Tito: Ayo Lockdown Mulut Kita dengan Memakai Masker

    spot_img

    Baca juga

    BP Batam – Lions Club Indonesia Kolaborasi Hijaukan Waduk Sei Ladi

    BATAM, POSMETRO: Badan Pengusahaan Batam (BP Batam) melalui Badan...

    Bottor Erikson Pardede: Harta Pengusaha Singapura Dikuasai Orang Kepercayaan dengan Melawan Hukum

    BATAM, POSMETRO: Sekelumit masalah dihadapi Dewi, termasuk harta peninggalan...

    Saldo Rekening Pengusaha Singapur Lenyap Rp 8,9 Miliar, Sidangnya Alot di PN Batam

    BATAM, PM: Orangnya sudah meninggal dunia pada pertengahan 2021...

    Sekdaprov Kepri Terima Audiensi TIM PKDN Sespimti Polri, Sambut Indonesia Emas 2045

    KEPRI, POSMETRO: Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad diwakili Sekretaris...
    spot_img

    Share

    Menteri Dalam Negeri RI, Muhammad Tito Karnavian. Foto: ist

    BATAM, POSMETRO.CO: Sejak Mei lalu, pemerintah pusat membentuk Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dalam mengendalikan penyebaran virus. Bahkan, 3M seperti menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan diterapkan.

    Hal ini disampaikan Muhammad Tito Karnavian, Menteri Dalam Negeri, RI saat kunjungan kerja di Batam, Selasa (10/11). Ia menuturkan bahwa pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan seperti pemberlakuan lockdown, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan aturan lainnya. Dampaknya, pada penggerakan ekonomi menurun. Permintaan barang sekunder seperti rumah, properti, mobil berkurang.

    “Karena masyarakat lebih mengutamakan kebutuhan primer. Ini sangat berdampak terhadap ekonomi,” tuturnya.

    Menurutnya, kecepatan Covid-19 menyebar membuat dalam waktu 4 bulan virus ini menyebar ke seluruh dunia. Untuk antisipasi pencegahan protokol kesehatan mulai diberlakukan.

    “Gunakan masker, karena bisa menghentikan droplet, aerosol, dan sentuhan di tangan. Penggunaan masker penting sekali. Kalau kita tidak bisa lockdown daerah kita. Ayo, lockdown mulut kita dengan penggunaan masker,” tegas Tito.

    Tito mengingatkan penggunaan masker harus benar dan disiplin. Penutup mulut ini harus disosialisasikan disemua elemen. Tidak semua masyarakat mengerti masker untuk apa dan bagaimana menggunakannya.

    “Ada sebagian masyarakat yang tidak punya masker. Harusnya ada kebijakan pemerintah untuk memberikan bantuan. Menggerakkan kemampuan orang yang punya untuk membantu yang membutuhkan,” beber dia.

    Tito menambahkan berdasarkan hasil survei dan penelitian, penggunaan masker yang benar bisa menekan kurva penyebaran hingga 60 persen. Penggunaan masker merupakan yang utama untuk menekan penyebaran. Lanjutnya, mencuci tangan sesering mungkin, terutama ketika berada dan menggunakan fasilitas umum.

    “Jadi cuci tangan dengan baik dan benar. Gunakan masker dengan benar, lindungi diri dari Covid-19 dan orang sekitar,” pesan suami Tri Tito Karnavian.

    Di sisi lain jaga jarak, untuk menerapkan ini perlu ada intervensi publik. Untuk itu perlu ada peraturan daerah (Perda). Tito menyebutkan di Sumatera Barat ada kurungan selama tiga hari, sampai saat ini sudah ada empat daerah yang sudah punya Perda.

    “Perkada tak bisa dijadikan landasan, yang tak pakai masker bisa dikenakan sanksi hukum. Jadi harus ada sebenarnya,” tegasnya.

    Berikutnya langkah pencegahan adalah testing tracing, dan treatmen seperti kapasitas kesehatan seperti ketersediaan mesin PCR, tenaga medis, dan obat-obatan. Pemerintah daerah perlu ada anggaran untuk penangan covid seperti tracing, testing dan treatment.

    “Banyak pemerintah daerah yang kasih bansos, namun ploting untuk pengadaan lab atau mendukung penanganan medis tidak ada,” ujarnya.

    Terpisah, Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Tri Tito Karnavian mendatangi beberapa rumah warga untuk mensosialisasikan protokol kesehatan. Seiring itu, juga memastikan kondisi lansia, ibu hamil, balita dan disabilitas terlayani dengan baik selama pandemi Covid-19.

    Setiap tiba di rumah warga, Tri selalu menanyakan bagaimana pelayanan kesehatan yang diberikan Posyandu setempat. Begitu juga dengan kegiatan PKK yang dirasakan.

    Saat ada lansia yang dijumpai menderita radang tulang hingga kedua jari tangannya bengkok tak berfungsi lagi, Tri meminta langsung Ketua TP PKK setempat untuk membimbing dan membantu warga tersebut.

    Begitu juga saat Tri berjumpa beberapa orang ibu yang telah memiliki anak empat hingga lima orang anak. Tri langsung memanggil Ketua TP PKK Nongsa untuk melakukan edukasi agar bisa mengatur kelahiran.

    Beberapa nasehat dan informasi singkat juga diberikan Tri langsung saat mendatangi rumah-rumah warga tersebut. Terutama saat berjumpa lansia. Selain menanyakan pelayanan kesehatan yang mereka dapatkan, Tri juga mengingatkan para lansia untuk ketat menerapkan protokol kesehatan terhadap diri sendiri. Boleh melakukan kegiatan di luar rumah, tetapi tidak melepas masker sedetik pun saat interaksi, menjaga jarak, rajin mencuci tangan dan mengkonsumsi makanan bergizi.

    “Di masa pandemi ini, lansia memang menjadi perhatian utama TP PKK seluruh Indonesia. Lansia sangat rentan terpapar Covid-19 ini. Begitu juga dengan ibu hamil karena kondisinya yang lemah. Anak-anak Balita harus dipastikan ketercukupan gizi biar tidak terjadi stunting. Dan para disabilitas,” ucap Tri.(hbb)