Wapres Ma’ruf Amin Luncurkan State of Islamic Economy Report 2020/2021

    spot_img

    Baca juga

    Jadi Tersangka, Pj Walikota Tanjungpinang, Terancam Hukuman 8 Tahun Penjara

    BINTAN, POSMETRO: Ditetapkannya Penjabat Walikota Tanjungpinang, Hasan, sebagai tersangka,...

    KONI Kepri Siapkan Atletnya Menuju PON Aceh-Sumut

    KEPRI, POSMETRO: Pelaksanaan PON Aceh-Sumut akan dilangsungkan dari 8-20...

    3 Buaya Terpantau Tim Gabungan Saat Penyisiran Sungai

    BATAM, POSMETRO.CO : Tim gabungan Polri, TNI, Balai Konservasi...

    Selama Mudik Lebaran, Bandara Internasional Batam Layani 1.741 Penerbangan

    BATAM, POSMETRO.CO : PT Bandara Internasional Batam (BIB) mencatat...

    Progres Rempang Eco-City, BP Batam: Listrik dan Air Sudah Mulai Masuk

    BATAM, POSMETRO: Progres pengerjaan bangunan empat rumah contoh untuk...
    spot_img

    Share

    JAKARTA, POSMETRO.CO : Launching State of Islamic Economy Report 2020/2021, dilaksanakan di Jakarta, 17 November 2020, terkait Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) kembali menggelar peluncuran State Islamic Economy Report 2020/2021.

    Laporan yang dibuat oleh Lembaga research Dinar Standard tahun ini istimewa. Mengingat Kondisi pandemic global telah menggeser kenormalan baru.

    Keistimewaan tersebut tidak hanya terkait konten laporan yang diluncurkannya, tetapi juga bagaimana prosesi peluncuran ini dilakukan. Pada tahun sebelumnya, peluncuran laporan Ini dilakukan dalam prosesi pertemuan antara Lembaga reset dan pengguna hasil riset.

    Namun kali ini peluncuran dilakukan secara hybrid dan Konsekutif. Hybrid dimaksudkan merupakan kegiatan memadukan pertemuan maya dan pertemuan nyata.

    Pertemuan maya yang sekarang ini telah terbiasa kita lakukan secara virtual online, menjadi istimewa karena secara maya kegiatan ini dilakukan di 11 negara secara berurutan (consecutive).

    Diluncurkan di negara tempat research ini dilakukan di UEA pada Senin, 16 November 2020, Indonesia menjadi negara pertama penerima peluncuran report.

    Pada hari Selasa, 17 November 2020, Malaysia, Rabu 18 November 2020, Maroko 19 November 2020, Spanyol, Senin 23 November 2020, Nigeria 25 November 2020, India 26 November 2020, Singapore 2 Desember 2020, London 15 November 2020, Turki 23 Desember dan Jepang 26 Januari 2021.

    Sementara pertemuan nyata (Offline) di Jakarta dilaksanakan pada hari Selasa, 17 November 2020 bertempat di Hotel Raffles, Kuningan Jakarta.

    Dalam pertemuan yang masih mengedepankan kepatuhan protocol Kesehatan dalam masa pandemik, akan menghadirkan 30 pimpinan dan lembaga penggerak ekonomi Islam Indonesia.

    Seperti MUI, KNEKS, MES, IAEI, NU, Muhammadiyah, Universitas-universitas terkemuka di Indonesia telah memilih konsentrasi penjurusan keilmuan Ekonomi dan Bisnis Syariah, Seperti IPB, Unpad, IAIN seluruh Indonesia dan Kampus-kampus Universitas terkemuka lainnya.

    Selanjutnya pelaku ekonomi halal dari sejumlah sektor halal berkembang seperti
    makanan dan minuman, modest fashion, farmasi, kosmetik, Pariwisata, Media dan rekreasi akan bergabung dalam acara. Ditargetkan kehadiran peserta pada event maya mencapai 1.000 peserta.

    Selain Peserta-peserta hybrid dari 11 negara lainnya. Keistimewaan lainnya dihadirkan pada peluncuran Global Islamic Economy Report 2020/2021 dilaksanakan di Indonesia, adalah kesediaan Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia KH.Ma’ruf Amin.

