapura Dikuasai Orang Kepercayaan dengan Melawan Hukum

    BATAM, POSMETRO: Sekelumit masalah dihadapi Dewi, termasuk harta peninggalan...

    Saldo Rekening Pengusaha Singapur Lenyap Rp 8,9 Miliar, Sidangnya Alot di PN Batam

    BATAM, PM: Orangnya sudah meninggal dunia pada pertengahan 2021...

    Sekdaprov Kepri Terima Audiensi TIM PKDN Sespimti Polri, Sambut Indonesia Emas 2045

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad diwakili Sekretaris...
    spot_img

    Share

    Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan. Foto: cnk

    BATAM, POSMETRO.CO: Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Hendri Arulan mengatakan, akan mengundang pihak sekolah di Batam untuk membahas persiapan belajar tatap muka. Jika disetujui, belajar tatap muka di kelas akan dimulai pada awal semester genap nanti, yaitu awal tahun.

    “Dari pertemuan nanti, hasilnya akan kita laporkan kepada pimpinan (Walikota Batam),” ucap Hendri kepada POSMETRO.CO, belum lama ini.

    Hendri menyebut, wacana belajar tatap muka ada syarat khusus yang harus disiapkan oleh sekolah. Di antaranya, menyiapkan daftar pemeriksaan Covid-19 bagi siswa, kebersihan sarana fasilitas sekolah, hingga pembatasan jumlah siswa di kelas.

    “Jadi untuk siswa SD dan SMP, maksimal di kelas 18 orang saja. Kalau sekolah TK maksimal 5 orang. Teknisnya nanti di sekolah,” ucap Hendri.

    Selain itu, pihaknya juga membatasi jam belajar siswa, karena saat ini banyak sekolah negeri yang sudah menerapkan shift belajar di sekolah dan meniadakan kegiatan olahraga di lapangan.

    “Artinya waktu belajar juga pendek, dari jam 8 sampai jam 11 misalnya, kemudian jam 1 sampai jam 3, atau pagi dibuat 2 shift tak masalah, tergantung kemampuan dan keberadaan guru disekolah masing-masing,” jelas Hendri.

    Untuk menghindari kerumunan, Disdik Kota Batam juga melarang kantin sekolah untuk berjualan.

    “Kegiatan ekstrakurikuler yang bisa bersentuhan juga tidak ada, jadi anak datang ke sekolah belajar, tidak ada waktu istirahat, selesai belajar pulang,” pintanya.

    Syarat khsusu lainnya, Disdik akan memantau siswa dan transportasi yang digunakan untuk berangkat ke sekolah.
    Bahkan, Hendri meminta jika siswa berangkat dengan menggunakan transportasi umum, agar melakukan kegiatan belajar di rumah saja.

    “Kalau siswa menggunakan transportsi umum inikan beresiko, ini bisa kita arahkan mereka tetap belajar di rumah, jadi kunci terakhir tetap izin komite sekolah dan harus persetujuan orang tua, tidak diwajibkan,” katanya lagi.

    Kemudian, untuk sekolah yang sudah menerapkan shift pagi-sore, pihaknya akan mengatur jadwal belajar di sekolah.

    “Bisa saja belajar dua hari di sekolah dan dua hari belajar di rumah. Kita atur seperti itu,” tambahnya.

    Hendri meminta, agar orang tua siswa membekali anaknya dengan masker dan hand sanitizer, meskipun pihak sekolah juga menyediakan masker dan hand sanitizer, namun hal tersebut sifatnya hanya sebagai pengganti saja.

    “Jadi masker anak yang rusak atau basah ketika di sekolah diganti,” harapnya.

    Diakui Hendri, sebenarnya sejak rencana dibukanya belajar tatap muka di sekolah, seluruh sekolah di Batam sudah siap pada Sepetember lalu. Tapi status Batam masih berada di zona merah.

    “Setelah ada perubahan Surat Keputusan Bersama (SKB) Kementerian, syarat sekolah buka harus dapat izin dari Kepala Daerah dan Ketua Gugus Tugas Covid-19 setempat,” tutupnya.(cnk)