2021, Dinkes Batam Dapat Kucuran Anggaran Rp 241 Miliar

    spot_img

    Baca juga

    BP Batam – Lions Club Indonesia Kolaborasi Hijaukan Waduk Sei Ladi

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Badan...

    Bottor Erikson Pardede: Harta Pengusaha Singapura Dikuasai Orang Kepercayaan dengan Melawan Hukum

    BATAM, POSMETRO: Sekelumit masalah dihadapi Dewi, termasuk harta peninggalan...

    Saldo Rekening Pengusaha Singapur Lenyap Rp 8,9 Miliar, Sidangnya Alot di PN Batam

    BATAM, PM: Orangnya sudah meninggal dunia pada pertengahan 2021...

    Sekdaprov Kepri Terima Audiensi TIM PKDN Sespimti Polri, Sambut Indonesia Emas 2045

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad diwakili Sekretaris...
    spot_img

    Share

    Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi. Foto: dok

    BATAM, POSMETRO.CO: Mendapatkan kucuran anggaran Rp 241 miliar untuk tahun 2021 mendatang, Dinas Kesehatan Kota Batam fokus menggunakan dana tersebut untuk pembelian obat, dan alat kesehatan kebutuhan penanganan Covid-19.

    Hal ini diutarakan Didi Kusmarjadi, Kepala Dinkes Kota Batam, Selasa (1/12). Anggaran tersebut merupakan 10 persen dari total APBD 2021 yang baru saja disahkan DPRD dan Pemko Batam.

    “Proyek fisik tidak ada, jadi hanya untuk gaji, obat-obatan dan kebutuhan penanganan Covid-19. Seperti rapid test, APD dan lainnya,” beber Didi.

    Mengenai pengadaan laboratorium untuk pengecekan hasil swab, Didi menyebutkan pengadaan berada di RSUD Embung Fatimah. Hal ini sesuai dengan arahan Pjs Gubernur Kepri, Bahtiar Baharuddin. Di mana pengadaan laboratorium di Batam harus ada.

    “Besarnya anggaran, RSUD yang tahu detailnya. Kalau menurut Pjs Gubernur kemarin butuh Rp 5 miliar. Kalau, Dinkes fokus pengadaan peralatan. Jadi, kami bagi-bagi untuk penanganan Covid-19 ini,” ujar Ketua Bidang Kesehatan Tim Gugus Tugas Covid-19 Kota Batam.

    Sementara, pengadaan vaksin yang rencananya akan didistribusikan tahun depan, kata dokter spesialis kandungan ini, semua anggaran dan tempat penyimpanan berasal dari APBN, dan tidak dianggarkan di daerah.

    “Kalau itu semua dari pusat. Termasuk perlengkapan untuk penyimpan vaksin. Karena itu khusus, harus bisa menyimpan dengan suhu di bawah 70 derajat. Pusat yang bantu kalau tidak sesuai nanti vaksin bisa rusak selama dalam proses penyimpanan,” terangnya.

    Sedangkan sasaran vaksin, kata Didi, yang utama adalah tenaga medis, pelayanan publik seperti petugas di bandara, Damkar, petugas polisi, dan penerima BPJS yang dibiayai dari pusat. Sedangkan sisanya vaksin mandiri dengan biaya sendiri.

    “Ada 34 juta untuk penerima prioritas, sedangkan 74 juta lainnya mandiri. Namun kami masih menunggu juknis dari pusat,” imbuhnya.

    Mengenai persiapan semua sudah berjalan, tim sudah berjalan. Petugas nanti akan melibatkan puskesmas, rumah sakit dan klinik.

    Pemerintah menyatakan bahwa awal 2021 vaksinasi untuk vaksin Covid-19
    akan mulai dilakukan. Karenanya, pemerintah sudah menyiapkan berbagai aspek untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19. Sejumlah kesiapan yang dimaksud adalah penyediaan logistik hingga sumber daya manusia (SDM) yang terlibat dalam program vaksinasi.

    Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tercatat, persiapan
    prosedur untuk menjaga suhu vaksin atau cold chain juga sudah berjalan
    dengan baik. Cold chain ini bertujuan untuk menjaga kualitas maupun
    efektivitas vaksin. Bagaimana proses penyiapan vaksin, dari awal hingga melalui proses uji dan siap didistribusikan.(hbb)