    Hal ini menandakan keseriusan Indonesia untuk mendedikasikan pengembangan ekonomi halal. Bukan saja untuk berkembang di Indonesia, tetapi bercita-cita menjadi pemimpin ekonomi halal dunia.

    Keberadaan Indonesia dalam kancah perekonomian global seperti menjadi satu-satunya negara di Kawasan Asia Tenggara
    masuk dalam kelompok negara G-20. Sehingga tidak menutup kemungkinan, Indonesia akan
    menjadi ranking teratas besar negara pemimpin perekonomian islam global.

    Di tahun sebelumnya Indonesia berada di peringkat 5 karena posisi Indonesia lebih
    sebagai negara konsumen. Namun dengan keseriusan pemerintah Indonesia, menjadi
    kemungkinan dan menjadi semangat bersama untuk Indonesia menjadi negara produsen
    produk halal terbesar dunia, sehingga menjadi negara yang memimpin perekonomian islam
    dunia.

    Bonus demografi muslim bukan hanya berperan dalam fungsi konsumsi, tetapi juga
    berperan dalam fungsi produksi.
    Tahun ini pencapaian besar Indonesia akan diumumkan oleh Dinar Standard.

    Proses Panjang penelitiannya ini didanai oleh Dubai Islamic Economy Development
    (DIEDC) yang berdiri di tahun 2013, dan merupakan Lembaga pemerintahan UEA yang telah memimpin transformasi pembangunan perekonomian Dubai.

    Lembaga setingkat kementerian ini memiliki tanggung jawab dalam menentukan investasi pembangunan Dubai, UEA dan penentu kebijakan pembangunan perekonomian Islam dunia.

    Untuk itu CEODIEDC H.E Abdulla Muhammad Al Awaar, juga memastikan kehadirannya dalam
    peluncuran report prestasi Indonesia kepada Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H
    Ma’ruf Amin.

    Dalam pernyataanya, Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center, Sapta Nirwandar
    menyatakan bahwa “setiap tahunnya IHLC berkolaborasi dengan DinarStandard untuk
    meluncurkan report terpercaya dalam ekonomi islam.

    Menginagt laporan inilah yang menjadi rujukan dan menjadi masukan dan usulan untuk pembuatan kebijakan pengembangan ekonomi Islam di Indonesia”.

    Apa dan bagaimana arah pembangunan bisa dilakukan. Untuk itu dalam rangkaian
    peluncuran ini akan dihadirkan laporan Best Practice Indonesia dalam pengembangan
    sector-sektor potensial berkembang majunya perekonomian Islam.

    Seperti Sektor Keuangan, Link saja yang merupakan perusahaan keuangan berbasis teknologi (Fintek) siap untuk berbagi kisah suksesnya.

    Dilanjutkan dengan upaya Bank Rakyat Indonesia dalam menaik kelaskan mtra-mitra UMKM binaannya, untuk maju dalam pentas produk berkualitas skala global.

    Tidak ketinggalan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Indonesia merupakan sektor yang dapat menjadi penggerak perekonomian Islam Indonesia siap tampil di panggung Internasional.

    Didukung dengan potensi makanan halal nya
    dapat menjadi alasan wisatawan muslim berkunjung ke Indonesia, serta surga belanja
    modest fashion yang telah dirajai oleh Indonesia.

    Selanjutnya Sapta Nirwandar, Chairman Indonesia Halal Lifestyle akan memandu
    acara Report Talks yang dihadiri sejumlah pakar ekonomi Islam diantarnya Gunawan Yasni, Munifah Syahwani dan Irfan Syauqi Beik di tempat peluncuran nyata (offline,yang bertempat di Hotel Raffles Kuningan Jakarta, yang telah dipilih Raja Salman menjadi hotel selama kunjungan kenegaraannya beberapa tahun lalu.

    Dalam point-point penting tindak lanjut Indonesia dapat lakukan bersama berdasarkan dari hasil capaian dilaporkan dalam State of Islamic Economy.***