Diskusi Bareng Kepala BNN Kota Batam; Cari Pemimpin yang Juga Peduli Penanganan Narkoba

    spot_img

    Baca juga

    Jadi Tersangka, Pj Walikota Tanjungpinang, Terancam Hukuman 8 Tahun Penjara

    BINTAN, POSMETRO: Ditetapkannya Penjabat Walikota Tanjungpinang, Hasan, sebagai tersangka,...

    KONI Kepri Siapkan Atletnya Menuju PON Aceh-Sumut

    KEPRI, POSMETRO: Pelaksanaan PON Aceh-Sumut akan dilangsungkan dari 8-20...

    3 Buaya Terpantau Tim Gabungan Saat Penyisiran Sungai

    BATAM, POSMETRO.CO : Tim gabungan Polri, TNI, Balai Konservasi...

    Selama Mudik Lebaran, Bandara Internasional Batam Layani 1.741 Penerbangan

    BATAM, POSMETRO.CO : PT Bandara Internasional Batam (BIB) mencatat...

    Progres Rempang Eco-City, BP Batam: Listrik dan Air Sudah Mulai Masuk

    BATAM, POSMETRO: Progres pengerjaan bangunan empat rumah contoh untuk...
    spot_img

    Share

    Kepala BNN Kota Batam AKBP Heryanto, SE, CBC. Foto: dok

    BATAM, POSMETRO.CO: “Generasi muda harus membuka pikiran dan menambah pengetahuan tentang narkoba. Harus hidup lebih sehat dengan dudaya yang baik. Jadilah generasi pemimpinan yang siap melanjutkan estafet kepemimpinan agar Batam lebih maju.”

    Rangkaian pesan ini disampaikan oleh Kepala BNN Kota Batam AKBP Heryanto, SE, CBC. Dalam diskusi rutin program Metro Forum yang digelar posmetro, berdiskusi banyak soal peredaran barang-barang terlarang tersebut. Kedatangnanya disambut langsung Direktur POSMETRO, Haryanto. Bersama sejumlah tim manajerial dan awak redaksi diskusi yang berlangsung, Senin (23/11) siang itu berjalan santai.

    “Narkoba tidak menjanjikan hal yang baik. Banyak ruginya. Apa yang ditawarkan pengedar dan bandar hanya kebohongan besar. Hanya untuk kepentingan mereka saja,” ujarnya.

    Dijelaskan Heryanto, dalam peredaran narkotika Batam dijadikan salah satu daerah transit. Beberapa kali pengungkapan dilakukan BNN. Dari segi geografis, posisinya sangat strategis, khususnya Malayasia. Banyak pengedar yang menyuplai dari negara itu.

    “Sedangkan Indonesia dijadikan sasaran pemasaran. Melihat dari jumlah penduduk yang tinggi, tingkat ekonomi yang bagus. Permintaan juga tinggi,” Heryanto menjelaskan.

    Untuk mengatasi ini, memang pelaksanaan pemberantasan terus dilaksanakan. Tapi tidak bisa mengharapkan menekan peredarannya. Harus ada edukasi pada generasi muda dan pekerja di industri.

    “Agar menyadari bahaya narkoba. Ini pemberantasan dan edukasi harus berjalan seiring. Kami yakin permintaan akan menurun. Jika mesyarakat melihat bahaya narkoba sangat merugikan,” paparnya, menambahkan.

    Tak sedar melakukan pemberantasan dan juga edukasi soal peredaran barang haram ini. Pihak BNN juga melakukan rehabilitasi. Masyarakat yang sudah terlanjur jadi pengguna, mereka sukarela datang diobati secara gratis.

    “Dari BNN membiayai semua rehabilitasi, melalui proses assesmen. Artinya sudah banyak strategi yang sudah dilakukan untuk memberantas peredaran barang haram ini,” katanya.

    BNN berupaya terus, bagaimana generasi muda bisa terhindar. Memang banyak tantangan. Karena ada juga oknum yang berperan disana. “Makanya kita bicarkan juga antar lembaga,” ucapnya.

    Upaya-upaya lain juga terus dilakukan. Pemberdayaan mayasaraykat, penyuluhan, pembentukan relawan masyarkat. Bahkan juga menggerakan preekonomian masyarakat untuk UKM. Ini dilakukan agar masyarakat tidak mudah diiming-imingi dengan keuntungan bisnis haram ini.

    Dan perlu juga diketahui oleh masyarakt, dijelaskan Heryanto, untuk rehabilitasi tidak ada syarat. Tergantung kondisi para pasien.

    “Makanya ada assesmen. Daftar, lalu diassesmen. Kemudian dilihat berat ringan atau sedang masalahnya. Syukur di Kepri ada tempat rehabilitasi. Di belakang kantor BNN Porvinsi. Masih ada 100 lebih tempat untuk pecandu yang bersedia direhabilitasi. Jadi kalau ada rekan keluarga yang pecandu. Silahkan dianjurkan datang,” paparnya.

    Heryanto juga menegaskan, para pecandu yang minta direhabilitasi dijamin tidak akan diproses hukum. Keculi jika nama dia tersangkut dalam jaringan peredaran narkoba. Lalu diproses sejauh mana keterlibatannya.

    “Jadi menentukan pemakai ini masuk direhab atau ditahan, itu melalui assesmen. Ada tim assesmen. Bermacam yang dilewati diinterview, secara psikologis, gaya hidup, keluarga. dan macam-macam. Sebenarnya tim assemen tidak hanya dari BNN, dokter, psikologo, jaksa, dari kepolisian. Jadi hasil analisa bersama yang memutuskan,” imbuhnya.

    Keterlibatan predaran dan pemakaian barang terlarang ini memang cukup menghawatirkan. Dijelaskan Heryanto, korban di Batam sudah sampai pada pelajar.

    “Saya juga meminta bantuan semua kalangan. Bahkan juga Walikota, untuk bersama mengatasi masalah narkooba di Batam ini. Saling berkerja sama untuk mengedukasi dan juga memberantas peredaran narkoba,” ujarnya.

    Salah satu upaya dengan membentuk relawan seluruh kepala sekolah di Batam.

    “Mengedukasi mereka. Tanggal 25 November akan kita berikan pin kepada kepala sekolah seluruh kota Batam di HUT PGRI,” tuturnya.

    Sentuh kepala sekoalah, untuk bisa mengedukasi guru dan kemudian guru juga mengedukasi kepada muridnya.

    Dan perlu diingat, BNN tak hanya mengedukasi pemakaian obat-obatan terlarang sejenis, sabu-sabu, ganja dan narkotika.

    “Karena nakroba ini tidak hanya itu. Tapi penyalahgunaan obat-obatan, seperti penggunaan obat-obatan apotik yang berlebihan. Ini yang banyak terjadi di kalangan pelajar,” katanya.

    Untuk ini, BNN menurut Heryanto juga sudah meminta dari KPU untuk dalam debat para paslon yang akan bertarung menuju kursi kepemimpinan di Batam untuk juga membahas masalah penangan narkoba.

    “Kita mengusulkan untuk menjadi bahan bahasan dalam debat para calon untuk menanyakan pengetahuan mereka soal narkotika dan sejauh mana program kedepan untuk generasi penerus kedepan. Artinya, jangan cuma pembangunan infrastruktur terus, tapi SDM perlu dibangun. Ini harus berimbang,” paparnya.(*/red)