Cari Solusi Ancaman Abrasi di Pulau Mensemut, BPBD Lingga Turun ke Lokasi

    spot_img

    Baca juga

    Kunjungan Kapal ke Pelabuhan Batam Meningkat 9 Persen di Triwulan I Tahun 2024

    BATAM, POSMETRO: Badan Usaha Pelabuhan Badan Pengusahaan (BP) Batam...

    Semarak Nan Meriah, MTQH ke XIII Bintan Resmi Dimulai

    BINTAN, POSMETRO: Musabaqah Tilawatil Qur'an dan Hadits (MTQH) ke...

    Cara Diam Kapolda Kepri dalam Menyalurkan Bantuan 

    BERBUAT diam-diam, diam-diam berbuat. Itulah yang dilakukan Kapolda Kepri...

    Marlin Agustina Dukung Penuh Pengembangan SDM Unggul di Kota Batam

    BATAM, POSMETRO.CO : Wakil Gubernur Kepri, Hj Marlin Agustina...
    spot_img

    Share

    Abrasi di Pantai Pulau Mensemut sudah mendekati rumah warga. Foto: mrs

    LINGGA, POSMETRO.CO: Plt Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lingga dan staf didampingi Ketua Yayasan Kajang Lingga, datang untuk melihat abrasi yang mengancam pulau yang dihuni Suku Komunitas Adat Terpencil Desa Penaah Kecamatan Senayang, Rabu (18/11).

    BPBD dan rombongan dijemput warga Mensemut dari Pelabuhan Centeng dengan menggunakan pompong menuju pulau yang dihuni oleh Suku KAT yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut Pulau Mensemut.

    Di Mensemut, Plt Kepala BPBD Lingga Oktanius Wirsal disambut Ketua RT, Enggot dan masyarakat, keluhan mereka tentang abrasi di sampaikan dengan harapan ada langkah penanganan dari BPBD.

    “Dari tahun-tahun sebelumnya, tahun ini abrasi sangat parah. Bapak lihat sendiri tongkat rumah saya hanya tinggal sejengkal lagi dari ancaman abrasi,” kata Enggot.

    Sebelum terjadi abrasi, area tersebut menjadi tempat bermain anak-anak dan beberapa rumah yang berhadapan langsung dengan rumahnya. Dulu jarak rumahnya dengan bibir pantai kurang lebih 30 meter, lama kelamaan kian mengancam.

    “Kami minta bagaimana solusinya, sementara kami memang tinggal di menatap di sini, apa lagi mata pencarian kami lebih baik sebab ikan masih banyak,” tuturnya.

    Menurutnya, kalau mereka dipindahkan ke pulau lain, mereka tidak bisa menjamin kebutuhannya sehari-hari yang di kerjakan secara tradisional, apa lagi di Mensemut sudah ada mushalla dan sekolah kelas jauh buat anak-anak.

    “Kami memohon pada pemerintah untuk mencari solusi, supaya dapat menjawab ke bimbingan kami yang bermukim di sini,” harapnya.

    Dari juga warga Mensemut juga mengaku, hampir 35 tahun mereka mendiami Pulau Mensemut, dan setiap tahun terjadi abrasi tapi tidak separah tahun ini.

    “Kami tetap ingin bertahan di pulau ini yang sudah banyak memberikan kami kehidupan dalam memenuhi kebutuhan hidup,” ucapnya.

    Ketua Yayasan Kajang Densi Diaz berharap apa yang menjadi keinginan warga Mensemut dapat dipenuhi pemerintah daerah dalam hal ini BPBD Lingga.

    “Walupun sudah memasuki musim Utara, kami berharap warga Mensemut berhati-hati, mengingat gelombang laut sangat tinggi,” pesan Densi.

    Plt Kepala BPBD Kabupaten Lingga, Oktanius Wirsal ketika dikonfirmasi mengaku, kedatangan BPBD beserta staf atas perintah Pjs Bupati Lingga dan Sekda Lingga untuk melihat langsung kondisi abrasi yang terjadi di Pulau Mensemut seperti yang di sampaikan Yayasan Kajang.

    “Kalau dilihat, kondisi abrasi sangat merisaukan masyarakat Mensemut, apa lagi ketika musim angin Selatan, pengikisan bibir pantai kian parah. Pantauan kami di lapangan, tersisa satu jengkal lagi abrasi sampai ke tingkat rumah warga,” ungkap Okta, Kamis (19/11).

    “Hasil pantauan di lokasi, Okta mendapatkan solusi dengan cara membangun pemecah gelombang sepanjang 200 meter sekarang ini di bibir pantai,” ujarnya.

    Dia juga meminta pihak desa membuat surat pernyataan yang di tanda tangani aparatur Desa Penaah dan Camat Senayang dan akan menjadi bahan di sampaikan pada pimpinan dan OPD teknis dalam suatu forum rapat, dan melibatkan pihak desa, camat dan stakehalder.

    “Dari hasil forum rapat itu nanti, kita juga akan menyampaikan permasalahan ini ke pusat, dengan harapan pemecah gelombang di Mensemut dapat ditanggulangi,” imbuhnya.

    Okta menghimbau pada seluruh masyarakat Pulau Mensemut supaya tidak ada lagi membangun rumah di tepi pantai, termasuk wilayah lain yang rawan abrasi dan fenomena alam lainnya.

    Dalam kesempatan itu pula, BPBD Lingga juga membagikan masker dan mengedukasi masyarakat Pulau Mensemut agar selalu menjaga kebersihan lingkungan, mencuci tangan, menggunakan masker jika keluar dari pulau agar terhindar dari wabah penyakit.(mrs)